Pelajaran hari ini sangat membosankan. Sejak awal jam masuk sekolah semua guru tidak ada yang memasuki kelas untuk belajar karena sedang dilaksanakan workshop dan parahnya para murid tidak dipulangkan lebih awal jadilah mereka bosan, terutama Jaemin si anak rajin.
"Haechan, ayo keluar kelas aku bosan di sini terus." Ucap Jaemin.
"Kau tidak lihat ketua kelasmu ini sedang mengerjakan laporan keadaan kelas selama satu bulan ini dan harus diserahkan kepada wali kelas besok." Ucap Haechan yang membuat Jaemin menghela napas.
"Chenle-ya ayo-"
"Tidak bisa hyung aku sedang berjuang mengalahkan score Renjun-hyung." Chenle memotong perkataan Jaemin yang langsung menghela napas lagi lalu melirik ke arah Jungwoo yang sedang memperhatikannya dan Chenle dalam diam.
"Ehh aku sudah ada janji dengan Lucas." Ucap Jungwoo ketika menyadari arti lirikan Jaemin dan tak lama ia berpamitan karena Lucas sudah memanggilnya.
Jaemin akhirnya keluar kelas seorang diri setelah ia menghela napas, lagi.
"Aku harus kemana di sini terlalu ramai." Ucap Jaemin setelah sampai di halaman sekolah.
Kaki Jaemin akhirnya melangkah ke rooftop sekolah, tempat yang ia yakini sepi dan menyegarkan. Jaemin membuka pintu yang ada di ujung tangga lalu ia berjalan ke arah pinggir rooftop yang dilindungi pagar setinggi dada untuk melamun.
Setelah bosan melamun dan melihat pemandangan dari atas Jaemin kemudian memilih mengitari rooftop sekolahnya ini. Jaemin berhenti melangkah ketika mendengar bunyi kaleng-kaleng besi yang jatuh dari dalam gudang di rooftop ini, ia kembali mendekat karena penasaran walaupun takut.
"Brengsek!! Mark-hyung!!! ARGHHH!!!! Jaemin melihat Jeno yang berteriak sambil menendang tong-tong besi dengan brutal.
Jaemin mendekati Jeno dan memegang pundaknya. Jeno berbalik dan kaget begitu melihat Jaemin. Jaemin melihat Jeno yang penampilannya sangat berantakan bahkan wajahnya memerah marah dengan banyak keringat.
"Kau kenapa? Sedang apa kau disini?" Tanya Jaemin.
"Bukan urusanmu." Jawab Jeno dingin.
"Hei!! Tadi aku dengar kau mengumpat dan menyebut nama Mark-hyung lalu berteriak juga menendang tong-tong yang tidak bersalah ini." Ucap Jaemin
"Bukan aku"
"Jeno kalau kau ada masalah dengan Mark-hyung sebaiknya kau selesaikan baik-baik dia itu hyungmu. Aku yakin kalau kalian sedang bertengkar itu paling salahmu duluan mengingat Mark-hyung itu tidak pernah marah dan selalu tenang. Ohh iya dan kau harus tau kalo Mark-hyung itu sangat menyayangimu, aku juga lihat di kamarnya banyak sekali foto kalian berdua." Ucap Jaemin panjang.
"Kau tahu dari mana?" Tanya Jeno, karena sejujurnya ia tidak pernah memperhatikan kamar Mark.
"Tentu saja aku tahu saat dia membawaku ke kamarnya saat aku pingsan tempo hari ." Jawab Jaemin.
Setelah mendengar jawaban Jaemin Jeno melangkah ke pintu gudang lalu membukanya dengan membanting pintu itu.
"Hei!! Seharusnya kau bersyukur punya hyung seperti Mark-hyung, aku saja iri. Ucap Jaemin.
"Ada apa dengan anak itu? Apa aku salah bicara? Sepertinya tidak, mungkin ia sedang pms." Ucap Jaemin dalam hati tetapi kemudian ia kepikiran dengan Jeno.
"Ahh biarkanlah, lebih baik aku ke uks saja untuk tidur." Ucap Jaemin lagi lalu segera menuju ke UKS.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Love? | Nomin
FanfictionNa Jaemin, pemuda manis yang dikelilingi oleh banyak orang yang sayang padanya. Ia beruntung mempunyai keluarga dan sahabat yang sangat menyayanginya bahkan sahabat-sahabat kakaknya juga menyayangi Jaemin. Lee Jeno, pemuda tampan itu selalu merasa s...