#05

24 5 1
                                    

-selamat membaca-

"Berapa semua biayanya?"

"Biaya? Gue ga perlu duit lo."

"Jadi?"

"Sini id line lo."

Kana dan lelaki berseragam putih abu-abu ini sedang duduk dibangku yang sedikit jauh dari arah Cafe tadi. Mereka duduk berhadapan.

Kana mengerutkan dahinya. "Buruan!" sentak lelaki itu.

"Maaf, saya lebih memilih ngeluarin biaya sebesar apapun." tolak Kana mentah-mentah.

"Haha, songong abis. Gue ngga bakal segan ngelaporin ini ke kepala sekolah. Gimana Kana?" katanya sambil tersenyum menang.

Kana tersentak. Bagaimana lelaki ini mengenal namanya? Benar yang dikatakan Bio, ia sudah diteror oleh lelaki ini.

"Kalau memang benar kamu itu seorang lelaki, tidak perlu repot-repot melakukan itu. Kamu benar-benar seorang lelaki tidak?" tanya Kana tak kalah sarkas.

"Haha, drama lo. Buruan aja kenapa sih?!"

Kana yang sudah geram dengan tingkah lelaki ini memutuskan untuk bangkit dari bangkunya dan menatap lelaki ini dengan tajam.

Mengeluarkan dompet dari tas selempangnya. Dan meninggalkan beberapa uang berwarna merah diatas meja.

"Urusan kita selesai. Jangan pikir saya terlalu murah untuk bisa kamu dapat id saya. Permisi."

Kana meninggalkan lelaki itu yang tak kunjung kedip. Salut sekali, ada yang menolaknya begitu.

Dan Kana berjalan menuju arah Cafe masih mengingat siapa lelaki itu. Tercetak jelas nama lelaki itu di name tag baju seragamnya.

Namanya Alvis.

•••

"Bio!"

Kana terus mengetuk pintu kamar Bio yang tak kunjung Bio buka. Kana mendengus kesal. Ia tahu, Bio pasti sibuk dengan mainannya.

"Bio, buka dong pintunya."

"Ih, Bio!"

"Kamu ngapain sih didalem? Bi!" Tangan Kana tak berhenti mengetuk pintu kamar Bio ini.

"Bio, plis." mohon Kana yang sudah lelah mengetuk bahkan tangan kanannya sudah memerah.

"Bi--"

Ceklek..

"Loh, Kana? Kenapa? Kok tangannya merah gini? Abis ngapain, Ka? Muka lo juga udah mirip kayak kulit badak." cerocos Bio didepan Kana.

Kana menolak bahu Bio dengan tubuhnya, kemudian ia masuk ke dalam kamar Bio tanpa izin.

"AAAAKKK!"

"Astagfirullah, lo ngeliat sempak gue?!"

"KAMU ABIS NGAPAIN BIO?!" teriak Kana sambil menutup kedua matanya dengan tangannya.

"Eh! Jangan mikir macem-macem lo. Gue abis mandi ya! Lo sih asal masuk aja!"

"BERESIN! NOW!"

"Bantuin dong, Nyonya."

"OGAH! BURUAN,"

Plak!

Kana memukul punggung Bio dengan keras.

"Sakit, Monyet."

Kana menghadapkan dirinya ke belakang mengarah pintu kamar Bio. Ia membelakangi Bio yang sedang membereskan emm maaf sensor.

TRYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang