8

147 16 2
                                    

     "Aku ke sekolah naik taksi saja," kata Kendall ketika ia dan kakaknya sedang sarapan.
"Kurasa aku sudah cukup berani bepergian sendiri, aku tidak mungkin terus-terusan merepotkanmu," lanjutnya.
"Aku tidak merasa repot lagi pula aku tidak yakin dad akan setuju terlebih kakak-kakak perempuanmu."
"Tidak. Ini yang mereka inginkan, mereka ingin aku menjadi berani."
"Kau tak perlu menantang dirimu sendiri."
"Aku tidak." Kendall memperlihatkan wajah memohonnya membuat Brody tak bisa berbuat lebih.
"Hanya saat pulang sekolah," jawab Brody.
"Tidak apa," sahut Kendall senang.
Pertemuannya dengan Ariana dan obrolan panjang mereka sedikit banyak mempengaruhi Kendall. Dan sepertinya Kendall harus sering-sering bicara dengan Ariana, gadis itu memberi pengaruh positive kepadanya.

"Aku pernah membaca sebuah kalimat yang berbunyi sesuatu yang harus dilawan sebenarnya adalah diri sendiri. Jika kau merasa takut maka jangan salahkan kau yang penakut melainkan karena kau tidak pernah mencoba untuk berani."

Ucapan Ariana masih teriang di kepalanya dan dia bertekad untuk melakukannya. Kendall tidak ingin menjadi gadis yang penakut lagi.
***

        Jantung Harry mendadak berdegup dengan kuat saat melihat gadis yang disukainya memasuki kelas. Matanya tak berkedip menyaksikan cara gadis itu berjalan dengan wajah datarnya yang biasanya menunduk kali ini tampak lebih percaya diri, rambutnya yang tergerai dan sedikit berkibar membuat sosoknya menjadi begitu cantik di mata Harry. Harry tak sadar telah menahan nafas saat gadis itu menempati meja yang berada tepat di sampingnya.
Harry ingin menyapa sekedar mengucapkan selamat pagi namun mulutnya seperti terkunci. Memalukan, rutuknya pada diri sendiri. Dia bahkan tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya bahkan saat pertama kali bertemu dan bicara dengan Kendall pun ia tidak segugup ini. Mungkin memang benar, seseorang akan bertingkah bodoh di hadapan orang yang disukainya. Seharusnya Harry tak perlu sadar bahwa ia menyukai Kendall sehingga tidak bertingkah bodoh.
"Jangan tunjukkan bahwa kau masih perjaka dan belum pernah berkencan. Memalukan," bisik Louis bermaksud menggoda Harry.
Tangan Harry langsung mengepal, akhir-akhir ini teman-temannya begitu mudah memancing emosinya, rasanya ia ingin sekali menghajar mereka terutama Louis si biang usil.
"Katakan sesuatu padanya," bisik Louis lagi.
"Katakan sesuatu bodoh," ulangnya karena Harry hanya diam sambil mendorong-dorong kecil tubuh Harry.
"Apa-apaan kau ini," sengit Harry karena kesal.
Seperti mendapat ilham, senyum licik tiba-tiba muncul di wajah Louis saat melihat wajah kesal Harry. Louis mendorong tubuh Harry dengan kuat sehingga tubuh temannya itu terjerembab ke lantai.
"Ya Tuhan, kau tak apa?"
Louis tersenyum senang melihat reflek gadis itu, rencananya berhasil.
Louis sialan, geram Harry. Dia malu tapi sedikit senang saat gadis yang diincarnya menyentuhnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Kendall dengan mimik bingung.
"Bajingan itu mendorongku," ringis Harry masih belum bergerak dari posisinya. Kendall mendongak dan mendapati Louis tertawa jahil. Apanya yang lucu, pikirnya.
"Mari kubantu," kata Kendall sambil mengulurkan tangannya memegangi tubuh Harry. Harry tidak berpura-pura, dia butuh bantuan untuk berdiri karena pinggangnya benar-benar sakit. Sepertinya salah satu tulangnya ada yang patah.
Baru saja tubuhnya terangkat dari lantai tiba-tiba tubuhnya merasakan lantai lagi, lebih keras.
Arghhh! Sial!
"Apa yang kau lakukan. Sudah kubilang jangan berurusan dengannya. Ikut aku." Gigi Hadid yang tiba-tiba muncul menarik kasar Kendall saat gadis itu membantu Harry membuat pegangannya terlepas dan tubuh Harry kembali terjatuh. Dia membawa Kendall menjauh dari Harry dan pindah ke meja lain.
Terkutuklah kau pirang sialan, umpat Harry, kali ini ia dibantu Louis untuk berdiri.
"Jangan manja, aku tidak mendorongmu dengan kuat," ejek Louis.
"Jika tulangku patah, aku akan mematahkan tulangmu juga," ancam Harry namun Louis hanya terkekeh.

         "Aku hanya membantunya berdiri," bela Kendall saat sepupunya seperti sedang memarahinya.
"Dia memiliki teman yang bisa membantunya dan kalau kau tidak bodoh, itu hanya akal-akalan mereka saja untuk mendapat perhatianmu," sahut Gigi. Kendall terdiam, dia tidak akan pernah bisa melawan jika harus berdebat terlebih jika sudah menyangkut karakter dirinya. Kendall menoleh ke belakang, bersyukur karena Harry ada yang membantunya berdiri.
Melihat wajah kesal Harry membuat Kendall tersenyum kecil. Dia terlihat lucu.

Teen..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang