"Nenaaa tungguin kita dong!"
"Iya nih, Nene jalannya cepat amat."
Teriak Laumi dan Terysna dibelakangku, sampai - sampai semua mata yang ada di lapangan tertuju pada kami.
Mereka itu suka banget panggil aku Nena atau gak Nene, padahal namaku itu Neinia.
Gak ada hubungannya sama kata NENA apalagi NENE! berasa tua kan jadinya :(."Cepetan dikit, nanti kita gak di izin in masuk sama Pak Lana!"
Kataku berlari kecil, takut kalau guru killer yang satu itu akan marah-marah melihat ada yang telat masuk.Ini semua berawal dari Terysna yang pagi - pagi sudah makan bakso pake sambal 9 sendok. Ingat! SEMBILAN SENDOK!!
CABE RAWIT SEMUAAA ITU!!!
Pas udah sakit perut aja, suruh kita buat nungguin dia BAB.
Untung sahabat.. kalo nggak, aku tinggalin!
Ku lihat dari jendela luar ternyata belum ada guru.'Huh selamat' batinku.
Ketika kami masuk, suasana kelas seketika hening. Tapi tak lama kembali gaduh setelah melihat siapa yang masuk.
"Duhh, gue kira pak Lana."
ucap Yanti yang lagi piket nyapu."Ngagetin aja lo Ne. Gue kira pak Lana! Mana pr gue belum selesai lagi nih! "
Ucap Rio yang kepalanya 'kesana kemari mencari jawaban..' (tet tew )"Nenaaa kerjain pr gue dong, masa lo tega liat gue di jemur tengah lapangan! "
Mohon Zahra sambil memoleskan lipstik di bibirnya yang sudah memerah seperti tomat berformalin. 'itu menjijikan'"Ne contekan dong, gue belum ngerjain ini." teriak temanku yang lain.
paling malas kalo udah begini.
'huh, giliran susah aja larinya kesini! ' aku membatin.Semua ucapan mereka hanya ku balas gelengan kepala dan langsung duduk di kursiku sambil mengeluarkan buku pelajaran pagi ini. Terdengar keluhan dari semua yang ada dikelas, tak enak hati aku mengalihkan pembicaraan.
"Kalo mau minta tolong ke Fifian saja. Nah tuh Fifian datang!" ucapku saat melihat Fifian si ranking 1 datang dengan tumpukan buku ditangannya.
Mendengar itu mereka langsung menyerbu Fifian yang baru masuk kelas.
" Fifian bantuin gue ya.."
" Fifian cantik deh, sini gue bantu ngangkat bukunya, tapiii habis itu beri gue contekan yaa.."
" Fifian jawabannya dong, ya please!"
Berbagai gombalan menyerbu Fifian, dia nampak panik dan kewalahan melihat antusiasme warga kelas. tapi, tenang.
Dia terselamatkan dengan kehadiran Pak Lana yang tiba-tiba muncul didepan pintu." Ada apa ini!"
Teriak Pak Lana yang membuat warga kelas lari kocar-kacir ke kursi masing-masing.
Suasana kelas seketika hening. Pak Lana masuk dan langsung duduk, menatap wajah murid di kelas satu persatu."Sudah selesai acara ributnya? " Tanya pak Lana menatap sinis ke arah Zahra and the genk.
"Sudah pak.." ucap mereka pelan.
"Baiklah. Sekarang kumpulkan tugas kalian, cepat!"
Ucap Pak Lana bak aungan Singa dipadang hutan.Semua langsung mengumpulkan tugas rumah itu, termasuk aku.Dan seperti biasa yang tidak mengumpul tugas akan didirikan didepan tiang bendera. Kasihann...
🏀🏀🏀
Pelajaran berlangsung dengan tenang tidak ada yang berani membuka suara, kecuali ketika beliau bertanya.
Dan saat lonceng istirahat berbunyi, saat itulah bendera kemerdekaan berkibar!
Mereka langsung berbondong-bondong keluar saat pak Lana sudah menghilang dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay To Mr Basket
Teen FictionNamaku Neinia Candra Winata Anak kelas 11 IPA 1 di SMA 1 Jaya. Aku ketua PMR disekolah. Aku cuma anak biasa yang gak terlalu terkenal dan sibuk cari sensasi. Aku bukan anak biang rusuh, tapi aku juga gak suka ngumpet diperpustakan tiap hari. Aku leb...