§ 3 §

3.3K 327 25
                                    

Hari ini hari festival diadakan. Lapak-lapak jajanan dan aksesoris dibuka. Ah, aku benci hal yang seperti ini. Uangku bisa lenyap dalam sekejap.

Dan tentunya hari ini juga hari dimana lomba tari solo diadakan. Aku sudah membuat koreografinya dan berlatih selama seminggu.

Awalnya kupikir teman-teman di kelas tidak akan peduli. Tapi nyatanya mereka sering bertanya padaku apakah aku mengalami kesulitan. Bahkan mereka menawariku bantuan.

Mereka baik dan aku menyesal tidak mencoba mengenal mereka sebelumnya. Baik, tak apa, masih ada dua tahun bagiku di sekolah ini.

Aku datang agak terlambat ke sekolah karena aku lupa menyetrika seragam sekolah. Belum lagi menyiapkan pakaianku untuk lomba tari nanti. Dan aku hampir ketinggalan kereta.

Kelas sudah ramai. Mereka sibuk membahas lomba-lomba nanti. Ada juga yang sedang menata lapak kelas. Kelas kami menjual jajanan jalan khas korea. Ada es krim juga.

"Rissa? Kau sudah siap kan untuk lomba nanti?" tanya ketua kelas yang membawa buku besar.

"Ah, iya."

"Nice." Ia tersenyum.
"Teman-teman! Lakukan lah yang terbaik untuk kelas kita, ya! Tidak perlu menang, yang penting senang-senang!"

Orang-orang di kelas tertawa mendengar teriakan ketua kelas. Aku tersenyum dan hampir tertawa. Sebenarnya aku tipe orang yang sangat jarang tertawa karena suatu hal dan sangat menjaga ekspresi wajahku.

Omong-omong Yedam dan Jeongwoo lagi-lagi tak bisa datang ke sekolah. Padahal aku sudah lama tak bertemu mereka.

Mereka sangat sibuk dengan persiapan debut Treasure. Treasure Maker—sebutan untuk fans Treasure—pasti tahu bahwa mereka akan debut di bulan Juli ini.

Aku juga sebenarnya ingin memuji Yedam atas lagunya yang baru-baru ini booming. Judulnya 'Wayo'. Apa kalian sudah mendengarkan? Lagunya sangat sesuai dengan selera musikku.

Aku berjalan mengitari sekolah, melihat lapak-lapak yang didirikan. Rasanya aku mau membeli makanan di tiap sudut sekolah ini. Kalau masalah makanan jangan ragukan aku, ayam satu kotak pun dapat lenyap seketika.

Kalau orang tidak mood malah tidak nafsu makan, aku malah sangat ingin makan. No food no life. 

Oh, iya. Omong-omong sekarang sedang ada lomba vokal solo di panggung. Suaranya sampai sini.

Suara mereka bagus. Tapi tidak sebagus Yedam dan Jeongwoo. Aku sangat menyukai suara mereka berdua.

Karena festival, sekolah ini jadi ramai. Karena pengunjungnya bukan hanya anak-anak SOPA, tapi juga orang luar. Bahkan aku melihat beberapa staf dari agensi-agensi yang sedang memburu calon trainee.

Aku duduk di salah satu bangku yang berada di bawah pohon. Lumayan untuk mengisi energi karena aku tidak terlalu menyukai suasana ramai.

Aku melihat seorang murid SOPA yang sedang diajak bicara oleh wanita dengan jaket hitam. Pasti staf agensi. Ah, aku ingat beberapa waktu lalu aku pernah di posisi murid itu.

Aku benar-benar ingat saat aku sedang makan ramyeon di sebuah mini market, lalu seorang wanita datang menyapaku lalu memperkenalkan dirinya sebagai staf agensi YG. Aku benar-benar senang saat itu karena Haruto juga seorang trainee di sana.

Aku terlalu senang sehingga lupa kehidupan seorang calon idola tidak lah semenyenangkan itu.

Harus kerja keras, berlatih setiap jamnya, harus terlihat sempurna. Gerakan, koordinasi, ekspresi. Semuanya benar-benar harus sesuai dengan ekspektasi mereka.

Terkadang aku masih merasakan sakit hati itu. Dengan mudahnya mengeluarkan trainee, lalu mencari yang baru. Seperti mantan pacarnya temanku dulu.

Tapi aku juga mengerti. Mereka membutuhkan seorang calon bintang yang berkualitas. Bukan trainee abal-abal yang selalu membuat kesalahan.

Trainee : The TalentenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang