From: Dospem Q Shayank
Shania. Draft kamu ketinggalan di ruang dosen, tolong kirim lagi dalam bentuk soft copy-nya ke e-mail saya sekarang juga. Terima kasih.
To: Dospem Q Shayank
Mohon maaf, Bu. Boleh saya minta alamat e-mail Ibu? Terima kasih, Bu. 😊🙏
Tak kunjung mendapat balasan, Shania melirik arloji di tangan kirinya dengan gelisah. "Udah setengah jam, telepon aja apa ya? Eh, tapi takut ganggu. Hng...--"
Ting!
From: Dospem Q Shayank
Tidak jadi. Antar saja ke ruang rektorat sekarang. Ambil draftnya di meja saya.
"Mantap ruang rektorat! Gua udah sampe rumah dong, wuhu!" Seru Shania yang langsung menyambar jaket juga kunci motornya kembali.
***
"By, capek.."
Boby yang semula sedang asik menjelajah Instagram langsung mengalihkan pandangannya pada Shania; sudah mana wajahnya lesu, bau matahari, bisa-bisanya pula geletakan di atas kasur milik Boby.
Untung sayang.
"Mau aku pijitin gak?"
"Gak!" Shania mendengus sebal. "Kamu kalau pijitin pundak aku mah tangannya bisa naik-naik ke puncak gunung. Gak sudi aku. Hih!"
"Dih, yaudah. Geser sana lu, jangan di kasur gua. Ke gap bapak kosan baru tau rasa lu."
"Diem, ah. Aku mau isi tenaga bentar."
"Bentar apaan, udah dua jam kamu di kasur terus akunya malah di lantai. Lama-lama aku masuk angin deh nih."
"Mana ada triplek masuk angin," Belum sempat Boby membantah, Shania sudah lebih dulu mengoreksi kata-katanya. "Eh gak deng, mana ada triplek tapi perutnya buncit kayak kamu, HAHA."
"Bacot, Anda."
"Hmm."
"Heh! Dialog aku tuh,"
"Bacot, Anda."
"Hmm."
Setelah hening beberapa saat, Boby kembali membuka suaranya.
"Shan. Kok akun Anin gak ada di following aku ya?"
"Aku block."
"Lah?! Gimana sih, katanya kemarin boleh,"
"Kemarin kapan?"
"Yang waktu ituuu," Boby merubah posisinya menjadi duduk agar bisa melihat wajah Shania yang sedang tengkurap. "Yang waktu kamu gangguin aku main gara-gara suruh milih lip cream."
"Oh.." Shania memejamkan mata lalu melanjutkan kalimatnya dengan santai serta senyum yang manis. "Kan aku cuma bilang, kamu boleh confirm follow requestnya Anin, tapi emangnya aku bilang kalau abis itu dia gak bakal aku block? Enggak kan."
"Jadi abis diconfirm terus sekarang kamu block?!"
"Tepat sekali." Shania menjentikkan jarinya. "Udah, ah. Aku mau tidur bentar. Bangunin aku kalau Mama telepon. Bhay!"
"Dih, alig." Dengan ekspresi yang masih tidak percaya sekaligus kesal, Boby kembali merebahkan tubuhnya di lantai--dengan salah satu tangan menjadi bantalan sedang satunya lagi memainkan ponsel. "Heran. Gak bisa banget gitu liat pacarnya bahagia dikit karena godain adek tingkat."
"Apa, By?"
"Gaaakk~" Boby kembali menjelajah pada media sosial tersebut sambil tersenyum simpul. "Untung Anin punya second account. HEHE."
Followed itsaninditha.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
By!
FanfictionYang ceweknya cerewet eh cowoknya ham-hem-ham-hem doang kayak Limbad, tapi gapapa sih, anaknya Limbad cantik kok.