Yeri terpaku saat Mark dengan lihainya memainkan bola basket dilapangan siang itu, gadis itu tersipu begitu saja mengingat kejadian minggu kemarin saat ia dan Mark akhirnya resmi berpacaran. Ciuman pertamanya, iyaa Mark mengambilnya dulu saat ia berpacaran dengan si senior Kak Mingyu hanya sebatas berpegangan tangan, mengusap pucuk kepalanya atau sekedar mengecup keningnya. Mark, ntah bagaimana bisa sesempurna itu di mata Yeri.
Mark melihat sekitar ketika bola ditangan lawan tapi matanya tajuh pada Yeri yang tengah duduk dipinggir lapangan, pemuda itu justru melempar senyum untuk sang kekasih yang kini malah tersipu malu.
Hingga saat Mark tak tahan ingin sekali menghampiri Yeri, pemuda itupun langsung memberi isyarat pada teman temannya bahwa ia ingin udahan. Yeri yang melihat Mark berlari kearahnya tiba tiba reflek membuka botol air mineral yang sedari tadi ia pegangi itu dan ketika Mark tepat berada didepannya Yeri langsung memberikanya pada Mark yang langsung diterima oleh Mark dihabiskan tak bersisa kemudian pemuda itu duduk disamping Yeri merapatkan tubuhnya pada tubuh gadis mungil itu
Yeri masih menatap lurus pada lapangan didepannya, sedangkan Mark memandangi garis wajah Yeri dengan seksama. "Sayang?" Panggil Mark pada Yeri membuat Yeri langsung menegang menoleh pada Mark. Mark tersenyum puas saat melihat pipi Yeri yang tampak memerah saat mendengar panggilannya itu
"Apasi?!" ucap Yeri sedikit cemberut berusaha menyembunyikan wajah merahnya
Pemuda itu tersenyum simpul sambil merapihkan seragam putihnya yang tampak berantakan sekarang. "kamu nunggu aku Yer?" Tanya Mark menggoda gadisnya lagi
Yeri hanya mengangguk sebagai jawaban lalu Mark malah menariknya pergi menuju kantin sekolah
"Temenin makan dulu yaa aku laper" Mark bangun dan menarik Yeri ke kantin
Mark makan dengan lahap sedangkan Yeri fokus pada ponsel nya, "udahan liat hp nya aku bosen nih" keluh Mark kala Yeri tak lepas dari ponselnya
"Kamu kesepian ya Ka Rose udah libur?"
Mark hanya mengangguk, ia tak bisa bohong kalau tiga kakak kelas yang amat dekat dengannya itu kini tengah libur dan sibuk mempersiapkan pendaftaran kuliah, dan Ia pun juga sibuk dengan ujian kenaikan kelas sehingga tak bisa banyak main lagi
Yeri melihat rona sedih terpacar dari wajah Mark kini, "gak datengin aja? Kumpul gitu?" Tanya Yeri
Mark menggelengkan kepalanya "mereka bilang lagi pada sibuk cari kuliah Ka Jun udah kerja part time gitu Kak Lisa juga cari PTS buat cadangan kalau SMB nya gagal terus kita juga lagi ujian kan" jelas Mark masih dengan menunduk sambil mengaduk sisa makanannya
Tangan Yeri terangkat mengusap bahu Mark memberi isyarat semangat pada kekasihnya itu
"Kamu bayangin gak kalo misalnya kita sekelas nanti pas kelas tiga?" Tanya Yeri tiba tiba
Mark menyeritkan dahinya bingung "belumsi tapi kalo sekelas pasti cangung" balasnya
Yeri mengangguk "iya apa lagi kalo sampai bareng yang macem Rocky lagi ih gak bayangin pasti berisik banget modelan itu anak" ucapnya menggebu gebu
Mark tersenyum sesaat melihat wajah kesal kekasihnya "Masih untung kita dapet IPS gak IPA kaya Lucas Haechan gak siap aku tiap hari dangdutan" lanjut Mark sedikit kesal
"Tapi mendingan seru seruan gitu dibanding nyinyir mulu itu Rocky tuh bawaannya gosip baru terus" keluh Yeri kesal
Mark mengacak lembut puncak kepala Yeri
"Yer makasih yaa bisa jadi tempat aku ngeluh"
Yeri terdiam menatap Mark dalam melihat segala ketulusan yang dimiliki pemuda itu. Senyumnya tercetak begitu saja, otomatis senyumnya berkembang kala melihat Mark senyum semanis itu. Dalam hati Yeri berdoa agar kisah manisnya bisa berjalan mulus karena ini masih awal, sebuah awal dari satu perjalanan yang panjang nantinya
KAMU SEDANG MEMBACA
Melancholy [Mark ; Yeri]✔
AcakBerawal dari peraturan sekolah yang mewajibkan seluruh murid nya untuk aktif dalam kegiatan organisasi atau club mandiri membuat Yeri si gadis random nan malas itu bertemu dengan Mark si ketua club basket yang tegas dan jarang bercengkrama. Siapa sa...