HAI! Masih ada kah yang nunggu cerita ini? Maaf ya baru bisa update sekarang. Sambil nunggu pertandingan Inggris vs Kolombia hehe.
It will be a long roller coaster ride. Prepare your heart.
*****************************************
"Bangun..." suara samar hadir dan berbisik di telinga Seongwoo. "Mortem, bangun." Sekali lagi ia dapat mendengar suara tersebut. Kegelapan masih meliputi pria itu. Ia merasa tidak dapat menggerakkan tubuhnya sama sekali. Hanya indera pendengarannya yang berfungsi sedemikian rupa, melafalkan satu suara yang tidak pernah dia dengar sebelumnya. Suara seorang perempuan.
"ARRRGH!" Sang pangeran kegelapan membuka matanya. Bangun dari tidur panjangnya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali sambil mengusap kepalanya yang terasa berputar. Perlahan-lahan Seongwoo dapat mengingat bahwa dirinya pingsan setelah berhasil membunuh Minhyun. Tapi siapa yang memukulnya?
"Ini semua demi kebaikanmu, Pangeran." Kata-kata itu yang terakhir ditangkap telinganya sebelum ia tidak sadarkan diri. Siapa yang memanggilnya pangeran selain Daniel? Siapa yang mengetahui posisinya sebagai pangeran kegelapan selain pengawalnya tersebut?
Sedikit demi sedikit pria itu bangun dari posisi awalnya. Matanya mengerjap dalam kegelapan. Sepertinya matahari juga belum terbit. Ia kini berada di sebuah kamar yang gelap dan tidak familiar. Tubuhnya juga tertidur di atas kasur yang empuk. Jika orang tersebut hendak membunuh maupun menculiknya, ini merupakan sikap yang terlalu baik hati.
Seongwoo berdiri dan menyelusuri dinding, berusaha mencari sumber penerangan. Matanya membulat senang saat mendapatkan tombol lampu, sebelum sebuah suara menginterupsinya. "Pangeran.." Seongwoo cepat-cepat menyalakan lampu dan menengok ke belakang.
Kini punggungnya menabrak dinding dan matanya menatap sosok di depannya dengan tidak percaya. "Kenapa.. Kenapa kau masih hidup? Aku sudah membunuhmu," bisik Seongwoo tidak percaya.
Minhyun berdiri dari kursi yang didudukinya. Matanya mengikuti pergerakan Seongwoo yang kini terduduk lemas di lantai dan menatapnya dengan penuh kebencian. "Kau tidak mengira semudah itu membunuhku kan? Aku mampu memanipulasi realita, pangeran."
Seongwoo tertawa saat menyadari kebodohannya. Tentu saja dirinya yang naif dan dibutakan oleh kebencian dengan sangat mudah dapat dipermainkan. Minhyun berhasil membuatnya terlihat lebih bodoh dan sekarang dirinya terkurung bersama sumber kepahitan hidupnya.
Saat ini Seongwoo telah berada di ambang kewarasannya. "Jika kematianku yang kau inginkan. Bunuh aku sekarang. Di sini. Sebelum aku benar-benar gila dengan semua hal." Pria itu memandang Minhyun dengan senyum miring miliknya.
Minhyun berjalan mendekat ke arah Seongwoo. Dirinya berjongkok tepat satu meter di depan pangeran kegelapan tersebut. "Sudah aku bilang. Ini semua demi kebaikanmu. Aku akan membunuhmu, tapi tidak saat ini. Waktunya belum tepat."
Seongwoo kembali mengeluarkan tawanya, begitu keras hingga membuat alis Minhyun terpaut heran. Kenapa sekarang bukan saat yang tepat? Jelas-jelas dia kini tidak berdaya, untuk berdiri saja sepertinya tidak ada kekuatan lagi. Ditambah dengan absennya sosok Daniel di sebelahnya. Saat ini Seongwoo benar-benar sasaran empuk untuk orang-orang yang ingin menghabisi nyawanya dan menjatuhkan Kerajaan Skotenos selamanya.
"Siapa kau sebenarnya, Hwang Minhyun? Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Seongwoo tajam. Mengingat kemungkinan ia sedang bersama sosok yang membunuh keluarganya dan mengutuk kerajaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince of the Darkness (ONGNIEL)
FantasiDalam setiap manusia, tersembunyi sosok iblis. Tetapi untuk seorang Ong Seongwoo, dia adalah iblis itu sendiri.