Seusai menemani Shania mencari buku di perpustakaan kampusnya, kini sepasang kekasih yang hubungannya hampir menginjak angka se-te-ngah ta-hun itu memutuskan untuk mampir ke kantin fakultas untuk mengisi perut sebelum menempuh kejamnya jalanan Ibukota di jam 5 sore.
"By, aku udah atur jadwal wawancara sama narasumber skripsi aku. Minggu depan bisa temenin ke Bandung? Kayaknya lokasinya deket rumah kamu deh," Jelas Shania sambil menyuap batagor dengan tangan kanan sedang tangan kirinya menjelajahi Instagram
Setelah memakan beberapa suapan, Boby belum juga menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu. Justru yang Shania dengar hanya umpatan-umpatan kesal pada layar ponsel yang Boby buat landscape.
Sambil sedikit menyipitkan matanya, ia menatap wajah samping Boby--tepatnya pada telinga pria itu yang ditutupi oleh earphone. Bahkan tanpa harus memakai benda yang sama, Shania dapat mendengar dengan cukup jelas suara dari permainan tersebut.
"By! Denger gak, sih?!"
"Berawal dari PUBG barukuuu~ Kau datang dengan cara tiba-tibaaa~ Bekas kekasih lama yang hilang, satu dari kekasih yang terbaik~" Nyanyian Boby yang lumayan lantang itu berhasil menarik perhatian Shania
"Main game sama siapa lu?!" Tanya Shania dengan nada sedikit meninggi sambil melepas sebelah earphone dari telinga Boby dengan paksa.
Lumayan lah ya, terasa nyeri di beberapa detik pertama.
"Sama temen," Jawab Boby acuh tanpa mempedulikan Shania yang nyaris mengeluarkan tanduk di kepalanya.
"Temen mana? Siapa?"
"Ya ada, pokoknya temen--eh jangan ke sana!"
"Siapa coba sebut nama,"
"Ada. Kamu gak bakal kenal,"
"Ya siapa?"
"Ya temen,"
"Ya siapaaa--"
"Ayana awas Ay,"
"What?! Ayana?!"
***
Sepanjang perjalanan pulang, Shania secara resmi mengibarkan bendera perang pada Boby yang berani-beraninya bermain game dengan sang mantan. Boby yang merasa tidak sepenuhnya salah hanya diam sambil sesekali melirik kekasihnya yang terus menatap ke luar jendela.
"Sayang. Kamu marah?"
Bukan Shania namanya kalau tidak langsung mengumpat dalam hati, 'Ya menurut ngana?!'
"Shan?"
"Hmm."
"Yah, dialog andalan aku jangan dipake dong,"
"Hmm."
"Shan,"
"Hmm."
"Ham-hem-ham-hem mulu kayak Nissa Sabyan,"
"Hmm."
"Shanjuuu,"
"Berisik. Nyetir aja yang bener,"
Dengan refleksnya helaan nafas berat lolos begitu saja dari paru-paru Boby.
"Oke, oke. Sesuai aplikasi ya, Mba.."
"Hmm."
***
Semalam, setelah mengantarkan Shania kembali ke rumahnya, tak ada satu pun pesan singkat yang Boby dapatkan masuk ke ponselnya. Justru gadis itu malah membuat postingan di Instagram yang menunjukkan kegalauannya. Dan bukan hanya itu, berbagai macam rayuan mulai dari kata-kata sampai tiket liburan gratis ke Solo pun hanya berakhir pada tanda baca saja.
'Susah banget kayaknya mau temenan sama mantan doang,'
Karena masih tak mendapat balasan dari sang kekasih, alhasil Boby memutuskan untuk kembali menuju alam mimpi mengingat matahari masih belum terbit dengan sempurna.
.
.
.
.
.
Tring!
Shan-Ju
Hi, By! Morning. Hehee. Maaf ya kalau kemarin aku tiba-tiba marah ke kamu. Bukannya apa-apa, aku cuma gak suka aja kalau kamu masih sedeket itu sama mantan sampe main bareng dan tanpa sepengetahuan aku. Bukannya kalau apa-apa harus lapor juga, aku kan bukan satpam, tapi kayaknya kamu yang paling tau aku se-worry apa kalau kamu deket sama perempuan lain, apalagi mantan :(( Maaf yaaaa. Jangan marah balik. Aku sayang kamu, hehe. Sekali lagi maaf, Boby Chaesar. Lafya.
Boby menepuk-nepuk pipinya dengan agak kencang. Merasa ini adalah keajaiban yang jarang terjadi--kecuali kalau Boby udah balik marah.
Bbychsr
Hmm.
Shan-Ju
YE NGELUNJAK.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
By!
FanfictionYang ceweknya cerewet eh cowoknya ham-hem-ham-hem doang kayak Limbad, tapi gapapa sih, anaknya Limbad cantik kok.