++ Vote, WAJIB ++
++ Komen, Gak maksa ya ++:
:
:& CHAPTER 7 &
:
:
:
:
:Resiko buruk berdekatan dengan bungsu Uchiha tentu saja Hinata sudah menduganya sejak awal. Ia kira semua akan baik-baik saja karena hampir satu bulan mereka bersama, belum ada yang mampu mengganggunya.
Ia ingat Sasuke pernah bilang jika pemuda itu tidak akan membiarkannya tersakiti.
Tapi...
Ini adalah hari sialnya, mungkin.
Dua orang gadis yang Hinata tahu anak kelas XII.IPS itu menggeretnya hingga ke gudang penyimpanan alat olahraga yang sunyi. Mengunci pintunya lalu mendorong Hinata hingga jatuh.
"Ugh..." Hinata meringis sakit.
Biasanya lapangan indor itu ramai jika masih jam sekolah, tapi sepertinya para siswi kurang kerjaan itu sengaja menunggu hingga lapangan sepi di jam pulang sekolah.
"Apa menariknya dirimu, Hyuuga?"
Seseorang yang Hinata kenal dengan nama Aino itu mendorongnya hingga Hinata hampir tertidur di lantai.
Dan Miroku hanya bersedekap dada melihat bagaimana temannya memberi pelajaran untuk Hinata.
"Kau pakai guna-guna 'kan? Tidak mungkin Sasuke mau padamu jika kau tak pakai guna-guna." Aino berteriak marah dan menjambak rambut Hinata.
"Sa-sakit, senpai." Hinata meringis memegangi tangan Aino yang menjambak rambutnya.
"Sakit? Hahaha.. aku bahkan bisa melukaimu lebih dari ini." Aino jongkok mensejajarkan wajahnya dengan Hinata, "Dengar jalang. Kalau kau masih ingin aman, jauhi Sasuke."
Hinata diam. Sebenarnya ia juga ingin menjauhi Sasuke, ia punya alasan sendiri untuk itu. Tapi saat ini belum bisa.
Matanya sudah berkaca-kaca menahan sakit di kepalanya. Aino masih betah menarik rambutnya.
Plak
Kesal karena Hinata hanya diam, Aino memukul wajahnya, "Jawab. Kau tidak dengar yang barusan kukatakan, hah?" Aino kembali menjambak Hinata.
"Le-lepaskan, senpai." Hinata meringis. Air matanya sudah jatuh saat telapak tangan halus Aino menyentuh kulit pipinya.
Gadis berambut coklat itu tertawa sambil mengeluarkan sesuatu dari sakunya.
Sebuah pisau lipat mini.
Hinata dan Miroku sama-sama membelalak, terkejut dengan apa yang baru saja Aino keluarkan.
Hinata memundurkan tubuhnya menghindari Aino sejauh yang ia bisa.
"Aino, jangan keterlaluan." Miroku menahan bahu Aino agar tidak melanjutkan aksinya, "Bukan seperti ini rencana awalnya." katanya lagi. Sementara Hinata makin menangis karena ketakutan.
Tidak mengindahkan apa yang temannya katakan, Aino mengarahkan pisau tajam itu ke dekat pipi Hinata, "Kau mau ini?" suaranya menekan. "Tidak akan sakit, tenang saja."
"Aino.../ jangan..." Miroku dan Hinata sama berteriak.
"Sudah cukup gadis-gadis. Pertunjukannya sampai sini saja."
Suara dari arah pintu membuat ketiganya menoleh secara bersamaan. Terkejut.
Pertama yang terlihat hanya tangan bergelang tali rajutan yang menggenggam ponsel serta kunci yang terselip di jari tengahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Love [SasuHina]
FanfictionFollow dulu sebelum baca. √ End- Berpura-pura bukanlah keahlian Hinata. Tapi demi Naruto-sahabatnya, ia rela melakukannya. Berpura-pura mencintai Sasuke agar Sakura tidak salah faham. A SASUHINA FANFICTION BY HILDEGARDMOE pindah lapak dari akun paca...