Nine

5.6K 583 18
                                        

Gadis itu bersembunyi di balik sebuah dinding koridor. Memunculkan kepalanya untuk menatap pada seorang pria yang tengah membuka kunci lokernya dan membuka pintu lokernya setelahnya ketika ia berhasil. Sesekali dirinya akan memperbaiki kacamata yang terpasang di wajahnya untuk lebih melihat dengan jelas pria disana.

Sementara sang pria tak mengetahui keberadaan gadis itu. Mengernyit karena mendapati sebuah kotak bekal dan secarik kertas di atasnya. Ia melirik ke sekitarnya, membuat gadis itu dengan cepat kembali untuk menyembunyikan dirinya agar tak ketahuan.

Sang pria memilih untuk mengambil kotak bekal itu. Mengambil kertas di atasnya dan membacanya.

"Selamat makan siang."

Ia mendecih. Memilih untuk membawa kotak bekal beserta dengan kertas itu bersamanya. Sementara sang gadis kini berusaha untuk menahan suara pekikan senangnya.

Tak sampai beberapa menit kebahagiaannya, gadis itu langsung memurungkan wajahnya tatkala melihat kotak bekal pemberiannya dibuang begitu saja oleh sang pria beserta kertas tulisannya. Berlalu begitu saja seolah tak terjadi apapun. Tak tahu jika ia baru saja menyakiti hati seorang gadis yang begitu lama telah menyukainya.

Tapi ia tak bisa untuk membencinya. Rasa cinta membutakan dirinya saat ini. Dan selanjutnya adalah ia memilih untuk keluar dari persembunyiannya. Menuju ke arah tempat sampah dan mengambil kotak bekalnya. Memilih membawanya bersamanya.

Tekadnya tak pernah berubah untuk membuat pria itu menyukainya. Malah rasa itu semakin besar dan ia yakin, suatu saat nanti, pria yang ia sukai itu akan menyukainya kembali.

Tidak. Ia tak akan menyerah begitu saja. Bahkan akan melalukan apapun agar sang pria mau menyukainya.

.

.

Jisoo terbangun karena cahaya matahari yang masuk melalui sela-sela jendela kamarnya dan menganggu tidurnya. Membuatnya membuka mata dan menyadari jika Taehyung tak ada disampingnya saat ini. Tergantikan dengan boneka yang diberikan Jennie padanya saat itu.

Ia memilih untuk beranjak dari berbaringnya. Tentunya setelah membereskan tempat tidur dan berlalu untuk mencari keberadaan sang suami.

Terdengar suara gaduh di area dapur sana, membuatnya dengan cepat kini melangkahkan kakinya menuju area dapur. Jisoo menghela napasnya setelah melihat bagaimana dapur begitu berantakan hanya karena seorang Kim Taehyung disana yang malah menyengir ketika tatapannya bertemu dengan Jisoo.

"Selamat pagi, sayang."

"Apa yang kau lakukan?"

"Hanya ingin membuatkan kau sarapan."

"Tapi, kau tidak bisa memasak, kan? Lihat apa yang kau lakukan sekarang."

Taehyung menatap sekelilingnya. Dan hanya mengendikkan bahunya sebagai responnya. Membuat Jisoo mendecak setelahnya dan kini berjalan mendekat pada pria itu.

Dan saat dirinya sudah berada dihadapannya, ia berjinjit untuk mempertemukan bibir keduanya. Hanya kecupan singkat dan menghasilkan sebuah senyuman di wajah keduanya.

"Cepat bersihkan dirimu. Biar aku yang membereskan kekacauanmu ini."

"Maaf."

"Sudahlah. Cepat sana."

Taehyung tersenyum. Mengambil sebuah ciuman lagi di bibir Jisoo sebelum beranjak. Sementara gadis itu hanya menghela napasnya kembali dan mulai melakukan pekerjaannya. Tentu saja membereskan kekacauan yang sudah Taehyung buat sebelumnya.

.

.

"Apa kau benar-benar tak apa jika kutinggal?"

Jisoo hanya mengangguk. Menyelesaikan pekerjaannya yang baru saja memasangkan sebuah dasi pada Taehyung.

Dear, LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang