"Kita dulu sering melalui jam 00.00 bersama, ya?" terdengar suaramu yang memecah sunyi. Aku mengangguk sebagai jawaban.
Lalu lagi, "Kalau ini, kita sering datang ke tempat ini tiap sore, kan?" akupun mengukir senyum, mencoba mengingatnya kembali.Dan lagi, "Ceritakan apapun masalahmu, aku akan mendengarkannya." aku mendengar suaramu lagi, namun kali ini aku tak mengangguk. Takut jika bulir bening di pelupuk mata akan jatuh jika aku mengangguk.
Rasanya sesak sekali. Begitu mendapati bayangmu yang terus menghampiri. Memori, memberi jejak bahwa kita pernah bersama. Tanpa pergolakan batin yang mesti dirasa.
Hingga memori kita terus kembali, aku bisa apa?—sidney

KAMU SEDANG MEMBACA
Sejuta Kata
RandomKumpulan prosa, puisi dan cerita pendek teman-teman kontributor event Writing With Sanju yang berlangsung selama bulan Juni 2018 di Instagram @sanjunisme. Credit Cover Pict by: Minkyung