K

2.5K 281 3
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Semua siswa kini berhamburan keluar dari gerbang sekolah untuk menuju ke rumah masing-masing tapi tidak dengan Jaemin. Ia sedang berdiri di depan gerbang sekolah menunggu seseorang. Sudah 30 menit Jaemin menunggu namun sampai sekarang orang itu belum terlihat juga.

"Huh, Lama sekali, katanya hanya sebentar. Sebenarnya apa sih yang mereka berdua bicarakan?" Ucap Jaemin.

Jaemin sedang menunggu Jeno karena  mereka berdua akan ke rumah Jeno untuk berlatih gerakan dansa yang akan digunakan saat penilaian Mr.Yoon.

Saat ini ia berdiri menyender pada dinding di samping gerbang sekolah. Sudah beberapa kali Jaemin berpindah posisi, mulai dari duduk hingga berdiri namun belum datang juga.

Setelah menunggu beberapa saat sebuah mobil berhenti di depan Jaemin. Pintu mobil itu terbuka lalu Jeno turun menghampiri Jaemin.

"Cepat masuk, sebentar lagi sore." Ucap Jeno ketika sudah berada di depan Jeno.

"Kenapa lama sekali? Aku lelah menunggumu dari tadi." Ucap Jaemin kesal.

"Sudahlah yang terpenting aku sudah di sini. Ayo cepat."

"Dasar, tadi saja aku menunggumu lama sekarang minta cepat-cepat." Ucap Jaemin lalu berjalan ke mobil Jeno sambil menghentakkan kakinya lucu.

Jaemin membuka pintu penumpang bagian depan. Ia terkejut saat mendapati kursi itu tidak kosong. Ada seseorang yang sudah menempatinya.

"Tidak apa-apakan kalau Lami bersama kita? Ia juga ingin ke rumahku." Ucap Jeno.

Jaemin menoleh ke arah Jeno untuk meminta penjelasan.

"Hai Jaemin." Sapa Lami pada Jaemin yang masih bengong.

Jaemin dan Lami memang saling mengenal tetapi tidak terlalu dekat.

Senyuman dan anggukan kecil menjadi balasan dari Jaemin untuk sapaan Lami.

Jaemin menutup kembali pintu mobil sisi depan lalu membuka sisi belakang untuk ia duduki.

Sepanjang perjalanan Jaemin hanya mendengarkan Jeno dan Lami yang mengobrol. Ia dilupakan dan seolah tidak ada di antara mereka berdua.

Jarak dari sekolah ke rumah Jeno memang lumayan jauh ditambah lagi lalu lintas sedang padat sekali. Jaemin hanya memandang jalanan yang ramai dengan bosan, ia mengeluarkan ponselnya yang ternyata mati kehabisan baterai. Jaemin menyenderkan kepalanya dengan mata yang terpejam. Niatnya hanya ingin memejamkan mata sebentar tetapi malah tertidur lelap.

Pada awalnya Jeno tidak sepenuhnya mengabaikan Jaemin, sesekali ia melirik ke arah cermin yang mengarah kepada Jaemin. Tetapi lama-lama Jeno tenggelam dengan obrolannya bersama Lami.

Mobil Jeno sudah dekat dengan rumahnya. Jeno melepaskan sabuk pengamannya sesampainya di rumah lalu diikuti oleh Lami.

"Jeno lihat Jaemin sedang tertidur." Ucap Lami setelah menyadari keadaan Jaemin.

Jeno melihat ke arah Jaemin lalu tersenyum. Ia menoleh ke arah Lami.

"Kau masuk saja dulu seperti biasa, Mark-hyung ada di kamarnya." Ucap Jeno lalu setelahnya Lami turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam rumah Jeno.

Setelah Lami masuk ke dalam rumah Jeno turun dari mobil lalu membuka pintu penumpang belakang mobil, tempat Jaemin tertidur.

Jeno duduk di samping Jaemin yang masih tidur dengan kepala yang menyender ke jendela mobil.

"Lehermu bisa sakit kalau kau tidur seperti ini." Ucap Jeno.

Jeno membenarkan kepala Jaemin agar lebih nyaman. Memperhatikan wajah damai Jaemin yang sedang tidur membuat sudut bibirnya terangkat.

Brother Or Love? | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang