IV

1.9K 188 19
                                    

"Selamat lima bulanan, By!" Seru Shania sambil memeluk erat tubuh kurus Boby yang sedang mengendarai motor dari belakang.

Melalui kaca spion kiri motornya, Boby dapat melihat senyum indah dengan mata bulan sabit khas Shania terpancar jelas di wajah gadis tersebut--indah, batinnya.

"By! Ih. Jawab dong. Kok diem sih?"

"Iya, Shania.. Iya," Jawab Boby sambil tersenyum simpul, padahal jauh dalam hatinya ia sudah gemas bukan main melihat wajah cemberut gadis tersebut. "Kita mau makan di mana?"

"Yeee. Malah pengalihan," Shania menaruh dagunya pada pundak Boby--walau agak terbentur sedikit sih, karena keduanya memakai helm. "Eh aku lagi pengin makan saladnya h0kben nih,"

"Yakin? Jam makan siang lho ini,"

"Ya bodo amat. Tadi kan kamu nanya. Udah aku jawab lho itu, masih mending jawabannya bukan terserah coba kalo terserah bisa-bisa kamu---HWAAA! BOBY!!"

Teriakan Shania berhasil membuat beberapa pengendara lain menoleh ditambah lagi tawa lepas Boby karena tarikan gas motornya yang kencang dan tiba-tiba.

.
.
.
.
.

"Shan. Sebenernya aku sakit tau,"

"Sumpah demi apaaa?!" Shania langsung menarik lengan Boby yang sedari tadi ia peluk untuk diam di tempat. "Kok gak bilang? Kok mau aja aku ajak jalan? Kok---ih kamu maaahh,"

"Hehehehe.."

"Malah hehehe lagi lu. Sakit apa? Pusing lagi ya? Mual? Atau apa?"

"Iya pusing sama mual."

"Banget?" Wajah Shania jadi sedikit murung, "Pulang aja yuk? Kamu gak usah anterin aku sampe rumah, nanti aku naik kereta aja gapapa kok ya---"

"Ssstt.. Udah ayo cari makan, aku laper."

***

"By, makan ini yuk!"

"Iya hayuk,"

"By, abis ini ke game center yaa,"

"Iya, Shania.."

"By! By! By! Tanding basket yuk!"

"Hayuk terus,"

"By, abis ini foto box, pleaseee--"

"Shan, bentar. Aku mual."

"By?"

Tanpa menjawab pertanyaan kekasihnya, Boby hanya diam sambil berkacak pinggang.

"By? Mau pulang aja?"

"Jangan," Jawabnya sembari menggelengkan kepala dengan pelan. "Bentar ya, Shan.."

"By pulang aja yuk gapapa kok,"

"Gak usah, Sayang.." Seutas senyum tipis dari Boby malah membuat Shania semakin merasa bersalah karena memaksakan kehendaknya

"Yah pacar aku pucet. Pake lipstick dulu apa nih? Atau mau minum f4nta?"

"Iya boleh sini pake lipstick, tapi langsung dari bibir kamu ya?"

"Yeee, mesum!" Dengan entengnya tangan Shania memukul lengan Boby dan meninggalkan kekasihnya dengan berjalan lebih dulu.

"Ey, Shan! Jadi gak pakein lipstick?"

"Bodo!"

"Lah, Shan? Hey!"

Sambil tetap berjalan meninggalkan kekasihnya di belakang, Shania menutup kedua telinganya dengan telapak tangan, membuat Boby tersenyum sendiri.

"Seneng terus ya, Shania. Gapapa aku sakit, asal bukan kamu yang nyakitin. Hehe."

TBC

No one can describe how much I love 21st of July.

Ugh!

Ugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
By!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang