BAB TIGA PULUH LIMA

563 40 2
                                    

"Tuhan pasti akan mengembalikan yang sudah menjadi milik kita. Jika memang berjodoh, maka seseorang yang hilang sampai ke ujung dunia sekalipun, akan bertemu lagi dengan kita. Asalkan, kita selalu optimis dan berdoa."

-secarik luka-

Viana dan Gerry memasuki ruang rawat Vanya. Keduanya tersenyum dan menyalimi orang tua Vanya yang sedang duduk di sofa. Tidak lupa, ada Madistra juga disana.

"Yang sabar ya Om, Tante, Madistra." Ucap Viana menenangkan ketiganya yang masih mencetak semburat gelisah di wajahnya. Ketiganya sama-sama mengangguk.

Gerry yang biasanya sangat begajulan saat di depan banyak orang, kini hanya mematung dan menghela napas. "Gue gak tega liat dede gemes gue sakit kayak gini,"

Viana melirik Gerry dengan jurus tatapan sinisnya. Entah kenapa, cewek itu sangat perasa terhadap Gerry yang selalu memperlakukan perempuan lain dengan sebutan yang membuat dirinya kesal. Apakah mungkin ia, cemburu?

Gerry yang dipandang seperti itu lalu membuang muka dan melepas pandangan nya dengan beralih ke Parsel buah di tangannya. Cowok itu meletakkannya diatas nakas.

"Om, Tante, kami bawa bingkisan sedikit. Semoga bermanfaat ya?" Ucap Gerry ramah.

Chika dan Rendy mengangguk. Lalu menjawab kompak. "Terimakasih."

"Iya Om, Tante."

Viana berjalan mendekat ke sisi ranjang Vanya. Gadis itu masih saja tidur. Tidak bangun-bangun. Membuat semua orang disekitar yang menyayanginya khawatir.

"Kapan lo bangun, Van?"

"Gue kangen kan sama lo,"

Air mata Viana jatuh. "Lo nggak sayang sama kita, hah? Kita semua disini sayang sama lo, Van. Tapi kenapa lo harus baring lemah gini dengan kondisi lo yang..." Ucapannya terputus.

Viana, gadis tomboy yang berstatus sebagai sahabat dekat Vanya. Ia memeluk tubuh sahabat nya dengan susah payah karena banyak sekali alat medis yang terpasang di tubuh mungil Vanya.

Cewek itu pun melepas pelukannya. Beralih menatap Madistra yang bergeming disampingnya. Mata pria itu menggambarkan betapa cemas dan takutnya ia akan hilangnya sosok wanita yang dicintainya.

Viana bisa melihat, bahkan merasakan. Bagaimana rasanya kehilangan sosok orang yang dicinta. Bahkan ia pernah merasakannya dulu. Pada cinta pertamanya semasa SMP.

Saat itu, ia menyukai sesosok laki-laki yang sekelas dengannya. Keduanya sama-sama cinta. Namun takdir berkata lain. Tuhan lebih sayang pangerannya itu dan menyuruh pangerannya untuk segera pulang.

Bukan pulang dalam arti kembali ke rumah, tetapi pulang ke alam lain yang tak akan bisa pergi kemana-mana lagi. Iya, pangerannya benar-benar pergi meninggalkan nya karena penyakit ganas yang menyerang Dakra-Nya.

Ah, Viana jadi ingat sosok Dakra. Lebih tepatnya Dakra Pratama Hakim. Pria tampan, humoris, dan konyol. Namun kekonyolan nya itulah yang membuat dirinya menyukai sosok Dakra. Baginya, Dakra adalah pangeran pertama yang singgah di hatinya secara tiba-tiba, dan meninggalkan nya tiba-tiba juga. Sehingga luka lama itu tidak bisa untuk ia hapus atau melupakan pujaan hatinya begitu saja.

Secarik Luka [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang