04• i like u

2.1K 422 27
                                    

Kim Jisoo mengecek celengan ayamnya yang selalu setia berdiri di bawah tempat tidurnya. Entah berapa uang yang terkumpul, yang jelas ia sepertinya belum mampu untuk membeli ponsel mengingat baru dua pekan lalu ia menggunakan celengannya. Sedang PSP Taeyong.. Ia memutuskan untuk menyimpannya dan memberikannya sebagai kado ulang tahun Taeyong bulan depan nanti.

"Kak.... Tangan lo patah?" tanya Haechan— adik Jisoo— dari depan pintu kamar yang masih terbuka.

"Cuma keseleo, makanya cuma diperban aja."

"Yah.. Otak lo kan udah keseleo kak, masa tangan juga?"

Jisoo baru saja ingin beranjak dan memukul Haechan, sayang sekali Haechan sudah berlari pergi sambil meneriaki Bundanya meminta pertolongan.

Kamar jendela Jisoo terketuk yang tak lain adalah karena batu kecil yang dilemparkan oleh Taeyong dari jendela kamar sebrang. Jisoo pun beranjak, membuka jendela kamar dan duduk di kursi sofa yang memang sengaja ditaruh di sana.

"Udah ngerjain PR biologi?"

"Yang 100 soal itu?"

Taeyong menggumam mengiyakan, sambil menunjukkan halaman yang dimaksud melalui buku paketnya yang sudah dicorat-coret membentuk gambar monyet. Taeyong tak suka pelajaran biologi.

"Kok tumben lo nanyain PR biologi? Biasanya cuek aja?"

"Rahasia lah."

Jisoo mendesis kesal. Diperhatikannya Taeyong yang juga sedang duduk, terkekeh dan menopang dagu. Pemandangan yang hampir setiap hari Jisoo dapatkan sebab kamar mereka yang bersebrangan.

"Yaudah, rahasia juga lah."

Taeyong tertawa.

"Nggak usah ngambek, nanti tangannya nggak sembuh loh."

Disaat Jisoo masih cemberut, tiba-tiba ide gila tersebut muncul membuatnya sontak tersenyum. Taeyong mengernyitkan kening melihat perubahan drastis sahabatnya. Jisoo memerhatikan Taeyong lamat. Perasaannya mendadak tak enak.

"Yong..."

"Hhm..."

"Mau gue nggak ngambek lagi nggak?"

"Ngambek aja. Gue suka lihat lo ngambek."

"Ih! Bener ya? Gue ambekin seumur hidup baru tau rasa"

Taeyong tertawa,

"Kayak bisa ngambek lama lama aja sama gue."

"Dih, ngeremehin? Nggak ada yamg tau tentang masa depan, Yong. Kalau ternyata di masa depan kita jadi musuh?"

Taeyong menghela nafas. Salah berdebat dengan Jisoo, pasti ia kalah.

"Yaudah mau apa?"

"Hehe. Bantuin gue putus sama Jungwoo, please." Jisoo memelas.

"Enggak, makasih."

Taeyong tak pernah mau berurusan dengan percintaan Jisoo dengan lelaki manapun. Tidak ikut campur pun, Taeyong seringkali terseret menjadi tersangka utama kandasnya hubungan Jisoo. Padahal Taeyong benar-benar tidak tahu dan tidak mau tahu.

"Biasanya putus tinggal putus, nggak minta bantuan."

"Jungwoo beda Yong. Lo lihat sendiri kan sewaktu di UKS? Dia aja minta jangan diputusin. Drama banget lah. Makanya putusnya harus ada dramanya juga."

"Kalau gitu cari yang suka ngedrama, gue ogah."

Jisoo terdiam sambil menggigit bibir bawahnya, matanya mengikuti gerak taeyong yang nyaris berhasil menutup jendela kamarnya, menghindari Jisoo dan topik yang tengah mereka bicarakan. Taeyong tak suka ikut campur masalah orang lain, meskipun itu terhadap sahabat sendiri.

"Gue suka sama lo yong...






































































Bilang gitu ke Jungwoo."

•if we stay•

If We Stay- Taesoo✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang