prolog

48 3 0
                                    

14 bulan yang lalu...

Ratna menatap kedua telapak tangannya. Darah itu memang sudah tak terlihat lagi, tapi hangat dan aroma amisnya masih terasa. Wajahnya pucat pasi, pandangannya jauh entah ke mana. Pekikan Ranti, saudara kembarnya seakan terdengar jauh dan sayup-sayup.
"Nggak mungkin!! Ini tidak boleh terjadi!!"
Sesaat mata Ranti terlihat nyalang menatap Ratna.
"Kamu pasti sengaja! Iya, kan? Aku tahu itu!"
Masih sambil menuding Ratna, Ranti terus berteriak dengan sisa tenaganya,"Kamu pasti masih menyimpan dendam, ya kan? Teganya kamu membiarkan anakku mati, Na!"
Ratna hanya bisa menangis. Air matanya mengalir tanpa suara.
"Anakku tidak salah apa-apa, Na..." ratap Ranti penuh duka.
Sesaat wanita itu kalap, mencoba turun dari ranjang. Hanya dekapan sang Ibu lah yang menahan hasratnya untuk menerjang Ratna.
"Jangan...pernah...perlihatkan...mukamu...itu...lagi...padaku!!!" terengah-engah Ranti melontarkan serapahnya.
Umpatan selanjutnya sudah tak didengarkan lagi oleh Ratna, karena gadis itu sudah menjauh meninggalkan kamar persalinan.

9 hours (9 jam di Liwa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang