Tuuuutt..
Tuuuutt..
Tuuu--
"Apa?"
"Kok diangkatnya lama?"
"Lagi main ML."
"Daritadi?!"
"Iya."
Shania, gadis yang kini tengah berada di supermarket itu menghela nafas beratnya lalu kembali pada tujuan awal menghubungi sang kekasih.
"Cek Line."
"Dibilang lagi main,"
"Cek Line. Sekarang."
"Penting gak?"
"Banget!"
"Bohong."
"Yeee, beneran. Cek, ih. Buruan."
"Penting gak?"
"Penting banget seriusaann."
"Kalau bohong?"
"Kalau aku bohong kamu boleh confirm follow request dari Anin di Instagram kamu."
"Aslina?! Oke!"
"Giliran Anin aja lu gesit banget kayak ikan cupang."
"Widih. Hidup di dua alam dong,"
"Dua alam?"
"Iya. Di air sama di leher, hahaha."
"Bacot, Anda." Sahut Shania dengan sedikit tarikan di kedua sudut bibirnya. "Udah dicek belom Line dari akunya?"
"Bentar. Ada chat dari grup makalah kelompok."
"Awkarin makan belewah, yaelah."
"Awkarin makan pepaya, sabar ya."
"Awkarin gak makan makan, laper."
"Hmm."
Mendapat jawaban singkat khas Boby awalnya memang membuat Shania kesal. Pasalnya Shania tidak bisa diperlakukan cuek apalagi jutek, tapi entah kenapa apapun yang berhubungan dengan pria satu itu, Shania selalu punya toleransi terhadap banyak hal yang tak ia suka. Jadi selama itu Boby, rasanya sah-sah aja.
Atau bahasa gampangnya, emang dasar Shania bucin!
"Udah belom? Jangan lama-lama, aku di supermarket bukan cuma buat nunggu balesan kamu doang nih."
"Iya-iya. Aku buka,"
Belum sempat Shania berkedip, tiba-tiba telinga yang ia pasangi earphone itu mendengar suara teriakan melengking dari sebrang sana.
"YANG BENER AJA. GUE AFK SOLO RANK CUMA BUAT DISURUH MILIH LIP CREAM RASA BUAH-BUAHAN BEGINI? AMPUN GUSTI NU AGUNG.. AMPUUUNN."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
By!
FanfictionYang ceweknya cerewet eh cowoknya ham-hem-ham-hem doang kayak Limbad, tapi gapapa sih, anaknya Limbad cantik kok.