20#

4.7K 506 26
                                    

___________

Alarm ponsel berbunyi, Wonwoo terbangun masih dengan kepala berat. Pasalnya dia baru tidur dua jam setelah banyak kejadian yang membuatnya lelah.

Wonwoo melirik Hera yang masih tertidur di sebelahnya. Dia terlihat lebih tenang setelah semalaman menangis dan berteriak.

Wonwoo tak bisa meninggalkannnya sendiri, Hera menjadi seperti orang gila. Itu membuatnya gusar. mati matian Wonwoo menenangkan,
hingga akhirnya Hera tertidur dini hari tadi.

Matanya mengerjap ngerjap lalu terbuka. Gadis itu menatap Wonwoo yang tersenyum padanya.

"Tidurlah lagi, aku mau ke kamar sebentar" ujar Wonwoo lalu menyelimuti tubuh Hera.

Wonwoo beranjak, berjalan menuju kamarnya untuk mandi. Dinginnya air membuatnya merasa lebih baik. Setidaknya rasa penatnya sedikit terangkat.

Setelah mandi dan berpakaian. Wonwoo kembali ke kamar Hera memastikan wanita itu baik baik saja.

Pintu kayu berwarna putih dibukanya.
Wonwoo berjalan menghampiri Hera yang tengah menatap luar jendela kosong.

Wonwoo mengikuti arah pandangannya, yang hanya terdapat aspal kosong dengan beberapa rerumputan liar tertiup angin.

"Ayo kita makan dulu" ujar Wonwoo seraya membalikkan tubuh Hera agar gadis itu melihatnya.

"Setidaknya isi dulu perutmu" Hera hanya terdiam, iris kecoklatan itu terlihat sendu. Dia menatap Wonwoo dengan hampa, air matanya kembali keluar tanpa aba aba.

Wonwoo memijat hidungnya sambil memejamkan mata. Menghadapi Hera yang seperti ini membuatnya merasa lebih lelah daripada mengurus perusahaan.

Sudah hampir seminggu Hera seperti ini. Dia mengerti gadis itu terpukul, namun keadaan Hera sudah sangat memprihatikan.

"Bisakah kamu katakan sesuatu. jangan hanya menangis nn.kim"

"Jangan membuatku terus terusan merasa bingung. Mau sampai kapan kamu begini, dengan kamu seperti ini kakekmu tidak akan kembali. Jangan menyusahkan dirimu dan orang lain" ujar Wonwoo tanpa sadar nada frustasinya malah terdengar seperti bentakan.

Laki laki itu mengutuk dirinya sendiri yang lepas kendali karena seminggu ini dia lelah bukan main. Lelah melihat Hera selalu seperti itu.

Hera terduduk. Tubuhnya bertopang pada besi ranjang. tangisnya semakin menjadi.

"Maafkan aku, aku tidak bermaksud berkata seperti itu" ujar Wonwoo seraya menenangkannya.

"Pergi!"

"Maafkan aku..."

"Kubilang pergi dari sini!" Hera semakin histeris. Sebuah gelas air di nakas dilemparnya, pecahan kaca berserakan dimana mana.

Serpihan kecil tertancap di lengan Wonwoo, mengeluarkan darah segar setelahnya.

"Kumohon jangan seperti ini terus, jangan sakiti dirimu lagi" Wonwoo memeluk Hera bersamaan dengan tangisnya yang semakin pecah.

"Maafkan aku, Hera..."

••••••••••

Penginapan dekat pantai dan hamparan ilalang di belakangnya menjadi pilihan Wonwoo dalam percobaan mengembalikan jiwa Hera yang terguncang. Begitu sekiranya yang dia dapat dari dokter spesialis kejiwaan.

Namun kenyataannya. Sudah tiga hari berlalu tapi tak selangkahpun mereka keluar dari kamar. Bahkan Hera masih tetap sama.

Wonwoo sudah tak tahan melihatnya terus terusan seperti itu, dia mengenggam jemari Hera erat. Membawa gadis itu keluar kamar untuk berjalan jalan.

"Indah bukan?" Ujar Wonwoo dengan senyum cerahnya, menunjuk hamparan rumput ilalang berwarna coklat keemasan.

"Kenapa diam saja, berdirilah disana nanti kufoto"

Wonwoo penuh semangat, namun Hera masih diam ditempatnya memperhatikan tingkah Wonwoo yang berbeda.

Wonwoo memotret Hera sendiri, namun wanita itu hanya datar. Berulang kali Wonwoo menyuruhnya tersenyum namun sia sia.

"Lihat, bahkan pakaianmu terlihat serasi" Wonwoo menunjukkan hasil jepretannya kepada Hera dengan tawa manisnya.

"Kalo begitu kita selca saja ya"
Gadis disampingnya masih setia dengan tatapan hampa. Wonwoo mencium pipi Hera, membuat Hera membulatkan matanya terkejut. Pria itu tertawa girang. Lalu mengelus puncak kepala Hera lembut.

"Terimakasih, hari ini aku senang melihatmu menunjukkan ekspresi yang berbeda selain murung"

Wonwoo merengkuh tubuh Hera dalam.

"Kembalilah menjadi Hera Kim yang penuh dengan ekspresi. Aku merindukan itu. Jangan pernah berfikir bahwa kamu sendirian dan tak ada yang peduli denganmu. Hera dengarkan aku baik - baik"

"Aku mencintaimu, maafkan aku terlambat mengakuinya. Percayalah padaku aku akan menjagamu dan menjadi sandaranmu sekarang. Tetaplah disisiku"

Wonwoo melepas pelukannya, dia menatap iris coklat Hera lekat. Air mata Hera lagi - lagi mengalir.

"Jangan menangis lagi kumohon hatiku benar benar sakit melihatmu seperti ini"

"Berhentilah berbohong" ujar Hera dengan suara yang sangat pelan, malah mirip sebuah cicitan.

Wonwoo menarik dagu Hera menyempitkan jarak diantara keduanya. Wajah Wonwoo semakin mendekat hingga bibir mereka saling bersentuhan namun Wonwoo tak menciumnya malah beralih berbisik di telinganya.

"Aku tidak berbohong,saranghae..."

Sebenarnya Wonwoo menahan untuk mencium Hera sejak tadi, demi mendapat sebuah keyakinan di hati Hera bahwa kini dia seutuhnya milik gadis itu.

Wonwoo tersenyum lembut.
Semuanya terasa lebih ringan sekarang, dia hanya butuh mengakuinya.

Mengakui bahwa dirinya memang telah jatuh cinta dengan seorang wanita bernama Hera Kim..


Tbc.



HAI!!!!
Agak gak pede publish part ini, semoga gak aneh pas dibacanya yaa 😌

Love.qz

NEVERMIND (JEON WONWOO FF) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang