"Elo?!"
Betapa kagetnya Rena saat menabrak seseorang yang membuatnya jengkel. Siapa lagi kalau bukan Revan. Pasalnya, Rena masuk ruang BK selalu karena terciduk Revan. "Ah, mangap. Tadi gak liat," ucap Rena acuh meninggalkan Revan yang bangkit dari duduknya. Revan menahan tangan Rena. "Apalagi heh?! Udahlah jangan buang waktu kaya tadi," Rena memaksakan dirinya untuk berlalu. Tapi Revan menahan tangannya dengan kuat. Bahkan Rena masih bisa menepisnya.
"Tanggung jawab," perintah Revan menunjuk lembaran-lembaran kertas yang jatuh. "Lah kan yang bawa lo, yang disuruh bawa juga lo. Ngapa jadi gue?"
"Karena lo yang nabrak gue,"
"Kan gue udah minta maaf juga sih. Udah lah jangan dibesar-besarin," akhirnya Rena berhasil kabur. "Mana rasa tanggung jawab lo!!!" teriak Revan. "Anak pramuka aliran mana ini!!"
"Ah, bacot mulu lo! Yaudah sini gue beresin!" Rena mendengus kesal dan sedikit berlari. Lalu menyambar lembaran kertas dan merapihkannya asal. "Hey,kalo gak ikhlas mending gue aja deh. Tambah gak karuan nanti,"
"Uh daritadi kek," sinis Rena. "Apa lo sinis-sinis gue?"
"Gak," Rena membawa tumpukan kertas-kertas dan melangkah menuju ruang...
"Mau dibawa kemana ini woy?"tanya Rena. "Ruang osis," Rena langsung terbirit-birit ke ruang osis. Revan membuntuti Rena seraya bersenandung pelan.
*-*-*-*
"Udah ini ya," ucap Rena seraya merapihkan kertas. "Thanks. Sekarang pulang sana. Udah mau jam 5," Revan menatap keluar jendela. "Yo. Gue balik.Jangan panggil gue kesini lagi,"
"Gak janji. Oh lo pulang naik apa?"
"Naik kapal pesiar model pilem titanic," ucap Rena menggendong tas nya. "Serius," Revan menatapnya tajam. "Ya naik motor lah! Ege," tukas Rena kesal. Dengan mengecilkan suara di kalimat terakhir. "Bisa naik motor lo?"
"Dari smp gue sekolah naik motor," jawab Rena. "Motor apa?"
"Astajemm kepo lo!" umpat Rena semakin menjadi-jadi. "Buat data," sergah Revan berbohong. "Ninja--"
"Kedua kalinya lo bohong,"selidik Revan tak percaya. "Yaudah lah gue udah jujur.Terserah apa kata lo. Oiya,gue minjem ruangan lo ya," ucap Rena langsung masuk ke tempat ruang khusus Revan. "Hey,gue belom bilang iya! Aduh, anak siapa sih lo," Revan mengusap wajahnya gusar. 5 menit kemudian,Rena keluar dengan penampilan berbeda. Rok yang sedari pagi ia pakai,berubah menjadi celana training,dan memakai jaket hitam.
"Gue balik," Rena keluar dari ruangan osis dan menutup pintu kencang. "Ck.Dasar aneh," Revan menyambar kunci mobilnya.
*-*-*-*
"Mah,Ren pulang!" Rena melepas sepatu sket nya dan meletakannya di rak sepatu. Lalu membuka knop pintu. Dia melihat mamanya sedang duduk di sofa seraya menonton tv. "Eh kamu udah pulang?"
"Hm.." Rena menyalimi tangan ibunya dan berlari ke kamarnya. Dilantai dua.
Kamar Rena
Ia menghempaskan badannya pada kasur king size yang dibalut sprei abu-abu. Hari ini begitu melelahkan. Rena memejamkan matanya sebentar. Saat akan masuk kedalam mimpi...
"Anjrit! Gue lupa!" Rena langsung bangkit dan mengganti seragamnya dengan kemeja bergaris dan celana jeans. Lalu menyemprotkan parfum diseluruh tubuhnya. Tenang.Ga usah pake mandi juga udah wangi-Rena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On
Teen Fiction•-TEEN FICT-•💕 Adalah rasa. Yang perlahan merekah tak kunjung mereda. Memberi efek luar biasa hingga rona memerah. Menciptakan duka,lara,bahagia dan tawa. Adalah cinta. Yang diam-diam menyulamkan benang cinta. Tanpa gema dan isyarat yang bersua. Be...