Chapter 9 : Falling Hopes, I Want Everything To Stay Like This

3 3 0
                                    

Semuanya hanya permulaan..

Takanashi Kuna akan menghadapi masalah yang lebih besar... Bahkan lebih dari apa yang terjadi saat Summer Fest di sekolah nya.

"Ohayo." Aku bilang.

"Ohayoo~" Satu kelasku membalas.

Pagi setelah kemarin damai seperti biasa. Ya benar-benar seperti biasa.... Bahkan aku sempat takut. Padahal tidak terjadi apa-apa. Namun, aku melihat sesuatu yang sedikit aneh.

Yuuichiro-san dan Akito-kun saling mengirim tatapan yang memunculkan suatu percikan. Apa aku salah lihat? Aku tahu sih ada sesuatu diantara mereka yang melibatkan aku...

(Aku anggap tadi aku enggak lihat apapun deh..) Kataku dalam hati.

Saat aku panggil mereka berdua, seketika mereka tersenyum lalu saling menatap lagi. Setelah itu, bertanya ke aku. "Ada apa?" Dengan senyuman yang sangat berkilauan.

Aku saja merasa dibersihkan oleh double senyuman!

"....Mereka saling suka kali?" Kata Miharu dengan muka datar sambil meminum es tehnya.

"HAH?"

(Enggak, enggak.. Itu tidak mungkin.)

"Kalau begitu, target mereka.."

Setelah bercerita dengan Miharu saat istirahat siang, kita balik ke kelas. Tapi, aku tidak perlu menghindari mereka lagi kan? Ya kan?

Seharusnya sih begitu..

"....nashi?"

Mereka bilang santai aja tentang masalah ini, tapi sekarang ini serasa kepalaku memutar..

"Takanashi Kuna-san!"

"A-Ah, iya!"

Aku berdiri tanpa memikir. Aku tidak mendengar sautan gurunya tadi. "Takanashi-san, kamu mengapa? Mukanya pucat lho." Eh, pucat? Karena terlalu banyak mikir? Hahaha, tidak mungkin....

"Eng—Tidak kok, sensei.. Saya tidak merasa enak sih dari tadi, apa saya boleh ke UKS?" Aku bilang ke senseinya.

"..Yasudah. Hati-hatilah."

Dan tiba-tiba aku merasa tidak enak. Benar-benar tidak enak.

Aku melihat ke Miharu, dan dia mengatakan sesuatu tanpa suara. (Aku akan melihatmu nanti, kah?) Aku mengangguk kepalaku sebagai respons yang positif, dan pergi ke UKS.

Sekalinya aku terlalu memikirkan sesuatu, aku jadi lemah begini... Ini tidak baik, aku harus menghilangkan kebiasaan ini. Nanti akan membahayakan kesehatan.

Aku jalan tapi pelan ke UKS. Dan hanya sebentar jalan saja, aku tiba di tempatnya.

"Permisi.. Apa saya boleh istirahat disini sebentar?" Aku saut.

(Penjaga UKS ada kan..?) Kataku dalam hati.

"Ah, Takanashi-san? Kenapa mukamu pucat begitu?" Tanyanya.

"Saya juga kurang tahu.. Tapi, saya merasa tidak enak badan." Balasku.

"Sini sebentar."

Penjaga—Sensei itu mengecek apakah aku demam atau tidak, dan hasilnya negatif. "Sepertinya kamu istirahat saja untuk seharian ini. Tetapi, jika ingin balik ke kelas, jangan memaksakan diri ya."

"Okey, sensei."

Dan setelah itu, aku terbaring di tempat tidur UKS. Pusing masih melandai kepalaku, dan akhirnya aku bawa sampai tidur. Aku sempat berpikir, memang hal ini tidak baik bagiku. Kalau aku selalu pikirkan, adanya akan menganggu konsentrasi dan tentunya itu tidak boleh untuk kelas 3.

An Ambiguous Triangle (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang