6. Boo Opinion

32 8 54
                                    

Renjun tidak tahu apa yang harus diperbuat selain menonton kedua manusia di depannya. Si pelayan kedai ramen itu setelah melihat Sarah langsung memeluk wanita di kursi roda itu. Lalu mereka menangis dan sesekali pelayan itu mengecup pelan kening Sarah.

HEI! DIA SIAPA BERANI-BERANINYA MENCIUM SARAH?

Benarkah dia Jean? Yang selalu Sarah ceritakan? Aih, itu tidak mungkin! Bahkan Jean saja sudah meninggal sejak 9 bulan yang lalu!

Apa dia simpanan Sarah selama berpacaran dengan Jean? Lalu Jean dicampakkan begitu saja oleh Sarah? Tidak! Bahkan mereka sudah akan bertunangan saat Sarah bercerita tentang Jean. Lagipula jika pelayan itu Jean, lelaki itu tidak ada mirip-miripnya dengan Renjun.

Jika itu Jean, pasti sudah mirip dengannya. Secara, mereka adalah anak kembar yang terpisahkan dari orang tua mereka.

Renjun lagi-lagi memukul kepalanya, karena sinetron picisan itu kembali terngiang di pikirannya. Renjun tidak akan mengingat Jean lagi! Ia tidak peduli! Ia tidak mau sinetron itu terngiang terus menerus jika mengingat Jean.

"Loh kak Jean?"

"...."

"K-kau.. Tidak mungkin kak Jean bangkit kembali dari kubur kan?"

Renjun membolakan matanya, jadi pelayan itu menganggap ia manusia jadi-jadian? Begitu? Ia Renjun! Bukan Jean! Haruskah Renjun membuat selebaran kertas tentang perbedaannya dengan Jean lalu ditempel pada pohon-pohon bak promosi cagub 2018?

Hei, sok kenal sekali kau dengan Jean. Kau pikir kau siapa?

Jika saja Renjun tidak memiliki hati nurani, ia pasti sudah tertawa bahagia bak setan yang berhasil menghasut manusia. Melihat kepala pelayan di depannya dipukul oleh Sarah adalah suatu kebahagiaan tersendiri.

He? Berani sekali Sarah memukul pelayan itu?

"Davin, cepat minta maaf!"

Eh? Davin? Bukankah berarti ia--

"Iya kak." Pelayan di depannya melirik Renjun sedikit kesal. "Maaf kak Jean."

Lagi-lagi pelayan itu memanggil Renjun dengan Jean, "hei! Aku bukan Jean!"

"Kak, setahuku kak Jean tidak memiliki kembaran. Dia.. Hantu kak Jean kah?" Pelayan yang Renjun tahu bernama Davin itu sedikit berbisik pada Sarah namun sialnya masih terdengar oleh Renjun.

Renjun pasti tidak mau jika disamakan dengan anjing. Namun percayalah, setelah mendengar bisikan Davin pada Sarah, ia menggeram kesal.

"Panggil dia Dokter Jun. Dia bukan kembaran Jean, apalagi hantunya."

"Oh, hai DokterJun." Davin mengangkat tangannya dengan raut muka datar. Siapapun tolong, tolong tampar wajah menjengkelkan pelayan itu!

"Aku tidak perlu salam darimu, aku perlu ramen."

"Ok. Dokter Jun yang terhormat. Akan ku kabulkan permintaanmu!" Pelayan itu berkata setelah berbisik pada Sarah. Renjun tidak tahu apa yang dibisikkan oleh Davin. Namun, ia bisa menyimpulkan bahwa itu adalah kabar baik. Terlihat raut wajah Sarah yang tersenyum pada Davin, lalu diselingi usakan lembut olehnya.

Namun, raut wajah Davin saat melihat Renjun seperti raut wajah penuh ketidaksukaan. Sarah menyenggol lengan Renjun, membuat Renjun harus membatalkan rencananya untuk menatap tajam Davin balik.

"Maaf Jun. Dia adalah Davin, adikku. Maaf, sifatnya sedikit menjengkelkan."

Sedikit kepalamu itu! Itu namanya super duper menjengkelkan! Namun, karena Sarah sedang sakit, apa yang harus dilakukan selain memasang fake smile?

Only TemporaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang