11. Musuh?

454 32 0
                                    

"Ikut gue! "







🏀🏀🏀







Rasanya sekarang pergelangan tanganku ingin lepas! Niko menyeretku dengan paksa kearah mobilnya lalu melepaskan genggamannya ketika kami sudah berada tepat didepan mobil.

"Sakit Niko! Lo apa-apaan sih! "

" Lo yang apa-apaan! Bilangnya mau pulang malah berduan sama Kevin! Harusnya lo itu stay buat gue bukan Kevin! Baru sehari lo udah berani kabur-kaburan dari gue, lo mau gue keluarin dari sekolah ini hah!?"
Dan sekarang nyaliku menciut.

"Gue sama kak Kevin itu karena motor gue mogok da-"

"Kalau motor lo itu mogok lo telphone gue bukan Kevin! "

" Emang lo mau datang? "
Niko terdiam lalu menggaru tengkuknya.

"Nggak kan. Dah gue mau nyusul kak Kevin. "

"Lo pulang sama gue. "

"Tapi, gue mau ngambil motor gu-"

"Nggak ada tapi-tapian! Ayo masuk. "

"Tapi-"

"Nena! Lo pulang sama gue kan." Kak Kevin menyusulku, aku mengangguk polos. Sedangkan Niko menatapku tidak suka

'Apa aku berbuat kesalahan?' ucapku dalam hati.

"Nggak, Nena pulang sama gue! " kata Niko seraya memegang tanganku.

" Tapi dia pengennya bareng gue." kata Kak Kevin skakmat. Niko menatap kak Kevin sinis.

"Pd banget lo! Ne lo pulang sama gue." Niko mendorongku masuk kedalam mobilnya, ia berdiri tepat didepan pintu mobil menghalangi Kak Kevin yang tadi ingin menarikku.

"Bocah lo! "
Kak Kevin nampak geram.

"Dia milik gue! jadi gue punya hak atas dia dan ingat lo itu bukan siapa-siapa." Niko menepuk pundak Kevin seraya tersenyum sinis. Niko memasuki mobilnya dan mulai menyalakan mesin.

Aku menatap kak Kevin dengan berjuta rasa bersalah 'Maaf kak.. ' ucapku dalam hati. Ia mengangguk dan menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan. Niko langsung menancapkan gasnya aku kaget bukan main.

"Niko pelan-pelan woi! " muka Niko nampak mengeras.

"Dimana rumah lo? " tanya Niko memelankan laju mobilnya.

"Dijalan Melati blok F, rumahnya warna hijau." ucapku malas.

"Ne sudah sampai, Nena.." Aku tersadar dari lamunku dan bersiap keluar, namun tanganku seperti ditahan seseorang.

" Apa! " kataku kasar. Niko yang awalnya menatapku lembut sekarang berubah jadi kesal.

'Lah ngapain nih bocah natap gue sayu gitu. '

" Besok buatin gue sandwich sama susu, bawain handuk kecil khusus buat gue. " ucapnya pongah.

"What!? Lo kira gue mama lo! " kataku kesal bukan main.

"Bukan, lo itu babu gue." katanya penuh penekanan disetiap katanya. Rasanya sekarang aku ingin mencakar-cakar wajahnya.

"Dah, See you." katanya langsung menancapkan gas. Fiks!! Sekarang aku benar-benar membencinya!!!





Stay To Mr BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang