Perpisahan

1.8K 31 3
                                    

"hei, kamu kemana saja? Daritadi aku nungguin" Tanya sahabatku yang bernama Karin

"tadi aku makan siang dulu" jawabku sambil menahan perut yang penuh dengan makan siang

"ooohhh ya sudah, ayo kita lanjutkan mainnya" sahut Karin.

Tidak lama saat aku & Karin sedang asyik bermain congklak, Rafly adiknya Karin datang menghampiri kami berdua.

"kak, aku mau ngomong sama kakak" kata Rafly

"ngomong apa?" sahut Karin penasaran

"kata bapak, sebentar lagi kita pindahan" jawab Rafly

"hah? Pindahan? kemana?" tanyaku memotong pembicaraan mereka

"ke Bengkulu" jawab Rafly dengan singkatnya

"ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan siang dulu" ajak Rafly ke Karin

"iya deh.. ehm.. Naura, aku pulang dulu ya aku mau makan siang" ujar Karin

"eh, iya deh aku juga mau pulang kalau gitu" sahutku tidak mau kalah.

Sesampainya dirumah aku langsung masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafly yang belum pasti tersebut, terlintas kembali ke pikiranku.

"Andai perkataan tersebut benar, tidak terbayang bagaimana perasaanku nanti" ucapku pada cermin yang menatapku datar

"sudahlah daripada aku memikirkan yang belum pasti lebih baik aku mendengarkan musik saja" ucapku kembali sambil beranjak mengambil HPku.

Tidak lama kemudian aku mendengar sebuah pembicaraan, yang aku tau suaranya sudah tidak asing lagi bagiku yaitu orang tuaku & orang tua Karin sahabatku. Aku mencoba mendekati pintu kamar untuk mendengarkan pembicaraan itu. Tidak lama tanganku keringat dingin, aku sudah mendapatkan inti pembicaraan ternyata benar apa yang dikatidakan Rafly pada Karin tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi.

Lemas sudah tubuhku setelah mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku & mengagetkanku yang sedang bingung itu

"Naura, kamu mengunci pintu kamarmu ya" Tanya ibu sambil mencoba membuka pintu

"enggak kok" jawabku dengan lemasnya

"kamu kenapa.. ayoo buka kamarmu!!" teriak ibu

"iya.. sebentar" sahutku sambil membuka pintu.

"ngapain kamu mengunci kamar?" Tanya ibu.

"gak papa kok bu... tadi aku memang lg duduk didepan pintu" jawabku sambil menoleh keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku.

"ya sudah, tadi orang tuanya Karin bilang kalau mereka ingin pindah bulan depan"

"iya, aku sudah tau" sahutku kembali ke tempatr tidurku.

"oh kamu tidak sedih kan?" Tanya ibu yang menghampiriku.

"..." tidak kujawab pertanyaan ibu.

"hm.. sudahlah tidak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu biar nanti malam bisa mengerjakan PR" ujar ibu sembari mengelus elus rambutku.

"iya..." jawabku singkat.

Esoknya tepat dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara ayam berkokok dan jam beker menjadi satu. Tetapi, aku tetap saja masih ingin ditempat tidur. Sampai-sampai ibuku memaksaku untuk tidak bermalas malasan.

"Naura, ayoo bangun.. perempuan gak baik bangun kesiangan" ujar ibu sambil melipat selimutku.

"sebentar dulu lah.. aku masih ngantuk" sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu.

SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang