Bab 9. Penjelasan Sihir

41 2 2
                                    

Chika duduk di kursi sedang membaca buku sambil mengemil. Awalnya aku bingung karena camilannya berbentuk seperti poc*y dari duniaku. Akhirnya aku tahu kalau itu buatan salah satu anggota ESU dan dijual untuk tambahan membangun markas mereka.

"Kenapa Raito?" tanyanya.

"Yah... Gapapa... Cuma aku ingin tahu buku apa yang kau baca."

"Oh ini? Ini buku ice elemental kelas A. Skill water elemental magic bisa digunakan juga untuk ice elemental magic, jadi aku mempelajarinya."

"Be-begitu ya...."

"Raito..."

Dia mendekatkan wajhnya ke wajahku. Sekarang jarak wajah kami hanya sepanjang diameter satu bola baseball.

"A-apa..?"

"Jangan-jangan kau gugup?" tanyanya sambil tersenyum.

"E-enggak kok... Bu-buat apa aku gugup?"

"Heeh...."

"Ma, kau bisa matikan lilinnya kok. Aku bisa membacanya walau gelap." katanya kembali ke kursinya.

"O-oke..." kataku sambil meniup lilin dimeja di samping kasurku.

Cahaya yang dibuat oleh lilin itu padam. Tapi karena hawk eyesku, aku bisa melihat dengan jelas di kegelapan ini. Yah, aku tak berharap apa-apa kok beneran.

"Wahai malaikat, berkati mataku dengan anugrahmu, dan buat cahaya melaluinya, sehingga malam tak menggangguku."

Lingkaran sihir muncul didepan masing masing matanya. Lingkaran sihir itu tak terlalu terang, kurasa tanpa hawk eyes aku takkan bisa melihatnya. Yang membuatku bingung adalah awalan mantranya mirip dengan mantra enchant, jadi aku menanyakannya.

"Mantra itu..."

"Oh, mantra tadi? Itu gabungan dari mantra sense enchant dan light elemental. Membuatku melihat dalam gelap."

"Eh? Tadi mantra enchant? Terus gabungan..."

"Kau belum tahu ya? Mungkin kau harus mengambil kelas kalau begitu..."

"Maaf saja, uangku tak cukup untuk itu."

Sebuah kelas petualang. Kota ini adalah kota yang menjadi pusat para petualang, karena itu guild petualang hanya ada di kota ini. Paling tidak di negara ini. Kudengar saat awal kota ini menjadi pusat para petualang, banyak petualang pemula yang bingung dengan apa yang harus dilakukan.

Didunia ini pendidikan hanya hak bagi para bangsawan dan ksatria. Petualang yang menjadi salah satunya dapat mengambil pendidikan, tetapi bagi petualang kelas rendah itu mustahil. Karena itu beberapa orang dari ksatria berinisiatif membuat wadah pendidikan dasar bagi petualang kelas rendah, paling tidak sampai tingkat wajar.

"Yah... Aku akan menjelaskannya. Dengarkan baik-baik. Saat ini kita mengenal empat kekuatan, cheat, skill, arts, sihir. Cheat adalah satu kekuatan yang bisa digunakan untuk banyak kegunaan, kekuatannya bahkan bisa melampaui kekuatan lain yang sejenis."

"Lalu skill. Hampir sama seperti cheat, cuma dibatasi kekuatannya. Setelah itu arts, arts digunakan di teknik senjata. Prajurit di kerajaan bahkan bisa membuat arts sendiri. Terakhir sihir, kekuatannya tak terlalu kuat karena membutuhkan konsentrasi dan latihan tapi ada keuntungannya."

"Keuntungan?" kataku memotong.

"Benar. Keuntungan. Sihir bisa dikombinasikan dengan arts, skill, cheat maupun sihir itu sendiri tergantung bagaimana mantranya."

"Tapi kalau kita mengubah mantranya bukannya akan terjadi kesalahan?"

"Yep, karena itu ESU membentuk kelompok khusus untuk mencoba-coba perubahan mantra. Contohnya; petir ungu, sambar musuhku dan lumpuhkan dia."

Tidak Ada Cheat di Dunia LainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang