Dan di waktu-waktu rancu seperti itu, kau menumpahkan seluruh perasaan. Terbelenggu oleh rindu karena tak berujung temu.
Memecah desiran darah dari rasa bersalah. Karena yang kutahu, kau terlalu pengecut untuk menghadapi segelintir memori pahit dengan bersembunyi.
Aku bilang bahwa aku akan disisimu tuk membantu. Tapi kau, lagi-lagi mengusirku. Angin berembus pelan, namun tak pelak membuat daun jatuh berguguran.
Hingga rasa kecewa itu lahir, datang menghampiri bersama memori yang tak bisa kau hindari.—sidney
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Kata
RandomKumpulan prosa, puisi dan cerita pendek teman-teman kontributor event Writing With Sanju yang berlangsung selama bulan Juni 2018 di Instagram @sanjunisme. Credit Cover Pict by: Minkyung