Part 5

1.7K 316 24
                                    

Jaehyun mencuri pandang di setiap lorong yang ia lewati di hotel. Entah kenapa matanya seperti tengah mencari sesuatu, seseorang lebih tepatnya. Tapi ia tak ingin secara terang-terangan mengakui, kalau ia tengah mencari orang itu.

"Selamat pagi, tuan Jung." Jaehyun terlonjak kaget karena seseorang menyapanya saat ia tak waspada.

"Oh, ya. Selamat pagi." Balas Jaehyun datar.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan? Sepertinya Anda sedang mencari sesuatu?"

Jaehyun mengernyit mendengar pertanyaan dari salah satu bawahan ayahnya itu. Memangnya terlalu ketara ya?

"Tidak. Bukan apa-apa."

"Baiklah. Kalau begitu, saya permisi tuan Jung."

Jaehyun dan orang itu sama-sama berbalik dan berselisih jalan. Tapi kemudian Jaehyun berhenti karena suatu dorongan yang sangat kuat di hatinya. Ia berbalik dan memanggil orang itu kembali.

"Apa kau tahu seseorang bernama Lee Taeyong?"

"Ya?"

.
.
.

"Taeyong-ah, kau tidak pulang semalam?"

Ibu Kim bertanya pada Taeyong yang tengah menyiapkan sarapan yang diantarkan suster untuknya. Ibu Kim bertanya begitu karena pakaian yang Taeyong pakai masih sama dengan kemarin.

"Aku akan pulang setelah ini eomma."

"Semalam kau tidur di mana? Kenapa tidak datang ke kamar eomma?"

"Err... Aku... Sudahlah tidak penting aku tidur di mana. Eomma, buka mulutmu." Taeyong menyodorkan sesendok bubur pada ibu Kim. Ia sudah meniupinya sebelumnya agar tidak panas.

"Eomma bisa makan sendiri. Kau cari makan saja untukmu. Eomma yakin kau belum makan pagi ini. Dan jangan bilang kalau kau tak lapar. Kau masih harus bekerja kan? Jangan banyak alasan. Cepat pergi sekarang."

Ibu Kim benar-benar tidak memberikan kesempatan Taeyong untuk beralasan apalagi menolak. Ibu Kim sepertinya sudah hafal sekali dengan perangai Taeyong.

"Baiklah. Eomma habiskan ya makannya. Aku kembali sudah habis loh."

"Iya, iya. Eomma bukan anak kecil. Sudah, pergi sana." Dengan genstur seperti mengusir ibu Kim meminta Taeyong untuk bergegas.

.
.
.

"Lee Taeyong... Ini dia. Dia seorang daily worker yang bekerja di bagian dapur. Dia terdaftar sebagai pekerja harian sejak 6 bulan yang lalu. Karena dia bukan karyawan tetap jadi tak ada banyak data tentangnya. Maafkan saya, tuan Jung."

"Tidak apa. Bisakah kau panggil dia ke ruanganku? Sekarang."

"Akan saya panggilkan."

.
.
.

Jaehyun mengetuk-ngetuk mejanya dengan tak sabar. Ia memang masih magang di hotel, tapi ia telah memiliki ruangannya sendiri yang tak kalah besar dan mewah dari ruang seorang direktur. Ia tengah menunggu seseorang bernama Lee Taeyong untuk datang ke ruangannya.
Tak lama kemudian, orang yang ditunggunya datang. Sambil membungkuk hormat, Taeyong menyapa Jaehyun dengan sopan.

"Ada apa tuan memanggil saya?"

"Kau yang bernama Lee Taeyong?"

"I-iya, tuan..."

"Hm, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu. Kau bisa menunggu di sini."

"Eh?"

Taeyong tampak berpikir, siapa orang yang ingin bertemu dengannya. Kalau orang itu sampai meminta tolong anak presdir untuk memanggilnya, berarti posisinya tentu lebih tinggi dari anak presdir. Apakah itu berarti presdir sendiri yang ingin menemuinya? Tapi untuk apa? Apa ia telah membuat kesalahan?

Our BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang