Part. 04.1

1.3K 180 24
                                    

Hai. Aku kembali lagi setelah setahun lamanya menelantarkan book ini. Maaf ya aku memang rada labil orangnya😂😂😂

Sebelum membaca jangan lupa tekan bintangnya

Happy Reading
.
.

****

Matahari menyelinap memasuki celah jendela kamar, seorang gadis masih terlelap dalam tidurnya. Eunha membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kamar lalu melihat sekeliling.

Eunha tersentak kaget tatkala mata bulatnya bertemu secara langsung dengan manik mata laki-laki yang tengah berjongkok di sisi ranjang atau lebih tepatnya ada disampingnya.

Laki-laki itu tersenyum getir, menatapnya sayu. "Hai" sapanya terdengar aneh dan kaku.

"Hai juga," jawab Eunha mulai merasakan kecanggungan diantara mereka berdua. Gadis itu perlahan bangun. Menyandarkan tubuhnya dan tidak bisa mengalihkan tatapannya pada Jungkook yang terlihat aneh di pagi hari ini.

"Maafkan aku," ujarnya. Jungkook berulang kali menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Maafkan aku, Eunha," ucapnya sekali lagi.

Eunha mengerutkan dahinya. Meminta sebuah penjelasan dari laki-laki itu. Eunha sudah memastikan bahwa semua ini bukanlah mimpi. Laki-laki itu meminta maaf kepadanya sangatlah mustahil.

Jungkook menghela napasnya, "kenapa kamu tidak mengatakan yang sebenarnya, Eunha?"

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan, Jungkook?"

Jungkook mengusap wajahnya kasar, penampilan laki-laki itu sungguh berantakan.

"Ini sudah berlalu beberapa hari setelah malam itu. Kenapa kamu tidak jujur padaku bahwa-" Jungkook menekan bibirnya, rasanya ia semakin merasa bersalah jika terus melanjutkan ucapannya.

"Argh!" teriak Jungkook mengacak rambutnya frustasi.

"Jungkook, jangan sakiti dirimu," ucap Eunha mengulur tangannya untuk menghentikan aksi Jungkook yang tengah menyakiti dirinya.

Jungkook segera menepisnya, menatap tajam kearah Eunha. "Kenapa kamu diam saja, huh?" Kini tangan Jungkook sudah memegang kedua bahu Eunha.

Eunha meneguk salivanya yang terasa berat. Gadis itu tahu maksud dari pertanyaan Jungkook namun ia bingung harus merangkai kalimat seperti apa agar tidak membuat Jungkook merasa bersalah dan berakhir menyiksa dirinya sendiri. Ya, walaupun sebenarnya Eunha lah yang tersiksa atas perilaku Jungkook selama ini.

"A-aku. Aku yang menginginkannya," jawab Eunha dengan berbohong. Tentu sangat aneh bahwa untuk sekarang Eunha memikirkan perasaan Jungkook dibandingkan dirinya sendiri.

"Jangan membohongi aku, Eunha. Aku tahu kamu tidak menginginkannya dan-"

Eunha meraih tangan Jungkook dan di genggamnya, "bukankah pada malam itu aku yang menginginkanmu menyentuhku. Kamu ingat?"

Jungkook memejamkan matanya sejenak, "malam itu aku pikir kamu wanita bayaranku dan ternyata bukan." jelas Jungkook membuka matanya, menatap lekat manik mata gadis itu, "sungguh aku sangat merasa bersalah telah melakukan itu."

"Bodohnya lagi aku mengurungmu dirumah ini layaknya pemuas napsuku. Sekali lagi aku minta maaf, Eunha. Aku tahu kesalahanku tak mudah mendapatkan maaf darimu dan juga dari orang yang merasa kehilangan kamu,"

"Jungkook-"

"Lebih baik kamu bersiap-siap. Aku akan mengatarkanmu pulang," ucapnya beranjak dari tempat itu. Laki-laki mengayunkan tungkai kakinya ke arah lemari.

"Apapun itu aku akan meminta maaf pada orangtuamu," gumamnya masih di dengar Eunha.

"Orangtuaku tidak ada disini, mereka ada di kampung," jawab Eunha.

Jungkook menghentikan pergerakannya. Mendengar itu rasa bersalahnya semakin besar. Ia telah menghancurkan harapan orangtua Eunha yang ingin anaknya sukses. Jungkook tak habis pikir jika Eunha hamil.

Sungguh. Jungkook sangat membenci dirinya saat ini.

"Biar aku saja yang memilih pakaianku sendiri," ucap Eunha yang sudah berada disampingnya. Gadis itu mengambil pakaiannya lalu beranjak memasuki kamar mandi.

"Maafkan aku, Eunha."

Tbc

Makin aneh ya?

Emang aneh kok dan itu bukan kesalahan author😂

Next --> Part. 04.2

Another SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang