Part. 02.1

3.6K 386 54
                                    

A/N : Sebelumnya gue minta maaf karena up gak tepat waktu dan juga di cerita ini banyak banget perubahannya dengan apa yang gue buat sebelumnya. Setelah gue pikir-pikir lagi kayaknya kalian banyak gak suka kalo kejadian di malam petaka itu di lupakan begitu saja dan akhirnya gue fix bikin alur yang baru tentunya adegan dewasa bakalan stay di dalam cerita ini. Di part ini masih ada hubungannya dengan part sebelumnya dimana Jungkook pernah mengatakan bahwa Eunha berbeda dan ia tidak akan pernah mau melepaskan Eunha begitu saja. So, bagi yang penasaran dengan jalan ceritanya tetap stay tune ya walaupun upnya 2x kali dalam seminggu. Kalo ide lancar gue bakalan up sama seperti cerita gue yang satunya. Tolong jangan jadi sider dong! Seengaknya ikut berpartisipasi walaupun hanya memberikan komentar semangat aja gue udah seneng apalagi mengenai kritik dan saran cerita ini. Gue cuma minta partisipasinya aja gak lebih kok. Udah gitu aja cuap-cuap manjahnya😂

.
.
.

Happy Reading
.
.
.

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Kicauan burung - burung terus saja berbunyi merdu untuk menceriakan pagi ini dan secara paksa hangatnya matahari pagi pun ikut menerobos kedalam sebuah kamar melalui celah-celah jendela.

Perempuan yang tengah tertidur di atas sebuah ranjang terlihat mulai mengeliat saat merasakan hangatnya sinar matahari. Lama-kelamaan bulu matanya bergerak dan dengan perlahan terbuka dengan cara mengerjap mencoba beradaptasi dengan cahaya yang telah berhasil menerobos masuk. Kalau dilihat-lihat lagi ada yang beda dengan kamar yang ditempatinya ini.

Eunha segera membenarkan posisinya menjadi duduk. Belum sempat ia melakukannya Eunha sudah meringis kesakitan merasakan seluruh tubuhnya itu terasa remuk dan juga terasa sakit dibagian intinya.

Entah kenapa disaat begini malam petaka itu tiba-tiba terputar begitu saja dalam ingatannya dan membawakan seribu pertanyaan. Seharusnya posisinya saat ini ada di kamar hotel yang ada di dalam gedung club tapi kenapa ada di ruangan pribadi milik seseorang. Eunha mengedarkan pandangan mencari sesuatu yang dapat menjawab pertanyaannya mungkin dari sebuah foto yang terpajang di dinding tapi sayangnya Eunha hanya menemukan sebuah bingkai foto seorang wanita paruh baya yang sedang memeluk anak laki-lakinya yang terbilang masih remaja.

Laki-laki remaja itu terlihat mirip seperti...

"Jeon Jungkook!"

"Iya, gue disini sayang." Laki-laki berperawakan tinggi yang tengah bersandar di pintu kamar sembari memasukan kedua tangannya di saku celana training itu tersenyum menatap Eunha yang masih terkejut melihat kehadirannya.

Jungkook mengayunkan kakinya mendekat kearah Eunha yang kini meringkuk ketakutan di dalam selimut tebalnya.

"Jangan mendekat!" Ucapan yang keluar dari mulut Eunha tak dihiraukan Jungkook. Laki-laki itu seakan tuli dan kini posisinya sudah berada di atas kasur tepat di samping Eunha.

"Apa lo sengaja pengen godain gue dan berakhir panas di atas ranjang ini lagi," ucap Jungkook sembari membelai lembut kedua pipi Eunha. Sesekali ia mencuri ciuman dibibir Eunha yang sudah menjadi candunya sejak kejadian tadi malam.

Melakukan hal itu di gedung club malam dengan menghabiskan beberapa ronde bersama Eunha tidak juga berhasil memuaskan nafsu birahi seorang Jeon Jungkook yang sangat besar. Jungkook tidak putus asa begitu saja dan ia memilih membawa Eunha ke rumah mewahnya dengan keadaan Eunha masih tertidur. Setelah sampai di rumah, Jungkook langsung membawa Eunha ke kamar dan berakhir melakukannya berkali-kali dengan keadaan Eunha setengah tertidur.

"Lepaskan aku!" Pekik Eunha sembari memberontak di dalam gendongan Jungkook. Jungkook hanya tersenyum dan membawa tubuh polos Eunha masuk ke dalam kamar mandi.

Jungkook terlebih dahulu menurunkan tubuh polos Eunha di dalam bathtub dan setelah itu ia melepas semua kain yang membalut tubuh kekarnya. Eunha yang tidak sengaja melihat inti tubuh Jungkook segera menundukan wajahnya kebawah menatap genangan air yang sudah mencapai sebatas dadanya.

"Mendekatlah," pinta Jungkook dan Eunha tidak merespon kalimat Jungkook. Jungkook terlihat menahan amarahnya lalu segera menarik paksa tubuh Eunha dan mengkukungnya dengan kedua kakinya.

"Kak..." lirih Eunha ketika merasakan tangan Jungkook bergerak menyapu lembut punggung belakangnya dan jangan lupakan juga inti Jungkook terasa keras menusuk bokongnya yang tentu tidak terbalut kain apapun.

"Sekarang gantian! Lo harus bersihin tubuh gue juga."

"Aku tidak mau! Aku pengen pulang!" Bantahan Eunha sukses menambah kadar kemarahan Jungkook. Sebelumnya tidak pernah ada seorang wanita yang berani membantah ucapannya dan begitupun mereka semua terlihat senang bukan cemburut seperti ekspresi Eunha sekarang ini.

"Pokoknya lo harus mau!"

"Aku tidak ma--- akh!" Eunha tidak bisa melanjutkan ucapannya lagi tangan nakal Jungkook meremas kedua buah dadanya dengan tidak berperasaan. Laki-laki itu tersenyum sinis sembari menikmati desahan Eunha yang tidak bisa ditaha lagi.

"Ini hukuman buat lo yang udah berani membantah ucapan gue!"


Tbc.

Ide lancar? Gue bakalan up 3x dalam sehari untuk melunasi utang gue.

Maaf part ini pendek.

Next---> Part. 02.2

Salam dari sintia yang akhirnya bangkit dari perasaan dilema.

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang