" Kak Barbie! Celin kangen! "
Ia langsung memelukku erat.🏀🏀🏀
"Badan kak Barbie panas banget! Paman Nico sini deh coba pegang." Serlin memegang tangan Niko lalu meletaknnya didahiku Mengapa tiba-tiba aku deg-degan ya?
"Panaskan? " Diangguki oleh Niko.
"Sudah minum obat? " dia bertanya kepadaku. Kugelengkan kepalaku, ingat ceritanya aku lagi marah loh.
"Minum du-"
"Serlin ayo masuk, kamu pengen liat boneka panda kakak kan! " kataku antusias membawanya kedalam meninggalkan Niko didepan pintu.
"Kak Barbie.. Paman Nico bagimana? " tanyanya dengan wajah memelas saat kami menaiki tangga.
"Masuk. " ucapku cukup kencang sekiranya Niko mendengar.
Kubukakan pintu kamarku untuk Serlin. Terlihatlah kamarku yang didominasi warna abu-abu ungu berwarna senada dengan kasurku yang diatasnya terdapat boneka panda paling besar dan boneka panda ukuran kecil dan sedang tersusun disebrang kasur.
"Maaf kamar kakak berantakan. "
"Waw! Kamar kak Barbie banyak sekali pandanya! Aaaa!!! Panda ini besar sekali! " Serlin langsung meloncat keatas kasurku Aku tersenyum melihat tinggahnya itu.
"Princes jangan loncat-loncat begitu, nanti kamu jatuh. " tegur Niko yang mengacaukan suasana bahagia Serlin hingga ia memajukan bibirnya membuatku juga ikut memajukan bibirku.
"Serlin mau kakak fotoin? " ku ambil kamera polaroid diatas meja belajarku lalu membidik lensanya kearah Serlin.
" 1, 2, 3..."
'cekrek'
Tak lama keluar foto dari kamera tersebut lalu kuserahkan pada Seriln.
"Wah! Fotonya langsung jadi! Nanti aku perlihatin foto ini ke momy! " ucapnya terkagum-kagum aku hanya tersenyum kecil.
"Kak Barbie fotoin paman Nico juga dong, bial kami camaan. Eh, tapi paman Nico nggak boleh panda yang ini! Yang sana aja. " tunjuk Serlin pada susunan boneka pandaku.
"Princes paman nggak mau. " tolak Niko.
"Halus mau! "
"Enggak! "
"Mau!! "
"Enggak!! "
"Mau!!! Huwa... Kak barbie paman Nico nggak mau.. Huhu.. " Serlin hampir menitikan air matanya, kalau begini aku jadi tidak tegaan.
"Niko lebih baik kamu turutin kemauannya." ucapku ikhlas tidak ikhlas.
Sebenarnya dari banyaknya boneka panda disini hanya satu yang paling kusayangi yaitu panda yang mengenakan kaus Starbucks atau bisa disebut Moly. Walaupun ukurannya tidak sebesar boneka panda dikasurku tapi boneka panda itu sudah menemaniku sejak kecil. Jadi kalau Moly disakiti sedikit saja aku bisa kesal luar biasa kepada orang itu.
"Hem.. Baiklah. " jawab Niko yang malah membuatku panas dingin. Ia melangkah menuju tengah-tengah boneka panda itu dan.. Oh, tidak! Moly ku dalam bahaya!!!
"Eh, Niko itu kuping Moly jangan dijewer! Itu juga mulutnya jangan dibekep gitu! Haduh, tangannya jangan diputar-putar gitu dong!!!" perbuatan Niko berhasil membuatku kesal sendiri.
"Lah? Emang kenapa? " tanyanya awalnya bingung kemudian tersenyum miring.
"A-anu.. Kan-kan Kasihan ia. Udah, ayo berpose 1, 2, 3... " ucapku gelagapan takut Niko tau kalau itu boneka kesayanganku kan bisa berabe kalau dia tau! Pasti nanti dia tambah jail.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay To Mr Basket
Novela JuvenilNamaku Neinia Candra Winata Anak kelas 11 IPA 1 di SMA 1 Jaya. Aku ketua PMR disekolah. Aku cuma anak biasa yang gak terlalu terkenal dan sibuk cari sensasi. Aku bukan anak biang rusuh, tapi aku juga gak suka ngumpet diperpustakan tiap hari. Aku leb...