With Me 03

57 4 0
                                    

Entah mengapa kata yang tadi disusun menghilang begitu saja. Ya Allah, alangkah indahnya ciptaanmu ini-gumam Ale dalam hati. Orang di depannya mengernyitkan dahi dan memandangnya aneh, tangan orang itu melambaikan tangannya di depan wajah Ale dan seketika Ale tersadar dari lamunannya.

Ale menatap tangannya yang masih dipegang oleh orang itu, sepersekian detik Ale melepaskan tangannya kasar dan menatap tajam orang didepannya, mengabaikan bahwa tadi dia sempat mengaguminnya.

"Apa!" bentak Ale, orang di depannya bingung dengan maksud Ale.


"Ngapain lo nahan gue? Lo nggak lihat gue mau ke toliet? Ooh atau jangan-jangan lo mau minta nomor gue? Sorry gue nggak kenal sama lo, jadi gue nggak bakal kasih nomor gue ke orang yang nggak gue kenal." ujar Ale panjang, orang itu menaikan satu alisnya kemudian menatap Ale sinis, kemudian menoyor dahi Ale dengan satu jarinya.

Ale melotot ke arahnya. "Gue minta nomor lo? Nggak penting, gue cuman mau nolongin lo dari rasa malu" ujar orang itu santai.

"Maksud lo?" tanya Ale, orang itu kemudian menunjuk ke tembok disebelah pintu, Ale mengikuti arah telunjuk tersebut kemudian mematung membaca tulisan "Toilet cowok", dalam hati Ale merutuki kecerobohannya dan bisa dipastikan, wajah Ale sekarang sudah memerah, semerah kepiting rebus.

Ale malu, sangat malu sama orang di depannya dan dia langsung pergi begitu saja dari tempat itu, melupakan tujuannya tadi ke toilet. Yang penting sekarang adalah, Ale ingin cepat menghilang dari hadapan orang ini.


"Cewek aneh" kata orang itu.

❄☃️❄

Ale berlari ke arah kakaknya dan langsung menarik tangannya, Zack yang mendapat tarikan tiba-tiba kaget, tadinya ingin melawan tapi setelah melihat pelakunya adiknya, dia hanya mengikutinya.

S

etelah sampai di depan mobil, mereka sama-sama mengatur nafasnya karena olahraga dadakan mereka ini.

"Kenapa sih dek lari-lari gitu" tanya Zack setelah mengatur nafasnya


Ale masih mengatur nafasnya, beberapa menit kemudian Ale menceritakan semua kejadian yang membuatnya malu setengah mati.

Zack melongo mendengar cerita adiknya setelah itu dia tertawa sampai memegangi perutnya.


Ale cemberut "Udah deh bang ketawanya, bukain nih pintunya" kata Ale sewot. Zack kemudian membuka kunci di mobilnya masih dengan sisa tawanya.

"Eh dek, seganteng apa sih dia sampai-sampai kamu terpesona gitu?" Ujar Zack dengan nada geli. "Apa deh bang, nggak usah di bahas lagi bisa kan?" Ujar Ale dan menatap Zack yang sedang menyetir dengan tajam.

"Ya lagian kamu masuk toilet nggak lihat-lihat, salah sendiri lah. Pakai ngira dia mau minta nomor hp kamu lagi, dih padahal nggak penting juga dia punya nomor kamu. Tapi dek.."


"Giovan Zack Pradipta!" potong Ale dengan penuh penekanan, dan Zack tau kalau Ale menyebutkan namanya dengan lengkap tanpa embel-embel 'abang' berati Ale sudah sangat kesel. Zack diam dan fokus menatap ke arah jalan.

❄☃️❄

Saat sampai rumah, Ale langsung duduk di tengah-tengah ayah dan bundanya, kemudian menyembunyikan wajahnya di leher bundanya.



Bunda kaget dengan tingkah laku Ale ini, begitu juga ayah dan juga Rafa. Zack masuk dan duduk di sebelah Rafa.


"Adekmu kenapa bang?" tanya bunda mengelus kepala Ale.

Zack tertawa membuat ayah, bunda dan Rafa bingung, sedangkan Ale mengeratkan pelukannya pada bunda setelah memberi tatapan peringatan pada Zack, tapi Zack pura-pura tidak melihat Ale.

"Jadi gini bun.." dan mengalirlah ceritan itu, mereka tertawa mendengar cerita dari Zack barusan.


"Bundaa" rengek Ale, "Lain kali jangan ceroboh gitu dek, malu-maluin tau nggak" kata Rafa geli.


"Untung kamu belum masuk dek, kalau udah ya ampun bunda nggak bisa bayangin" sambung bunda.

"Sudah-sudah, Ale nya jangan digoda terus, kasian" Ayah memang pengertian.


"Ale mau ke kamar aja" kata Ale lesu.

❄☃️❄

"Lo kenapa dah Le, dari tadi ngelamun terus" ujar Bila berbisik karena pelajaran sedang berlangsung. "Gue nggak papa" kemudian memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi.


"Kalau nggak papa, kenapa dari tadi ngelamun terus? Apa ada masalah?" tanya Bila lagi karena tidak puas dengan jawaban Ale barusan.


"Nanti gue ceritain saat istirahat" ujar Ale, Bila mengangguk.


Mereka kembali memperhatikan guru di depan.



Saat berjalan ke kantin, Ale tiba-tiba ingat kalau uang sakunya tertinggal di rumah karena tadi buru-buru. "Anterin gue ke kelas abang dong, uang saku gue ketinggal di rumah" kata Ale kepada dua sabahatnya.

Bila dan Rachel saling pandang kemudian mengangguk "Ayoklah sekalian cuci mata" kata Rachel "Iyaa, katanya kak Lendra udah masuk sekolah lagi" lanjut Bila dengan girang, "Kak Lendra?" tanya Ale bingung.


Rachel dan Bila menangguk "Iya, jadi dia itu termasuk most wanted sekolah kita, agak bad boy sih orangnya, dan asal lo tau, dia itu satu geng sama abang lo" ujar Bila semangat, dan Ale menganggukan kepala paham.

"Nah ini kelas abang lo" kata Rachel setelah mereka sampai di depan kelas Zack.


Ale mengedarkan pandangan ke seluruh kelas, tapi ia tidak melihat Zack, yang dia lihat hanya kumpulam cowok-cowok.

"Nyari siapa dek?" tanya cewek yang baru saja keluar dari kelas.


"Saya nyari Zack kak" kata Ale, cewek itu menatap ale dengan kening berkerut, "Sebentar, kakak panggilin" setelah mengatakan itu cewek itu berlalu dan di gantikan oleh gerombolan cowok-cowok yang berjalan mendekat ke arah mereka.

Ale mematung melihat orang yang berjalan di samping abangnya, setelah mereka sampai di hadapan Ale dkk, Ale terlihat gelisah Rachel yang menyadari sikap Ale berubah menyenggol lengan Ale.


"Lo kenapa?" tanya Rachel berbisik, Ale menggelengkan kepala dan sedikit senyum.

"Kenapa dek?" tanya Zack kemudian.


"Em.. anu bang" jawab ale gugup, Shit kenapa gua jadi gugup gini sih- gerutu Ale dalam hati.


Zack menatap adiknya dengan alis terangkat, nggak biasanya Ale kek gini- kata Zack dalam hati.

Sedangkan cowok di sebelah Zack, sedari tadi terus memperhatikan Ale, memastikan sesuatu.


"Dek, kamu mau apa?" tanya Zack lagi karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Ale, Ale mendongak menatap Zack mendengar pertanyaan dari Zack barusan.

"Ale mau.."


"Bentar, lo yang waktu itu di mall kan? Yang salah masuk toilet?" potong cowok di sebelah Zack.


Ale menunduk dan memejamkan matanya menahan malu, sedangkan Zack dan yang lainnya menatap bingung Ale dan cowok itu bergantian.

.


.


.


.


.


Hello, i'm back😄


Maaf typo masih bertebaran dimana-mana. Dan juga maaf kalau kalian gagal paham sama yang aku sampein.


Buat yang udah nyempetin baca, terimakasih.


Jangan lupa buat vote dan comment.


Salam


Vivin penulis amatir


.


Sampai jumpa di part selanjutnya😘


Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang