014• kelompok satu

1.6K 355 36
                                    

"Udah sadar?"

Nayeon dan Taehyung serentak menengok kearah Taeyong yang baru saja memasuki ruangan dimana Jisoo masih terbaring belum sadarkan diri. Sudah lebih dari lima jam. Nayeon baru sadari bahwa dosis tinggi lah yang ia ambil dan Yuta suntikkan kepada Jisoo.

Mereka berdua menggelengkan kepala sebagai jawaban, lain dengan Yuta yang terduduk di kursi samping Jisoo dengan tangan yang sibuk menopang wajahnya— mengamati Jisoo tanpa berkedip.

"Sumpah.... Diliat dari sudut manapun, gak ada pantes-pantesnya ini cewek jadi pembunuh." Ujar Yuta, masih enggan untuk beranjak dari sana sampai Jisoo tersadar dari efek obat bius. Nayeon dan Taehyung sama sekali tak berniat menanggapi. Pasalnya sudah lebih dari sekali, Yuta mengatakan hal yang sama sampai Nayeon yang merasa bosan pun memukul kepala Yuta dari arah belakang. Sedang Taeyong tak menanggapi dan hanya berdiri di samping Yuta mengamati Jisoo.

"Ganteng ataupun cantik, pembunuh ya pembunuh yut."

"Jadi setuju nih?"

"Apa?"

"Cantik kan yong?"

Taeyong menggidikkan bahunya sebagai jawaban, pun malas untuk menanggapi lebih. Tubuhnya terlalu lelah setelah melewati beberapa jam di ruang operasi, ditambah kejadian aneh hari ini yang cukup memengaruhinya secara psikis.

"Gak kenal yong?"

"Enggak hyung."

"Inget-inget yang di club malam Itu yong." Ujar Yuta.

"Gue bukan lo yut."

"Tapi yong, kali aja lo waktu itu dipaksa ikut sama Yuta, terus lo gak sadar, terus...."

"Demi Tuhan, Nayeon! Gue gak ngehamilin!"

Berakhir dengan Nayeon yang mengangguk dan mengangkat tangannya menyerah, meski entah berapa menit lagi Nayeon akan mengatakan hal sama yang acap kali membuat Taeyong berujar sabar dalam hati.

"Terus apa dong alasan dia mau bunuh lo?" Tanya Taehyung, membuka pertanyaan serius yang membuat keempatnya sama terdiam— dan satu yang diam-diam menyimak percakapan mereka sambil mengintip sesekali.

Hening masih melanda, sampai tiba-tiba Yuta tertawa terbahak sambil memegangi perutnya kesakitan.

"Lucu gak sih, kita udah auto panic karena pistol, eh ternyata kosong gak ada pelurunya."

Nayeon tertawa geli. Lima jam yang lalu mereka sukses dibuat ketakutan. Apalagi mengingat Taeyong yang terpejam kala Jisoo akan menembakkan isi pistol ke kepalanya.
"Pakai segala drama Yuta pengen nikahin dia. Modus lo sempet ya yut." Tambah Taeyong sambil melirik Jisoo yang masih terbaring dengan mata yang terpejam. Meski sempat Taeyong mengira bahwa Jisoo sudah terbangun dari efek obat biusnya.

"Asal kalian tau. Sebelumnya dia juga bilang mau nikahin gue. Dasar buaya!" Keluh Nayeon sambil memukul kepala Yuta dari belakang.

"Segala gue ngendep-ngendep biar gak ketahuan." Taehyung merasa geli sendiri. Dan lagi pistol tersebut adalah pistol yang juga dipakai oleh tersangka sebelumnya di Ruangan UGD. Realitanya adalah, mereka ketakutan tanpa dasar.

"Dia malu gak ya pas sadar nanti?"

Sontak semuanya tertawa cekikikan mendengar pertanyaan Yuta. Hal mengerikan yang kini bisa di tertawakan.

Tak lama setelah itu, Jisoo beryukur ketika empat orang tersebut memutuskan keluar dari ruangannya. Membuatnya kini seorang diri dengan pikiran random yang sangat menganggu otaknya. Ia pikir semua lelucon ini selesai, ia akan terbangun dimana Ayah dan Bundanya berada disana, menanti kesadarannya yang mungkin saja sedang kritis mengingat ia menyayat pergelangan tangannya cukup dalam.

If We Stay- Taesoo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang