Part. 02.2

3K 395 65
                                    

Happy Reading
.
.
.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



****

Eunha masih terdiam menunduk sembari memainkan jari-jari tangannya. Terlihat jelas dari raut wajahnya bahwa Eunha saat ini merasa ketakutan sehingga Eunha tidak berani untuk sekedar mengangkat wajahnya menatap Jungkook yang tengah asik mengusap rambutnya menggunakan handuk kecil.

Jungkook menatap Eunha sejenak kemudian setelah itu mengayunkan kakinya menuju almari memilah pakaian yang akan dikenakannya hari ini. Eunha masih diam dengan semakin mengeratkan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya yang tidak dibaluti kain sama sekali. Eunha tidak tahu kemanakah perginya pakaian yang dikenakannya tadi malam. Eunha tidak ingin terus-menerus seperti ini, yang ada dirinya akan terus disantap oleh laki-laki pengidap hypersex itu.

"Rentangkan tangan lo!"

"Untuk ap---?"

"Jangan banyak tanya!" Tanpa menunggu persetujuan dari Eunha, Jungkook lebih dulu menarik sebelah Eunha lalu merentangkan dan setelah itu memasangkan kemeja kebesaran miliknya itu di tubuh mungil Eunha.

Walaupun Jungkook masih menginginkan Eunha tapi ia juga tau batasannya. Baginya Eunha sangat berbeda dengan wanita diluaran sana yang pernah ditidurinya. Kali ini Jungkook cukup puas dengan kepasrahan Eunha dibandingkan dengan kenikmatan wanita bayarannya.

Jungkook meraih dagu Eunha agar menatapnya balik. Jungkook menyipitkan matanya ketika merasakan aura ketakutan pada diri Eunha.

"Apa gue begitu menakutkan bagi lo?

Sangat! Sangat menakutkan melebihi hantu dengan wajah rusaknya!

Eunha menggeleng kepalanya pelan, padahal dalam hatinya ingin sekali mengatakan kalimat itu tapi harus ia urungkan mengingat keadaan yang sekarang bisa saja membuat dirinya mendekam di rumah ini. Menurut rumor yang tersebar di kampus, Jungkook tidak akan melepas wanita bayarannya kala laki-laki itu merasakan kepuasan nafsu birahinya yang sangat besar pada wanita itu. Lalu bagaimana dengan nasibnya sekarang ini. Eunha berharap Jungkook akan memulangkannya karena yang Eunha tau dirinya tidak bisa mengimbangi nafsu bejat seorang Jeon Jungkook.

"Good girl." Jungkook mengecup sekilas bibir mungil Eunha.

"Apa aku bisa pulang?" Tanya Eunha memberanikan diri menatap balik wajah Jungkook yang terlalu dekat dengannya berharap laki-laki mengiyakan kemauannya.

Jungkook tersenyum manis, "Lo bakalan tetap disini sampai gue bosan sama lo." Jemarinnya bergerak membelai kedua pipi berisi milik Eunha dengan lembut.

"Tapi ak---"

"Ssst, diam! Gue gak suka bantahan. Daripada lo terus ngomong pengen pulang, lebih baik lo bikinin gue makanan sekarang juga."

Jungkook menghela nafasnya kasar, tangan yang semula membelai pipi Eunha kini berpindah memijit pangkal hidungnya yang terasa sakit. Perempuan itu tidak berniat sama sekali menggerakan kakinya untuk melangkah ke dapur.

"Lo budek apa? akh! Lo selalu bisa ngundang amarah gue!" Jungkook mengacak rambutnya frustasi bahkan Jungkook tidak segan-segan melemparkan segala barang yang ada disampingnya.

"Maaf aku..."

"Lakukan apa yang gue suruh!"

Dengan terpaksa Eunha beranjak dari ranjang ini. Tangannya terkepal kuat menahan rasa sakit disekujur tubuh terutama bagian bawahnya saat ia mulai menggerakan kakinya. Eunha melirik sekilas Jungkook yang tengah memerhatikannya, Eunha berharap Jungkook sadar bahwa sekarang ini ia sangat susah menggerakan tubuhnya.

"Apa letak dapurnya cukup jauh?"

Jungkook tersenyum mengejek, "Ya, sangat jauh. Apa lo gak sanggup jalan?"

Pertanyaan bodoh apakah itu? Apa Jungkook sudah lupa berapa kali laki-laki brengsek itu melakukannya itu dengannya. Laki-laki itu benar-benar mempunyai nafsu yang sangat besar dan tidak kenal rasa lelah.

"Aku masih sanggup kok!" Eunha mulai mengayunkah kakinya dengan melangkah senormal mungkin. Ya, walaupun rasa sakit terus-menerus menikam tubuhnya.

Jungkook mengikuti langkah Eunha dari belakang. Kedua tangannya dimasukan kedalam saku celana menunjukkan betapa santainya dirinya diatas penderitaan Eunha yang terus berusaha keras berjalan agar segera sampai ke tujuan.

Disetiap langkah Eunha tak henti-hentinya mengumpati Jungkook yang tidak memiliki rasa keprimanusiaan. Kalau saja Eunha sekarang bukan di rumah Jungkook mungkin Eunha akan memakinya dengan caranya sendiri. Laki-laki tidak bertanggung jawab seperti itu memang patut dilakukan seperti itu.

"Apa yang pengen lo lakuin?" Jungkook menahan tangan Eunha yang sudah bersiap-siap memulai acara masaknya.

"Memasak! Kan kamu tadi yang memintaku untuk memasakan makanan untukmu."

Jungkook menuntun tubuh Eunha agar segera menduduki kursi, "Duduk! Gue gak minta lo untuk masakin makanan buat gue."

"Lah, lalu tadi---"

"Ssst! Biar gue aja."

"Hah!"

Tbc

Ada yang udah bisa nebak sifat asli Jungkook.

Pasti kalian taulah. Kan dari judul aja udah ketebak jungkook itu seperti apa?

(Seperti biasa jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan jejak kalian biar gue semangat lanjutin ceritanya.)

Next---> Part. 02.3

Salam dari sintia yang akhir-akhir ini sibuk banget dengan dunia RL.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang