Kemarin sore, aku menyapamu lewat angin. Sepi menjelma dingin. Tak ada yang menyahut kecuali reotan bambu yang terdengar. Daun-daun yang menimpa kepala sesekali. Memberi tanda, bahwa tak hanya aku yang jatuh sendiri.
Tumpah ruah, segudang pikiran tak berarah. Oh, tunggu. Bukannya semua pikiran itu tertuju pada sang penyebab haru? Sial, lagi-lagi karenamu. Manakala malam mengadu pilu. Manakala bayangmu mendekap pikiran kosongku.
—sidney
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Kata
RandomKumpulan prosa, puisi dan cerita pendek teman-teman kontributor event Writing With Sanju yang berlangsung selama bulan Juni 2018 di Instagram @sanjunisme. Credit Cover Pict by: Minkyung