With Me 07

41 2 0
                                    

Happy reading and hope you like this chapter😉
.
.

“Bang, itu kakak yang aku maksud tadi” ujar Aulia sembari mengguncang lengan abangnya, tatapannya tidak beralih se-senti pun dari orang itu.

“Mana?” kemudian Lendra mengikuti arah pandang Aulia. Seketika tubuhnya menegang melihat orang yang di maksud adiknya adalah orang yang selama ini mendiami pikirannya.
“Ale” gumam Lendra

“Kakak, kak Ale sini” teriak Aulia sembari melambaikan tangannya. Ale yang merasa dirinya di panggil mengedarkan pandangaj ke sekeliling dan mendapati gadis kecil bersama seseorang yang tampak familiar.

Ale tersenyum kemudian melangkahkan kakinya ke meja Aulia, pandangannya bertemu dengan orang di depan Aulia, dan ternyata itu Lendra. “Hai, kenapa manggil kakak cantik?” tanya Ale dengan sedikit menunduk mensejajarkan tingginya dengan Aulia.

“Kakak mau makan kan? Kita barengan aja makannya lagian aku lihat kakak juga sendiri” ujar Aulia, Ale menatap Lendra meminta persetujuan darinya, Lendra yang mengetahui maksud Ale pun menganggukkan kepalanya.
“Oke, kakak akan makan disini bareng kamu” ujar Ale kemudian mencubit pipi Aulia gemas.
Ale mengambil tempat duduk di sebelah Lendra, karena kursi di sebelah Aulia di pakai anak itu buat menaruh tas dan buku yang tadi dia beli.

“Kakak mau pesan apa? Kita udah pesan barusan” Ale menganggukkan kepalanya sembari tersenyum, kemudian memanggil salah satu waiters disana. Tidak berapa lama kemudian, seorang waiters datang dan mencatat pesanan Ale.

“Kakak satu sekolah sama bang Lendra?” tanya Aulia
“Iya kami satu sekolah” jawab Ale
“Nama lengkap kakak siapa?” tanya Aulia
“Alesea Chelsea” Aulia menatap jahil abangnya, ternyata dugaannya benar kalau yang di hadapannya ini adalah Ale yang disukai abangnya
“Woaah, abang jadi ini toh” ujar Aulia terkekeh, Lendra merasa firasatnya tiba-tiba nggak enak “Kak Ale, jadi tadi itu pas aku masuk kamarnya abang, aku dengar abang lagi hmmmppt” belum sempat melanjutkan perkataannya, Lendra sudah membekap mulut adiknya serta memberi tatapan tajamnya, Lea kaget melihat perlakuan Lendra kepada adiknya.

“Ya Allah kak, udah lepasin kasian Lia” ujar Ale sedikit panik melihat raut wajah Lia yang sudah memerah seperti hampir kehabisa nafas, Lendra melepaskan bekapannya pada mulut Aulia, “Huft, abang apaan sih” ujar Aulia kesal “Kamu yang apaan, jangan bilang yang aneh-aneh makanya” jawab Lendra, Aulia mencebikkan bibirnya kemudian menyandarkan tubuhnya kebelakang.

“Lain kali jangan gitu kak Al kasian Lia, orang mau ngomong juga tapi malah di bekap mulutnya” ujar Ale halus sembari menatap Aulia yang nampak kesal karena ulah Lendra barusan, sedangkan Lendra, dia sedikit gugup mendengar Ale memanggilnya Al, Lendra hanya berdeham untuk menutupi kegugupannya, kemudian memainkan ponselnya.

“Lia, kenapa? Kesal ya sama abang?” tanya Ale
“Enggak kok kak, Lia cuman laper aja” jawab Lia dengan cengirannya
“Bentar lagi juga datang pesanannya” ujar Ale sembari terkekeh geli, mereka bercerita sampai seorang waiters mengintrupsi percakapan mereka
“Mbak mas, ini pesanannya selamat menikmati” ujar sang waiters “Terimakasih” ujar Ale sembari tersenyum ramah.

Ale dan Aulia menatap makanan tersebut dengan penuh minat, “Selamat makan” ujar Lia semangat kemudian mulai menyatap pesanannya, begitu juga Ale.

Ale melihat ke arah samping tempat Lendra duduk, dia masih memainkan ponselnya entah apa yang sedang dia lakukan sampai tidak sadar kalau pesanan mereka sudah datang
“Kak Al” panggil Ale, Lendra yang merasa dirinya di panggil menoleh ke arah sampingnya, kemudian mengangkat sebelah alisnya.
“Kakak nggak makan?” tanya Ale, Lendra menatap ke mejanya, gara-gara mereka nih gue jadi nggak peduli sekitar gini-ucap Lendra dalam hati, karena sedari tadi Lendra chattingan dengan ketiga sahabatnya yang kurang waras. Kemudian berdeham sebagai jawabannya dan mulai menyantap makanannya. Mereka makan dalam diam.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang