++ Vote, WAJIB ++
++ Komen, gak maksa ya ++
*
*
*& CHAPTER 4 &
*
*
*
*
*"Kau bilang jalan-jalan." Hinata melepas helmnya dan menatap tidak percaya pada bangunan di depannya.
Lambang besar yang tercetak pada batu di tengah kolam kecil di depan beranda depan, jelas sekali menunjukkan bahwa ini adalah kediaman Uchiha.
"Ya. Kita jalan-jalan.. di rumahku. Ayo." Sasuke meraih tangan Hinata setelah memarkirkan motornya.
"Kenapa tidak bilang. Aku malu dengan penampilan seperti ini." Hinata mengeluh dan menahan langkahnya.
"Memangnya kenapa?" Sasuke tidak mau kalah. Ia tetap menarik Hinata agar gadis itu mau masuk ke dalam rumahnya.
Terjadi adegan tarik menarik untuk beberapa saat. Belum ada yang mau mengalah dengan keinginan masing-masing. Hinata yang ingin pulang dan Sasuke yang tetap memaksa masuk.
"Aku akan menggendongmu jika kau seperti ini terus-terusan." ancam Sasuke. Terlalu jengah dengan kekeras kepalaan Hinata.
Hinata diam. Masih tetap pada ketidakmauannya untuk memasuki rumah besar itu.
"Dasar batu." Sasuke menggeram dan langsung membopong Hinata di bahunya.
"Turunkan aku, hey!!" Hinata meronta dan memukuli punggung Sasuke. Ini keterlaluan. Sasuke benar-benar keterlaluan sekarang.
Tapi siapa peduli.
Sasuke terus melangkah dan berhenti setelah kakinya menginjak lantai teras depan rumah.
Beberapa maid yang melihat adegan itu hanya bisa menghela napas. Sasuke memang suka bertindak semaunya.
Tapi mereka tahu benar, majikan mereka tidak akan melakukan tindakan diluar batas-batas peraturan keluarga Uchiha.
"Sampai." Sasuke berujar sambil menurunkan Hinata.
"Aku mau pulang."
"Mau digendong sampai dalam?"
Sasuke sudah membungkuk dan siap akan menyampirkan tubuh Hinata di bahunya, tapi gagal karena gadis itu melangkah mundur. Menjauh.
"Sebenarnya apa maumu?"
"Aku bosan sendirian di rumah. Temani aku main game." jelas Sasuke.
"Aku tidak bisa main. Antarkan aku pulang."
Sasuke berdecak kesal. Ia meraih tubuh Hinata dan benar-benar menggendong Hinata hingga sampai ke kamarnya.
Jika memilih tetap adu mulut, Sasuke yakin ia tidak akan menang melawan Hinata.
Ia baru menurunkan tubuh Hinata setelah menutup dan mengunci pintu kamarnya.
Hinata tidak akan bisa kabur.
"Tunggu disini. Aku akan ambil makanan ringan dulu dibawah."
Hinata kira ini bisa jadi kesempatan bagus buatnya kabur. Tapi setelah mendengar bunyi pintu terkunci, harapannya pudar sudah.
Rasanya ia ingin menangis. Seumur hidupnya ia tidak pernah masuk ke dalam kamar laki-laki, kecuali kamar Neji. Apalagi hanya berdua.
Hinata rasa, pergaulan Sasuke benar-benar bebas. Sampai-sampai bisa memasukkan seorang perempuan ke dalam kamarnya. Dan membuatnya seperti tahanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [SasuHina]
FanfictionFollow dulu sebelum baca. √ End- Berpura-pura bukanlah keahlian Hinata. Tapi demi Naruto-sahabatnya, ia rela melakukannya. Berpura-pura mencintai Sasuke agar Sakura tidak salah faham. A SASUHINA FANFICTION BY HILDEGARDMOE pindah lapak dari akun paca...