I SEE IT || part 2

1.6K 167 15
                                    

Aku memandang langit-langit kamarku. Saat ini aku sudah di apartemen milikku. Kejadian tadi siang masih teringat jelas di benakku.

Ternyata ayah kenzo sudah tiada, dan ibunya pasti sendirian. Aaa... Kenapa jadi teringat masalahku sih. Akhirnya ibu kenzo mau menerima kenyataannya.

Meskipun pedih tapi itulah takdir yang tidak bisa ditolak. Takdir yang tuhan berikan untuk setiap hamba-Nya.

Seperti takdirku ini. Dulu aku menolak semua kenyataan ini, namun aku sadar. Seberapa keras pun aku berusaha, aku tetap tidak akan bisa menghilangkannya atau mengubahnya.

Hhaahh... Hari ini sangat melelahkan.

END SAKURA POv
.
.
.

KRING... KRING... KRING

Suara nyaring jam beker memenuhi kamar Haruno sakura. Membuatnya menjadi sangat terusik.

Lalu sebuah tangan menjulur kearah samping tempat tidur yang terdapat meja kecil untuk menaruh lampu tidur dan jam bekernya.

"Aaaa... Akhirnya. Dasar jam beker sialan" umpatnya setelah berhasil mematikan jamnya.

"Aahhh... Masih jam 7 juga ah" katanya sambil tidur... Lagi. Eehh... Saku-chan kau melupakan sesuatu pagi ini.
.
.

Silau cahaya pagi tampak masuk melalui celah-celah jendela kamar tidur sakura. Tampaknya matahari sudah mulai naik.

Dan terima kasih cahaya, akhirnya gadis itu terusik. Menguap dan merenggangkan tangan. Melirik ke jam dan

"Ngantuknya... Jam 10 toh"

Tidur lagi, cari posisi nyaman dan

"A-APA SUDAH JAM 10" teriak Sakura panik sambil berlari ke kamar mandi.
Ya Sakura gadis yang pelupa.

"Duh matilah aku ini. Mana-mana baju. Ah ini dia, sepatu, tas, cium rambut, ahhh wangi kok" duh Sakura jadi keter kan.

Sakura berjalan dengan tergesa-gesa sampai pintu dan membukanya

"Kyaaaaa" kaget Sakura sambil memegang dadanya, duhh kan rasanya jantungnya pengen lepas.

"Sakura-chan manis sekali. Mau pergi ke mana?" tanya seorang pemuda yang tampak sangat pucat.

"Toneri-san, sudah berapa kali aku bilang jangan mengagetkan ku. Dan aku sedang terburu-buru. Aaa... Aku terlambat interview" jerit Sakura sambil berlari keluar apartemen. Sedangkan penghuni apartemen itu hanya geleng-geleng kepala.

"Lagi-lagi Sakura-chan gemesin" ucap pemuda itu sambil tertawa.

Toneri adalah arwah seorang pria yang sudah meninggal. Dia sudah lama disini dan sudah lama kenal dengan sakura.

Bisa dibilang mereka... Teman.

...

"Aahh... Gomen". "gomenasai. "gomen"
Begitulah suara seorang perempuan yang sejak tadi berlari seperti dikejar hantu. Ya, dia lupa bahwa hari ini ada intetview untuk masuk kerja.

"Matilah aku" begitu kata saat melihat jam di tangannya. Menambah laju larinya dan

"Akhirnya sampai di halte dan kenapa busnya lama sekali"

Tingg

Akhirnya suara pintu bus terbuka langsung memacu jalannya. Melirik sekilas dan sudah jam 11.00 siang. Aaahhh

'Aku akan terlambat dan... Gagal lagi' ucap Sakura dalam hati.

..

Kini Sakura berdiri didepan sebuah gedung pencakar langit. Gedung perusahaan yang besar. Melangkah perlahan dengan gugup.

I SEE ITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang