Jaemin belum juga bisa tidur padahal ia sudah berusaha untuk tidur sejak tiga jam yang lalu. Jam dinding sudah menunjuk ke angka satu. Jaemin memutuskan untuk mengambil minum. Untung saja Bunda menyediakan minum di home teater, jadi Jaemin tidak perlu turun ke dapur. Jaemin pun keluar kamar dan menuju home teater. Ternyata Jaehyun dan teman-temannya tidur di home teater. Di sofa letter U ada Jaehyun, Mark dan Jeno sedangkan di karpet bawah ada Johnny dan Yuta. Jaemin berjalan memutar untuk mengambil air minum. Setelah gelasnya terisi penuh Jaemin duduk di senderan bagian ujung sofa sambil meminum airnya.
"Hmmmnnnn" suara dengkuran halus terdengar dan Jaemin tersentak saat sebuah tangan melingkar di pahanya. Jaemin melihat ke pahanya ternyata itu tangan Jeno. Seperti terhipnotis Jaemin memandangi muka yang terlihat rileks saat tidur. Jaemin jadi merasa ingin terus memandangi muka Jeno seperti ini, tetapi Jaemin langsung tersadar dan berusaha melepaskan tangan Jeno yang memeluk pahanya. Setelah tangannya sudah terlepas, Jaemin merasa ingin agar tangan Jeno kembali seperti tadi. Setelahnya Jaemin berlari ke kamar dengan jantung yang berdebar berkali-kali lipat.
****
Bunyi alarm membangunkan Jaemin dari tidur singkatnya. Bayangkan saja Jaemin baru bisa tertidur sekitar empat jam yang lalu. Jaemin membuka jendela kamar agar udara dan sinar matahari pagi masuk ke dalam kamarnya, ia bergegas ke kamar mandi untuk mencuci muka dan sikat gigi lalu langsung ke dapur karena cacing-cacing di perutnya sudah berdemo agar mendapat jatah sarapannya pagi ini. Pasti semua sudah menunggunya untuk sarapan seperti biasa. Ternyata Jaemin tidak bisa menemukan seorangpun di sini, hanya ada sebuah note kecil dari Bunda di pintu kulkas.
'Ayah sama Bunda ada urusan mendadak, kami pulang tiga hari lagi. Hati-hati di rumah. Love.'
Sehabis membaca note dari Bunda Jaemin membuka kulkas dan menemukan adonan pancake yang langsung dimasaknya, hanya memasak pancake mudahhh, batin Jaemin.
Jaemin memakan pancake dengan segelas jus jeruk menghadap ke halaman belakang rumah. Mengingat peristiwa semalam saat ada sebuah tangan yang memeluk pahanya tanpa sadar membuat Jaemin menyunggingkan senyuman di bibinya.
"Nana Bunda sama Ayah mana?" Tanya Jaehyun.
"Pergi tiga hari hyung, tuh notenya"
"Tolong bikinin hyung sama anak-anak sarapan dong."
"Anak-anak siapa?"
"Anak hyung sama Taeyongie." Kata Jaehyun asal.
"Hah? hyung udah punya anak?" Tanya Jaemin dengan bodohnya.
"Hehehe maksud hyung temen-temen hyung nana, hyung cuma bercanda. Bisa ditebas hyung sama ayah kalo beneran." Ucap Jaehyun.
"Lagian hyung bercandanya gitu." Sahut Jaemin kesal.
"Maafin hyung deh."
"Yaudah nana bikinin sarapannya."
"Oke makasih nana" Ucap Jaehyun dan langsung berjalan lagi ke lantai atas.
Jaemin pun langsung memasak pancake untuk sarapan Jaehyun dan sahabat-sahabatnya.
"Good morning! Jaemin lagi apa?" Sapa Mark yang baru memasuki dapur.
"Pagi Hyung, e... ini lagi bikin sarapan." Ucap Jaemin gugup sambil menengok ke arah Mark dan ternyata dia persis ada di belakang Jaemin sehingga posisinya seperti sedang memeluk Jaemin dari belakang, Jaemin merasakan waktu saat ini sedang berhenti sejenak.
"Ekhemm.." Dehaman seseorang menyadarkan Jaemin dan Mark dari moment indah ini.
"Masih pagi woy." Lanjut Johnny."Tau nih masih pagi juga udah pelak-peluk aja." Ucap Jaehyun.
"Aduh aduhh mojoknya di dapur ngeri euyy." Ucap Yuta sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Rame banget, ada apa sih?" Tanya Jeno ketika baru sampai dapur sambil menepuk bahu Yuta.
"Eh Jen, lihat hyungmu masih pagi sudah pacaran." Jawab Yuta asal. Jeno hanya mengangguk dan langsung duduk di kursi makan. Jaemin menengok ke arah Jeno, dia sedang bertopang dagu sambil memperhatikan ke arah Jaemin dan Mark dengan tatapan tajam.
Sepertinya sahabat Jaehyun yang lain menyadari kalau Jaemin sudah lama mengagumi Mark. Baik, pintar, jago main alat musik, suaranya bagus, ganteng, lucu, seru, siapa sih yang tidak mengidamkan tipe seperti Mark untuk dijadikan pacarnya?
Jaemin baru menyadari jika posisinya dengan Mark masih seperti tadi. Jaemin pun bergerak memutar, bukannya terbebas dari posisi ini kening Jaemin malah mengenai dagu Mark.
"Di ingetin malah tambah parah." Ucap Yuta.
"Jaehyun mau dong dipeluk sama dicium kayak gitu." Ucap Johnny dengan meniru suara perempuan yang dibuat-buat.
"Dihh ogah, aku bukan homo mending sama Taeyongie." Sahut Jaehyun jijik.
"Yeee sama aja kadal." Sahut Mark dan mereka pun tenggelam dalam gurauan, tetapi tidak dengan Jeno yang hanya diam memperhatikan ke arah Jaemin dan Mark. Ternyata sifatnya yang aneh di sekolah berbeda dengan sifatnya sekarang yang dingin ini, Jaemin menyadari itu.
"Jaemin-ah? Hyung bantuin ya." Ucap Mark.
"Gausah hyung kan gak bisa masak."
"Iya juga sih, Hyung bantuin yang lain deh." Ucap Mark sambil menggaruk kepalanya.
"Boleh deh, tolong ambilin piring sama sendoknya ya." Ucap Jaemin.
Pancake sudah siap dan sekarang Jaemin sedang menuangkan jus jeruk ke dalam gelas lalu membawanya ke meja makan. Jaemin duduk di antara Mark dan Yuta, sedangkan di depannya ada Jeno yang duduk di antara Jaehyun dan Johnny.
"Kamu gak makan?" Bisik Mark di telinga Jaemin.
"Tadi udah kok hyung."
"Itu kan tadi sebelum masak sekarang energinya pasti udah abis, makan lagi ya." Bisiknya lagi.
"Ya enggak lah hyung, lagi pula aku cuma bikin pancake bukan gali kubur."
"Sama aja kan intinya pake energi. Energi kamu tadi udah diserap sama monster-monster dapur." Candanya.
"Hahaha apasih hyung." Tanpa sadar tawa Jaemin meledak dan kini semua orang langsung menatapnya. Jaemin hanya nyengir dan Mark pun malah ikutan tertawa. "Upss.. sorry." Lanjut Jaemin.
"Buka mulut kamu sini aku suapin." Ucap Mark.
"Banyak orang hyung."
"Ayolah, mereka lagi pada sibuk sendiri." Benar saja Jaemin lihat Yuta sedang baca koran bola, Jaehyun dan Johnny sedang fokus dengan hp, sedangkan Jeno fokus dengan catatannya sambil memakai headseat.
Jaemin pun menerima suapan pancake dari Mark."Gantian dong." Ucap Mark.
"Gantian apanya?"
"Gantian kamu nyuapin aku."
"Gamau ah hyung."
"Mereka gak bakal ngeliat, kalaupun mereka liat aku gak keberatan kok." Jaeminpun menyuapi Mark dan setelahnya dia langsung senyam-senyum enggak jelas, Tuhan jangan sampai Markhyung melihat pipiku yang sudah memerah seperti kepiting rebus ini. Batin Jaemin
"Pipi kamu merah Jaeminie." Ucap Mark. Sekarang Jaemin merasa sangat malu. "Udah gak usah malu, aku suka itu kok." Lanjut Mark. Ingin rasanya Jaemin menghilang dari hadapan Mark.
Akhir-akhir ini Jaemin merasa senang, karena ia dan Mark sekarang menjadi lebih dekat. Jaemin berharap ke depannya agar lebih indah. Salah tidak sih kalau Jaemin mengaharapkan yang lebih dari sahabat Kakaknya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Or Love? | Nomin
Fiksi PenggemarNa Jaemin, pemuda manis yang dikelilingi oleh banyak orang yang sayang padanya. Ia beruntung mempunyai keluarga dan sahabat yang sangat menyayanginya bahkan sahabat-sahabat kakaknya juga menyayangi Jaemin. Lee Jeno, pemuda tampan itu selalu merasa s...