PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!
Cerita ini dilindungi undang-undang. Tidak diizinkan mengcopy, menyadur, dan menulis-ulang cerita saya di manapun. Bila melakukan hal tersebut, saya berhak melaporkan pelaku pada pihak berwajib.
5. That's Why I am a Chef!Happy reading. Don't forget to shower this part with your 💙💙💙 loveee!
"Itu siapa?" Pertanyaan dari sang mami membuat Regan memaksakan senyum, sembari memutar otak untuk mengalihkan pembicaraan.
"Mami sudah pesan? Jus alpukatku dipesan juga, kan, Mam?" tanyanya.
Gayatri mengangguk dengan tatapan menyelidik membuat Regan mengalihkan wajah. "Re ...," panggilnya pelan.
Regan tahu ia tak akan bisa melewati rasa penasaran maminya dengan mudah. "Kenapa, Mam?"
"Yang tadi siapa?"
Regan mengedik pelan. "Bukan siapa-siapa, kok, Mam," jawabnya berusaha santai.
"Tapi kayaknya kamu kenal?" Pertanyaan menyudutkan lainnya.
Regan tersenyum pelan lalu menggenggam tangan maminya. "She's just a chef here, Mam," ujarnya.
"Tau dari mana kamu dia Chef? Bukannya tugas Chef itu di dapur?" tukas Gayatri lagi.
Regan menarik napas panjang dan mengembuskan pelan. "Dia adik ipar Raffa. Oke? Sudah, ya, Mam. Regan juga tidak terlalu kenal dengan dia," jawabnya cepat.
Iya nggak kenal, karena Chef-nya galak, Mam. Anakmu diumpatin mulu sama dia. Untung cantik!
"Kamu nggak mau kenalan memangnya? Cantik loh dia," ujar Gayatri, rupanya sang mami masih belum puas dengan jawaban Regan.
"Nggak, Mam."
"Serius?"
Regan menahan diri untuk tidak memutar bola mata di depan sang mami. "Not now, Mam."
Gayatri menyandarkan punggungnya pada kursi, bersedekap sembari menatap lekat putra tersayangnya. "Kalau dengan putri teman Mami?" sambungnya.
"Mam, please ... kita mau makan siang. Bisa untuk nggak bahas itu dulu?" pinta Regan akhirnya.
Bibir maminya mencebik mendengar jawaban Regan. "Anak teman-teman Mami sudah pada menikah, Re. Mereka sudah mau punya cucu. Nah, Mami? Kamu aja nggak pernah bawa cewek lagi ketemu Mami," ucap Gayatri.
Regan kembali menggenggam tangan maminya. Cukup mengetahui ada rasa sedikit iri yang terpatri dari ucapan Gayatri. Namun, untuk saat ini ia tidak memiliki jawaban apa-apa, maka ia hanya bisa berujar, "Akan ada waktunya. Tapi nggak sekarang, ya?" Regan menatap Gayatri teduh, membuat maminya mengangguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Koch ✔️ [Terbit]
Fiksi Umum"Different makes us perfect" Tidak ada yang salah dengan perbedaan. Tidak selamanya pula sebuah beda itu menyakitkan. Selagi tak menyinggung tentang keimanan. Lagipula, ini bukan kisah pelik dari dua anak manusia dengan arah kiblat tak sama. Kisah i...