Kembali bersama saya sang author. Kali ini saya bersama dengan seseorang yang tak lain dan tak bukan adalah calon ilustrator WN ini, Hentanime-sensei.
A: Baik, hentanime-sensei, bagaimana perkembangan ilustrasinya?
H: ...
A: Ano, hentanime-sensei?
H: ... Apa aku harus menjelaskan semuanya?
A: tentu saja jika kau bersedia menje-
H: buruk. Aku tak ma-bisa menyelesaikannya. Mungkin karena aku tak mendapat makan 3 hari yang lalu. Dan juga apa kau tak bisa lebih cepat dalam memasak? Kupikir masakanmu adalah satu-satunya yang bisa dipuji darimu tapi sepertinya aku salah. Kau tak ada apa-apanya bahkan dari seorang koki kelas 4. Sadari kesalahanmu dasar Hiki-Neet-Taku.
A: apa cuma perasaanku, atau tadi kau memang berkata tak mau? Dan terima kasih atas penjelasan menusuk barusan.
-----------------------------------------------------------------
(Raito POV)Aku membuka mataku. Yang kulihat pertama kali adalah langit-langit rumah yang selalu kulihat sebelumnya. Tidak ada suara berisik dari adikku. Kurasa aku akan menyiapkan sarapan.
Yang kubuat untuk sarapan kali ini mudah dibuat, omelette. Tapi aku akan berimprovisasi disini. Kenapa aku memilih itu? Karena adikku sangat menyukainya.
Hanya dua belas menit dan aku selesei membuat omelette dua porsi, untukku dan adikku. Aku segera naik lagi untuk memanggil adikku.
Tok tok tok
"Vina, sarapan siap..." Seruku namun tak ada jawaban dari dalam kamarnya.
"Aku membuat omelette spesial lho..." Masih tak ada jawaban.
Karena sekarang aku adalah yang tertua disini, aku punya master key rumah ini. Tentu saja tidak aku gunakan untuk melakukan yobai pada adikku. (Yobai: serangan malam, check google please)
Aku khawatir dengan adikku yang tak menjawab panggilanku. Akhirnya aku menggunakan kunci itu untuk membuka pintu kamarnya.
Didalam kamarnya dapat tercium bau wangi dari parfum yang biasa dia pakai, tapi aku tak menemukan batang hidungnya sama sekali. Mungkin dia sedang mandi. Aku menuju ke kamar mandi dan melakukan hal yang sama, tapi juga tak ada jawaban. Saat kuperiksa juga tak ada orang didalamnya.
Merasa aneh karena adikku tak ada dimana-mana aku sempat berpikiran menelpon polisi. Tapi sepertinya tak ada tanda-tanda dia diculik ataupun meninggalkan rumah, jadi kuurungkan niat tersebut.
Aku mulai mencari Vina kembali ke seluruh penjuru rumah tapi tak ditemukan juga. Mungkinkah dia sudah berangkat lebih dulu? Kulihat jam dinding belum menunjukkan pukul setengah tujuh. Dia tak perlu bergegas seperti itu'kan?
Yah sudahlah. Kurasa dia memang sudah pergi lebih dulu ke sekolah. Aku juga harus bersiap-siap. Aku memakan sarapanku dan membungkus sarapan Vina serta memasukkan mnya kedalam kulkas.
Selesai memakai seragam, aku menunggu Chika didepan rumah. Tak seperti biasanya, dia terlambat seperti ini. Mungkin sekali-kali aku yang harus menjemputnya ya...
Aku berjalan kerumah chika yang tepat berada diseberang rumahku. Begitu sampai didepan rumahnya aku membunyikan bel dan berseru, "Hoi... Ini aku aku, Raito."
Sekali lagi hal aneh terjadi. Dia tidak menjawab suaraku da juga tidak keluar dari rumah. Sepertinya dia juga sudah berangkat ya? Yosh, kalau begitu aku juga akan berangkat.
-----------------------------------------------------------------
Aku berjalan sendirian sekarang. Entah kenapa rasanya sepi karena tak ada yang bersamaku seperti biasanya. Ah benar juga, aku akan melewati rumah Yun. Kurasa aku akan mengajaknya bareng. Toh, kami juga sering papasan dijalan walau dia tak berani memanggilku karena aku selalu bersama Chika.
Sesampainya dirumah Yun, aku membunyikan bel.
Kutunggu sampai sepuluh menit tapi tak ada yang keluar. Kurasa Yun sudah berangkat dan orang tuanya sedang tak ada di rumah, tumben sekali. Kalau begitu aku harus berjalan sendirian sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Ada Cheat di Dunia Lain
FantasyBiasanya seorang yang dikirim ke dunia lain akan mendapat 1 atau lebih kekuatan cheat. Disini juga begitu, hanya saja ada pengecualian untuk 10 orang diantara kami dan aku salah satunya. Hanya diriku yang bisa kupercayai, hanya pedangku yang bisa ku...