K E T I G A

73 1 0
                                    

Kriiiiingggg Kriiiiingggg Kriiiiingggg …..

“aaaaaaahhhhhhhhh…” teriakku kesal karena melihat jam telah menunjukkan pukul 6:30.

Sekolah masuk pukul 7:15, sedangkan perjalanan dari rumah ku hinga ke sekolah, kurang lebih membutuhkan waktu 35 menit, itupun jika tidak ada gangguan diperjalanan seperti macet dan lain sebagajnya.

“ayo neng… ayo neng… 1 lagi langsung berangkat…” ujar kondektur angkutan umum itu memanggil ku.

Beruntung sekali diriku, bagaimana tidak, apabila biasanya aku harus menunggu angkutan umum sampai muatan penuh, untuk hari ini aku tak perlu melakukan itu.

Tepat seperti yang duga, aku turun dari angkutan umum itu pukul 7:10, dan harus berjalan ke sekolah ku sekitar 5 menit, itu karena sekolah ku berada sedikit jauh dari jalan raya, jadi aku harus cepat tiba disekolah, karena apabila aku telat 1 menit saja, gerbang sekolah akan ditutup dan itu tidak memungkinkan ku untuk dapat masuk.

Aku melangkahkan kakiku dengan cepat, bahkan sesekali aku berlari dengan kaki yang mungil ini.

Breummmm breummmm…

Suara motor terdengar jauh dibelakang ku, namun itu terdengar semakin dekat kearah ku, tiba tiba pengendara motor tersebut berhenti didepan ku, dan ternyata dia adalah Gilang.

“Lo mau bareng ga ? ini udah hampir telat… ayooo…” ucap Gilang dengan wajah yang berkilauan.

Seketika aku teridam, terpaku akan kilauan Gilang yang sangat mempesona.

“Cogannnn Cogaannn Cogaannnn….” Bisik ku dalam hati dengan wajah yang merona.

“Heyyy….” Memanggil ku sambil melambaikan tangannya di depan wajahku.

“Oh…. I…iiyaaaa iyaaaa” jawabku dengan salah tingkah.

Seketika dunia terasa indah dan hatiku layaknya taman yang dipenuhi bunga bermekaran, namun tak satu kata pun keluar dari bibirku dan begitupun dengan Gilang, hingga akhirnya kami tiba disekolah.

Setibanya kami disekolah semua mata tertuju kearah kami, terutama gadis gadis sekolah ini, matanya tajam melirik ke arah ku.

“Makasih ya… Gilang…” ucap ku dengan wajah yang berseri seri.

Dia hanya mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum kearah ku.

Tanpa memperdulikan lirikan tajam dari gadis gadis disekolah ini, aku berjalan menuju ruang kelas dengan perasaan yang berbunga bunga.

Ditumpangi oleh Gilang menaiki motor besarnya adalah impian semua gadis disekolah ini, dan aku berhasil mewujudkan impian konyol tersebut.

“OMG…. Mayaaaa……” teriak Silvi si biang gosip sekolah sambil memukul kepalaku dengan buku tulis miliknya.

“aawwww... apaan sih sill..” respon ku terhadap Silvi.

“lo udah siap punya banyak musuhhh?” Tanya Silvi dengan wajah yang serius.

“Cogan Gilang Cogan Cogan..” ucapku tanpa menanggapi pertanyaan Silvi.

“waaahhh… sakit jiwa nih cewe…. Wooooy” sekali lagi teriakan Silvi dengan buku tulisnya yang memukul kepalaku.

“aaawww…. bodo ahhh gue ga peduli, bilang aja lo iri sama gue kan soalnya tadi gue bareng Gilang,,, ehhh ehhh tadi tuh yah dia senyum ke gue gituuu, sumpah ganteng banget Sil…” jawabku atas semua pertanyaan Silvi.

“Pokonya gue udah ingetin lo, kalo lo diteror sama fans fans nya Gilang yang fanatik gue ga ikut ikutan” kata Silvi dengan tegas.

Silvi memang biang gosip, dia gadis yang sangat heboh, berisik, bawel, dan terkadang menjengkelkan, namun terlepas dari itu semua, dia adalah sahabatku yang baik dan sangat mengerti aku.

***

Ting Tong Ting…

Jam istirahat pun tiba, hari ini adalah latihan terakhir sekaligus pengumuman siapa yang akan ikut serta untuk mewakili sekolah dalam Pentas Olahraga Nasional, lapangan sekolah pun sangat penuh terisi seluruh siswa yang ingin melihat dan ingin tau siapa siapa saja yang akan berangkat untuk mengikuti ajang bergengsi yang diselenggarakan setahun sekali ini.

Tim basket tidak merubah sedikit pun susunan pemainnya, jadi Tim ini masih dengan susunan seperti tahun lalu dengan di Kepalai oleh Gilang sang Kapten.

Begitu juga dengan Tim Futsal yang hampir tidak berubah sedikitpun secara komposisi pemain, yang membedakan tahun ini dari tahun lalu adalah dengan ditunjuknya Jhony sebagai Kapten baru, menggantikan Radit yang sedang fokus menghadapi Ujian Nasional.

***


Ketika aku dan Silvi hendak menuju ke kantin, langkah kami dihentikan 3 orang siswi junior kami yang adalah pengagum rahasia Gilang.

“Stoppp….” Ucap salah satu dari ketiga siswi junior tersebut.“apa hubungan kaka sama ka Gilang” Tanya siswi junior kedua kepadaku.

“kok ‘kaka’ sihh ?… yang galak dong, biar mereka takut” bisik junior ketiga ke temannya yang bertanya barusan.

“eeehh maksud aku apa hubungan ‘elo’ sama Gilang ?,,,” ucap junior kedua memperbaiki pertanyaan sebelumnya.

“maksud aku? Kok ‘aku’ sih…. Sumpah lo kedengeran cupu banget” koreksi junior ketiga untuk pertanyaan temannya.

“ehhheeemmmm jadi gini tujuan kami bertiga Cuma bilang ke elo supaya jauhin Kak Gilang ?” ucap junior pertama memotong kedua temannya dan dengan tegas memperingatkan ku.

“Ehhhh bocil.. bocil.. bocill… siapa yang ajarin lo bertiga songong sama senior hah?” tanya Silvi sambil menyentil telinga mereka bertiga.

“ampun ampun kak…. kita Cuma cemburu liat kaka itu jalan sama kak Gilang tadi” jawab mereka ketakutan dengan expresi Silvi yang sangat kejam.

“udah udah Sil….” Ucapku tersenyum menghentikan Silvi memarahi mereka.

“udah kalian pergi… keburu gue ngamuk lagi nanti nih ,,,” kata Silvi ke mereka bertiga.

Mereka pun pergi dengan sangat cepat.

***


Karena terhambat ketiga siswi junior tadi, untuk kali kedua aku kehabisan  roti dagingku, dengan berat aku berpaling meninggalkan kios roti daging tersebut, tiba tiba seorang pria menarik tangganku.

Bersambung.

Aku, Basket & FutsalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang