10. Sacrifice

15 3 0
                                    


Kau tahu pasti kan? Jika kau berbohong sekali akan menghasilkan kebohongan yang lain?

______________________________________

Seharusnya setelah berpamitan dengan rekan-rekan kerjanya Renjun bisa bersantai ria 'kan? Namun ya...., seperti itu. Banyak ekspetasi yang berbeda dengan realita. Unit Gawat Darurat tiba-tiba penuh karena di suatu tempat telah terjadi kecelakaan beruntun.

Dalam divisi bagian Orthopaedi, disana terdapat tiga dokter spesialis, termasuk Renjun. Tetapi hari ini hanya ada dua dokter yang ada, ditambah residen baru di bagian yang sama. Satu dokter lainnya memang sedang izin cuti sejak beberapa minggu yang lalu karena ia baru saja menggelar acara pernikahannya. Ah, sudahlah tidak perlu dibahas. Kita kembali lagi pada Renjun yang ketar-ketir kesana kemari pada ruang operasi yang membutuhkan tenaga kerja dokter tulang.

See? Bagaimana ricuhnya rumah sakit ketika terjadi seperti ini karena kurangnya dokter, terutama bagian tulang.  Apalagi jika Renjun dipecat dari rumah sakit setelah ini. Ah, orang kaya memang tidak perlu diragukan lagi. Mungkin Kepala Rumah Sakit akan langsung turun tangan untuk mencari dokter tulang lainnya sebagai gantinya. Renjun cukup tahu diri haha.

Operasi terakhir telah selesai. Hanya tinggal menjahit kembali bagian yang sebelumnya diutak-atik oleh tim operasi tersebut agar kembali normal. Renjun membuka sarung tangannya yang bewarna merah karena darah yang telah mengering. Renjun mengerenyitkan dahi, rumah sakit terlihat sepi sekali. Bahkan beberapa waktu sebelumnya lebih bisa disebut pasar. Ramai sekali.

Ia mengedarkan pandangan pada tangannya yang dilingkari sebuah jam.

EH?

Ini tidak salah kan?

Ini pukul 4 pagi?!!!!!

Renjun berlari, masih menggunakan pakaian khas dokter untuk operasi. Berlari pada ruang inap Sarah. KARENA SEHARUSNYA SELESAI BERPAMITAN TADI IA LANGSUNG MEMBAWA SARAH PULANG!

Dan kemarin adalah hari terakhirnya bekerja di rumah sakit.

Jangan-jangan?

Ketua akan...., tidak, ini tidak akan terjadi kan?

Renjun membuka kasar pintu yang menjadi tujuannya saat ini. Ia mengedarkan pandangannya sebentar, lalu membola setelah tahu jika kamar yang biasa Sarah tempati sudah rapi!

Ia berlari kencang, apa benar suruhan Kepala Rumah Sakit sialan itu mengusir Sarah dengan tidak manusiawi? Bodoh sekali Renjun! Kau bahkan lupa dengan rencanamu membawa Sarah pulang sebelum di usir secara tidak terhormat. Bodoh! Kau bodoh, Renjun!

Tidak peduli dengan tatapan aneh yang dilayangkan untuknya, Renjun tetap berlari menuju bagian administrasi yang notabenenya dekat dengan lobby rumah sakit. Hingga bahunya menabrak bahu kokoh seseorang membuat dirinya jatuh dengan keras dengan lantai rumah sakit.

Orang itu menggeram, hendak memukul Renjun sebelum seseorang di sebelahnya mengangkat tangannya tanda tidak perlu dilanjutkan. Renjun membolakan matanya kembali. Berdiri dengan cepat lalu menarik baju orang yang ditabraknya tadi; pengawal Kepala RS.

“Kau kemanakan Sarah, sialan?” Persetan dengan tata kramanya, orang di depannya ini jauh tidak memiliki tata krama. Bahkan rasa kemanusiaan.

Tidak peduli dengan pengawal kepala yang mempunyai badan berkali-kali lipat lebih besar darinya. Renjun masih kokoh dengan keberaniannya dengan mencengkeram baju pengawal tersebut. Sehingga ia menerima bogeman mentah yang membuat dirinya tersungkur kembali.

Only TemporaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang