20. Terasa Dekat

178 13 8
                                    

"Aku kecewa sih, kamu enggak cerita sama aku."

"Maaf, Pel. Aku takut kalau..."

"Aku akan tetap mutusin dia, walaupun dia enggak selingkuh. Karena apa? Karena dia udah kasar sama sahabatku."

"Pelangi..."

"Aku bersyukur, setidaknya aku enggak perlu bertahan lebih lama dengan orang yang salah. Aku minta maaf, karena aku kamu terluka."

"Pelangi, ini bukan karena kamu." Pelangi tersenyum, lalu memeluk Lluvia sekilas.

"Aku lebih sayang sahabatku daripada manusia jahat itu."

Mereka sekarang sedang berada di kantin, menikmati makanan yang mereka pesan sambil membicarakan kejadian kemarin.

"Eh, jadi Langit di skors juga?"

"Iya.."

Sementara, tak jauh dari tempat mereka berada ada sepasang mata yang mengawasi, melihat dengan tatapan iri. Apalagi saat Bintang datang menghampiri mereka, Rona makin membara. Bahkan anak baru pun berada di pihak Lluvia.

"Abang ngapain di sini?'

"Kenapa, enggak boleh?"

"Enggak, Abang melanggar perjanjian."

"Gue kawatir Vi, Gue enggak mau yang kemarin terulang lagi."

"Aku enggak apa-apa Bang... Aku sudah selesai, ayok Pel.." Lluvia beranjak, begitupun dengan Pelangi.

Lluvia mulai risih dengan tatapan banyak siswa, sejak kejadian Langit dan Aldi berkelahi sekolah menjadi heboh, terlebih Bintang si anak baru ikut serta dalam insiden itu.

Tatapan iri terus menghujani Lluvia, Langit yang rela ambil resiko di skors demi membelanya, dan Bintang anak baru yang tiba-tiba peduli padanya, ditambah lagi Gevan dan Vano juga ada di waktu kejadian.

Tampaklah Lluvia seolah menjadi puteri raja yang dikelilingi banyak pangeran tampan. Hingga dia menjadi pusat perhatian.

***

Lluvia berjalan melewati lorong sekolah karena habis dari toilet. Sesekali dia melihat luka-luka yang tergores di tangannya. Tak pernah terpikir olehnya, mencintai Langit akan sangat beresiko seperti ini. Dan tak pernah disangka-sangka kalau Aldi punya sifat kasar yang tidak terduga.

Ah, ada baiknya juga. Pelangi tidak perlu berhubungan dengan manusia macam dia lagi.

"Ngerasa jadi ratu, Lo?"

Lluvia terkejut saat tiba-tiba suara seseorang terdengar. Dia menoleh ke depan, dan didapatinya Rona berada di hadapannya.

Rona seolah tidak pernah melewatkan kesempatan, saat Lluvia sendirian dia selalu saja datang.

"Puas Lo buat Langit diskors? Lo enggak sadar kalau semua ini karena Lo?"

"Maksud Kakak apa?"

"Masih nanya lagi! Karena nyelametin Lo, dia berantem sama Aldi, dan dia harus nerima hukuman cuma demi cewek kayak Lo. Selama ini dia belum pernah bermasalah, apalagi sampai di skors!"

"Aku enggak bermaksud, aku juga enggak mau kalau kak Langit sampai di hukum Kak."

"Alah, bilang aja Lo senang. Lo senang, kan? Banyak yang peduli sama Lo, sampai Gevan, VAno dan anak baru pun ikut bantuin Lo. Pakai susuk apa sih Lo!"

"Kenapa Kakak bicara begitu. Aku juga enggak pernah tau kalau mereka bakal bantuin aku."

"Udah deh, emang lo kegatelan.. Keganjenan sama mereka semua! Kerjaan lo cuma godain cowok doang. Bitch!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Langit Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang