#TDOS4

25 2 2
                                    

Hari berganti hari, sudah beberapa minggu ini Sargiv berhubungan dengan Jo. Jo sering mengajak Sargiv keluar, entah itu jalan jalan, ataupun hanya ngobrol di sebuah kafe, dan yang lainnya. Sargiv juga sudah nyaman dengan Jo, dan sepertinya, akhir akhir ini jantungnya berdetak kencang jika di dekat Jo.

Dan selama itu pula, sikap mama dan kakaknya berubah sepenuhnya kepada Sargiv. Tidak ada lagi kasih sayang, kelembutan, kehangatan, dan lain sebagainya. Yang ada hanyalah kesinisan. Apalagi kakaknya, selama Sargiv dekat dengan Jo, Shelly tambah membenci Sargiv.

Sargiv bingung, dia tidak tau mengapa mama dan kakaknya sangat membencinya. Jujur saja, dia sangat sedih dengan hal ini, dia rindu kebersamaan dengan keluarganya. Dan yang paling dia rindukan ketika mama nya yang selalu menebarkan senyum kepadanya. Mamanya bagaikan dunia bagi Sargiv. Tapi, apa yang di katakan mamanya waktu itu sangat menampar hati Sargiv. Hatinya terluka tapi tak berdarah.

Flashback.

Huh, seruh sekali. Hari ini Jo mengajak ku ke sebuah taman yang sangat indah. Oh Allah, dia sungguh sangat romantis.

Ku langkahkan kaki ku menuju pintu rumah. Jo baru saja pulang setelah mengantarku. Dan pada saat aku masuk aku melihat mama dan kak Shelly duduk di sofa ruang tamu.

" Assalamu'alaikum ma, kak Shelly".
Hening. Mereka tidak menjawab salamku. Memang, akhir akhir ini sikap kedua orang yang sangat ku sayangi itu berubah, entah karena apa. Aku menyadarinya.

Senyum yang tadi ada di bibirku seketika memudar. Tapi aku tidak boleh putus asa, aku harus bisa merubah sikap mereka agar kembali seperti dulu lagi.

Aku mendekati mereka, dan aku duduk di sebelah kak Shelly. Ku lihat kak Shelly asik membaca majalah fashion.

"Wah, bajunya bagus banget kak, pastu kalau kak Shelly yang memakai tambah cant--"

"Ma, aku ke kamar dulu". Belum selesai aku bicara, kak Shelly pergi ke kamarnya tanpa menghiraukan aku.

Aku mencoba tersenyum, dan kemudian aku mendekati mama.

" Ma, kak Shelly kenapa?". Dan yang ku dapat bukan jawaban, tapi lirikan sinis dari mama.

" Huh, Jangan sok peduli kamu. Mendingan kamu urus pacar baru kamu itu".

Aku bingung, pacar?

" Apa maksud mama. Aku tidak punya pacar ma. Dalam agama kita kan pacaran itu hukumnya haram. Aku tidak mungkin melakukan hal yang sek-"

"Halah, jangan sok suci kamu. Emang beda ya, yang jalan bareng, pegang pegangan tangan, tatap tatapan, itu semua beda ya sama pacaran. Perasaan itu sama aja ".

Astaghfirullah. Aku membenarkan ucapan mama. Ya Allah, maafkan hambamu ini. Sepertinya aku mulai tergoda dengan syaiton. Aku mendekati zina. Apa yang aku pikirkan selama ini, sepertinya aku di butakan oleh cinta. Ya Allah, sungguh hina diri ini. Maafkan hamba ya Allah.
Aku teringat nasihat Almh. Nenek. Nenek selalu menasihatuku dan mewanti wanti ku untuk tidak berhubungan dengan lawan jenis sebelum menikah.  Maafkan cucumu ini nek yang sudah mengingkari janji.

Dan tanpa terasa aku meneteskan air mata, bukan karena ucapan mama, tapi teringat dosa dan kekhilafan ku. Selama ini aku tidak sadar bahwa aku sudah mengikuti bisikan syaitan yang menuruti hawa nafsu semata. Dan dadaku kembali sesak, tatkala mengingat hadis tentang larangan lawan jenis yang bukan mahram saling bersentuhan.

Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam bersabda:
"Andaikan kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya. (H.R Ar-Ruyani dalam musnad-nya no. 1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487  dan Al-Baihaqi dalam Syu'abul iman no. 4544 dan di shahihkan oleh syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).

The Destiny of SargivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang