Teringat kala itu, kita masih kecil.
Masih duduk di bangku SD.
Kau menatap ku dengan penuh arti.
Menghampiri tempat tinggal ku bersama teman teman mu.Aku terheran dengan ramai di depan tempat tinggal ku.
Keesokan harinya kudapati pesan dari teman lelaki ku.
Dia bilang ada salam dari mu.
Aku semakin penasaran karena tak mengenal mu sama sekali kala itu.Hari hari seperti biasa.
Aku bermain bersama teman- teman ku.
Kamu lewat hanya sekedar untuk melihat ku bermain.
Aku tak terlalu memperhatikan mu saat itu, karena itu aku tak tau jikalau kamu memperhatikan ku.Semakin hari silih berganti.
Kami ikut bergabung dan bermain bersama ku dan teman-teman ku.
Aku mulai mengenal diri mu dan nama mu.
Namun belum berani untuk bertegur sapa.
Begitupun kamu yang terlihat sangat tersipu malu saat melihat ku.Hari itu pun tiba.
Kata teman ku kamu meminta ku untuk menjadi pacar mu.
Aku berpikir keras dengan pikiran anak kecil ku.
Yang aku pikirkan aku belum terlalu tau dan mengenal mu.
Tapi esok harinya ku putuskan untuk menerima mu.Sepulang dari suatu tempat, kamu mengajak ku bertemu.
Tepat di belakang tembok di suatu bangunan kamu mengatakan sesuatu pada ku.
Aku sebenarnya sangat gugup saat kamu ajak bertemu.
Namun pada akhirnya aku tersenyum lebar saat kau bilang 'i love u'.
Aku pun pulang dengan perasaan bahagia.Lambat laun kita menjalani hubungan.
Hingga pada akhirnya hilang tanpa kabar.
Maklum saja kita masih sangat kecil kala itu.
Dan kita benar benar seperti tak saling mengenal lagi.Tiga tahun lebih telah berlalu.
Sekarang kita semakin besar, sudah banyak pengganti yang terlewat.
Entah dengan cara apa dan maksud apa Tuhan membuat kita dekat kembali.
Berawal dari obrolan singkat di handphone.
Dan kita semakin sering bertemu di suatu tempat di mana dulu cinta kecil kita pernah terjadi.Aku semakin gila.
Aku masih menyukai mu hingga saat ini meski sudah banyak pengganti.
Tidak, aku benar benar mencintai mu.
Jadi ku beranikan diri untuk menyatakan perasaan ku pada mu.Malam itu keringat dingin menetes.
Menunggu jawaban mu dan harus siap dengan segala alasan mu jika menolak ku.
Dan akhirnya kamu menerima ku, aku ingin sekali rasanya terbang ke langit ahh!Namun, di esok pagi kamu bilang kamu belum siap menerima ku.
Entahlah aku belum pernah merasa sesakit ini.
Ditarik ulur oleh seorang lelaki yang membuat ku gila.
Jadi hanya ku jawab 'baiklah tidak mungkin aku memaksakan jika orang tidak ingin bersama ku'
Selepas dari itu aku menangis sekuat mungkin dan berteriak sekencang mungkin.
Hati ku rapuh, benar benar rapuh.Setelah kamu lakukan semua itu kamu meminta ku untuk tidak cuek terhadap mu.
Baiklah apa pun itu, akan ku lakukan meski itu semakin menghancurkan perasaan ku.
Kita masih dekat setelah peristiwa diri ku ditolak.
Sangat menyedihkan dan bodohnya diriku masih bersabar dengan lelaki seperti ini.
Tapi aku harus menyalakan siapa, perasaan?Kita dekat.
Semakin dekat.
Bersua lewat handphone.
Dan sering bertemu saat bermain dengan teman–teman.Hingga kamu bilang akan meminta ku menjadi kekasih mu saat kamu sudah siap.
Betapa senangnya aku mendengar hal itu, jadi langsung ku katakan saja 'baiklah'.
Dan kamu mengajak ku bertemu di sebuah tempat untuk memberikan sesuatu dan menyatakan perasaan.
Aku langsung mengiyakan ajakan mu.Tapi ketika hari itu tiba kamu membatalkan pertemuan kita, karena suatu hal.
Menyedihkan..padahal aku sudah bersiap satu jam lebih awal demi bertemu dengan mu.
Dan yang lebih menyakitkan kau mengatakan belum saatnya untuk menjadikan ku kekasih mu.
Aku kembalik terombang ambing karena diri mu.
Semua itu kamu katakan karena ada seseorang yang memfitnah ku dekat dengan banyak lelaki dan menjadi perusak hubungan orang.Masih di hari yang sama.
Aku pergi ke suatu tempat sendirian.
Ketika pulang ke rumah aku melihat pesan dari mu di handphone.
Kamu bilang tadi kamu mengikuti ku, takut aku pergi ke tempat yang tidak baik kata mu.
Perhatian sekali, memang suka sekali dirimu membuat ku senang dan sedih dalam waktu bersamaan seperti orang gila.Fitnah dari orang yang mengatakan aku banyak dekat dengan lelaki berhasil ku tepis, dan kita kembali dekat seperti biasa.
Sementara itu tak lama lagi kamu akan melanjutkan sekolah di luar kota.
Memang banyak sekali rintangan hanya sekedar untu bersama mu.
Tapi aku percaya ada hal indah di balik semua ini.Jadi.
Satu hari sebelum kamu berangkat untuk melanjutkan sekolah, kita bertemu.
Kita mengobrol malu-malu, padahal ingin sekali sebenarnya saling memeluk saat itu.
Dan dihari itu juga aku resmi menjadi kekasih mu.
Kita kembali, kembali seperti di masa kecil.
Ahh aku ingin menangis.Besok harinya kau pergi ke luar kota untuk melanjutkan sekolah mu.
Kau menyampaikan ada fitnah tentang ku dari seseorang, namun fitnah itu berhasil kita lewati lagi.
Begitu banyak orang yang iri dengan hubungan kita meski kita tak mengumbar dan begitu banyak fitnah yang ingin menjatuhkan hubungan kita.Tapi aku harap kita bisa selalu bertahan dengan jarak ini.
Belajarlah dengan baik agar bisa menjadi masan depan ku yang baik pula.
Aku menunggu mu kembali di sini.
Kita akan bersama selamanya.
Kau adalah edelweiss ku yang abadi di hati.
