#TDOS7

13 2 0
                                    

"Sargiv kau menangis?".

Suara itu? Apakah itu suara dia? Aku tidak berani mengangkat kepalaku. Tapi rasa penasaranku sangat besar, dan mau tidak mau aku mengangkat kepalaku. Dan ternyata benar. Dia disini. Dia yang sudah belakangan ini tidak ingin kutemui. Lantas, mengapa dia sekarang berdiri beberapa centimeter dihadapanku?

" Jo? mengapa kau disini?". Oh hati, ku mohon untuk sekarang ini berkompromilah denganku. Entah mengapa melihat wajahnya rasa rindu ini menguap, tergantikan dengan rasa nyaman. Dan jangan lupakan jantungku yang bergedup kencang ini.

Astaghfirullahal 'adzim.

Apa yang telah kulakukan? Dia bukan mahramku, aku tidak boleh memandangnya terlalu lama. Dan tunggu, dia berada di kamarku malam malam seperti ini?

" Aku khawatir denganmu Sargiv. Belakangan ini kau sering menghindariku. Dan tadi aku mendengar kabar bahwa kau menabrak seseorang".

" Iam fine. Kau jangan terlalu khawatir denganku. Dan mulai sekarang, aku mohon, jauhilah aku. Aku butuh sendiri Jo. Dan tunggu, bagaimana bisa kau masuk ke kamar seorang perempuan malam malam begini?, kau sangat tidak sopan Jo". Aku sangat tidak nyaman dengan kehadiran Jo di kamarku. Mood ku menjadi sangat sangat hancur sekarang.

" C'mon Sargiv. Di negara ini tidak ada larangan untuk masuk ke kamar perempuan malam malam. Lagian aku tidak melakukan apa apa. Dan lagi,om Gibson sudah mengizinkan ku masuk ke kamarmu".
Apa tadi dia bilang? Oh Allah..

" Tapi dalam agamaku itu dilarang Jo. Kita disini juga hanya berdua. Kau juga mengganggu privasi ku. Lebih baik kau pergi sekarang".

" Aku tidak akan pergi sebelum kau memberi penjelasan kepadaku". Heh, sungguh keras kepala Jo ini, apakah dia tidak mengerti bahwa kondisiku sekarang ini kacau?. Aku kemudian berdiri membelakanginya. Ku arahkan pandanganku ke arah gemerlap kota Houston yang sangat menawan.

" Baiklah, besok masih ada hari untuk aku menjelaskannya kepadamu. Tapi untuk sekarang, pergi lah Jo, atau aku tidak akan pernah menemuimu lagi". Ucapku dengan nada dingin.

" Tapi aku ingin penjelasanmu sekarang Sargiv. Aku tidak bisa tenang dengan semua sikapmu".

Aku mulai kesal dengan perilaku Jo.
" Besok Jo. Besok aku akan menjelaskannya kepadamu. Sekarang sebelum kesabaranku habis, kau pergilah dari sini".

" Tidak. Aku tidak akan per-"

" KELUARLAH DARI KAMARKU JONATHAN HALLER!!". Cukup sudah, emosiku sudah tak terkontrol lagi. Aku sudah lelah seharian ini. Aku perlu sendiri. Biarlah langit malam tanpa hiasan memelukku malam ini.

Setelah seperkian detik,terdengar kenop pintu tertutup. Dan benar saja, Jo telah pergi. Dan saat itu juga entah kenapa ada rasa kesunyian tatkala dia pergi.

Aneh.

My mind is saying  " forget the person", but my heart is saying " don't let go"

Tapi itu memanglah kenyataannya. Pertahananku yang kubangun kali ini tidak boleh hancur, bagaimanapun juga aku harus bisa untuk menjauhi Jo. Karena aku tahu, meskipun kita saling mencintai tapi tidaklah bisa bersatu. Aku dan dia berbeda.

Brak!

Pintu kamar tiba tiba terbuka, dan muncullah wanita parubaya yang sudah kua anggap sebagai ibuku sendiri.

" Non, apakah non baik baik saja". Tidak menunggu lama,aku menghampiri bi Farah dan memeluknya erat. Ku tumpahkan segala keluh kesahku. Dan hancurlah sudah pertahananku.

"Ssst, tenanglah nak. Janganlah menangis. Ada bibi disini". Ucapnya menenangkanku sambil mengelus pelan hijabku.

"Hiks, Sargiv tidak menyangka ini semua terjadi kepadaku bi. Ini seperti sebuah mimpi, hiks".

The Destiny of SargivTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang