Part-5

6.9K 451 2
                                    

Ino terlihat lebih ceria dibanding biasanya, Ia bahkan bersenandun riang.
Enath apa yang membuat ino terlihat begitu bahagia.
Brak!!
Suara pintu terbuka dengan kasar membuat ino sangat kaget. Ia memandang kearah pintu, bersiap untuk memarahi orang yang membuka pintu dengan kasar.
Belum sempat ino berucap, suaranya tercekat setelah melihat siapa pelaku pembanting pintu.
Dengan mata onyx yang berkilat tajam, sasuke langsung berjalan kearah ino dengan amarah yang jelas terlihat diwajah tampannya.
Ino memundurkan langkahnya." Apa yang terjadi?" Tanya iner ino.
Sasuke tepat dihadapan ino, memandang mata biru ino dengan onyx tajamnya yang terlihat merah menahan amarahnya.
" kau sengaja melakukan ini ino?" Tanya sasuke penuh penekanan.
Suara ino tiba-tiba menghilang, ia tak mampu menjawab pertanyaan dari sasuke. Ino terlalu takut dengan amarah pria itu.
" jawab ino!!" Bentak sasuke, membuat ino memundurkan langkahnya lagi.
Ingin rasanya ino menjawab pertanyaan dari sasuke tapi suaranya seperti tercekat ditenggorokannya.
Ino hanya mengganguk pelan.
Onyx sasuke tambah merah, pertanda bahwa sasuke sedang benar-benar marah.
" argh!!" Erang sasuke. Sasuke benar-benar kacau.
Tangan kekarnya ia tinju kearah tembok dibelakangnya. Ino bertambah kaget , sebenarnya apa yang terjadi kenapa malah jadi begini. Berbagai pertanyaan bergelayutan diotak ino.
Cairan merah keluar dari tangan sasuke. Tapi ia tak menghiraukan rasa sakit ditangannya, hatinya terlalu sakit.
Sesak rasanya menerima kenyataan bahwa sakura sudah memiliki penganti dirinya.
" pergilah " perintah sasuke lirih.
" sasuke..." panggil ino penuh kekhawatiran.
Sasuke memberi tatapan tajam pada ino. Tak mau lama-lama dipandang dengan tatapan yang menakutkan itu, ino segera pergi dari ruang rias.
" argh!!" Sasuke kembali meninju tembok yang tak bersalah.
" kenapa sesakit ini" lirih sasuke, tangan yang berlumuran darah mencengkram dada kanannya erat.

Ino membuka apartementnya keras, ia menahan tangisnya sejak dirinya diusir oleh sasuke.
" kenapa jadi begini..." ucap ino disela-sela tangisnya.
Ketukaan pintu yang agak keras membuat ino segera membukanya, ia sudah tau siapa yang datang.
" sai.." lirih ino, dia langsung menerjang tubuh kekasihnya.
Sai langsung datang keapartement kekasihnya, setelah ino menelfonya disertai suara tangis gadis pirang itu.
Sai menuntun ino untuk duduk disofa. Ino memeluk sai dengan sangat erat, tangisnya juga semakin menjadi.
"Hiks...hiks... apa yang sudah ku lakukan hiks..." lirih ino.
" huss... tenang lah.." tangan kekar sai menepuk-nepuk punggung gadisnya.
" ini semua salah ku.. hiks...hiks. harusnya aku mendengarkanmu ... hiks... ini semua salah ku hiks..." suara serak ino membuat hati sai mencelos.
" ini bukan salah mu... hus.. berhenti menyalahkan dirimu ".

Sasuke kembali berganti baju untuk kesekian kalinya. Berbagai pose telah ia pamerkan kepada sang photografer.
" buka sedikit kancing kemejamu" perintah si photografer.
Sasuke langsung membuka dua kancing lagi, dada bidang sasuke terlihat begitu mempesona.
" oke!. Kita selesai!" Seru photografer.
Sasuke menghembuskan nafas lega.
Sudah hampir 1 minggu ini, ia disibukkan dengan kegitan perfom, foto untuk majalah dan sebagainya.
Sasuke sedikit bersyukur walau ia lelah tapi pikiranya tidak terlalu terfokus pada kejadian 1 minggu lalu.
Pintu kayu yang bertuliskan Uchiha Sasuke terbuka, menampilkan sosok yang sangat jelas raut lelahnya diwajah tampanya.
Sasuke langsung mendudukan dirinya disofa, onyxnya ia sembunyikan dibalik kelopak matanya.
Tanganya memijat pangkal hidungnya. Hembusan nafas berat keluar dari bibirnya.
Pintu kayu itu kembali terbuka menampilkan sosok sang manager.
" oi sasuke... " sapa kakashi dengan senyum lebar dibalik maskernya.
Sasuke tak mengubrisnya.
Kakashi memposisikan dirinya duduk disamping sasuke.
" si photografer sangat menyukai hasil fotomu. Itu hebat sasuke. Terus tingkatkan" ucap kakashi sambil fokus dengan ponselnya.
Sasuke tak menjawabnya, bahkan ia juga enggan untuk membuka matanya. Sasuke terlalu lelah.
" oh ya, besok kita mulai syuting untuk video lagu barumu" terang kakashi.
Hembusan nafas berat sasuke sebagai jawabnya, Kakashi menoleh kearah sasuke.
Kakashi menghela nafas " lebih baik sekarang kau bersihkan badanmu dan istirahat. Jadwal kita untuk hari ini sudah selesai" tak ada respon dari sasuke.
Kakashi kembali menghela nafas.
" ino! Kau bersihkan wajah sasuke, dan siapkan air hangat juga".
Merasa namanya dipanggil ino langsung menoleh kearah sasuke dan kakashi duduk. Tanpa banyak bertanya lagi ino langsung membawa peralatan untuk membersihkan make up diwajah sasuke.
Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai ditempat sasuke, langkahnya tiba-tiba berhenti setelah mendengar suara dingin sasuke.
" tak perlu" ucap sasuke , onyx yang sedari tadi tersembunyi sekarang memandang tajam kearah wanita pirang disebrang sana.
Ino mengigit bibir dalamnya, cengkaramnya pada tas make upnya menguat.
Sasuke langsung mengambil kunci mobilnya dan pergi begitu saja.
Kakashi menghela nafasnya kembali ia memandang sendu ino.
" jangan terlalu diambil hati. Mungkin dia sedang lelah" ucap kakashi mencoba menenagkan perasaan ino.
Ia juga bingung dengan sikap sasuke yang tiba-tiba dingin pada ino akhir-akhir ini. Mata ino mulai panas mungkin sebentar lagi cairan bening akan segera meluncur dari kelopak matanya.

Sakura dan sasori tenagah asik mengobrol diteras rumah, atensi mereka beralih kearah wanita paruh baya dengan nampan berisi teh dan cemilan.
Mebuki tersenyum lembut kearah kedua insan beda gender itu.
" ini saya bawakan teh dan juga cemilan supaya tenggorokan kalian tidak kering" mebuki menaruh nampan berisi teh kemeja. Sasori dengan senyum yang sangat manis menurut mebuki langsung mengambil cangkir berisi teh ocha yang masih mengepul.
Sakura dan mebuki tertawa melihat kelakuan sasori.
Sasori mencecap teh ocha dengan hati-hati sesekali ia meniup tehnya agar tidak terlalu panas.
" oh ya sakura. Apa nanti malam kau ada acara?" Tanya mebuki, membuat sakura mengurungkan niatnya untuk mengambil kue hangat itu.
" tidak ada. Memangnya kenapa?" tanya sakura sambil memasukkan kue jahe itu ke mulutnya.
" tadi mikoto menelfon, dia mengundang kita makan malam dirumahnya" mendengar ucapan mebuki sakura langsung menghentikan kegiatan mengunuahnya.
Sakura ingin menolak undangan itu, tapi belum sempat menjawab mebuki langsung memotongnya.
" tidak ada penolakan" ucap mebuki sambil melenggang pergi, mebuki tak mengubris seruan dari sakura.
Sasori hanya memandang bingung kearah sakura. Memangnya ada yang salah dengan undangan acara makan malam.
" ada apa?" Tanya sasori penasaran.
" tidak ada apa-apa" jawab sakura dengan sedikit cemberut, sasori hanya beroh ria.

Suara gelegar haruno mebuki kembali terdengar dikediam haruno itu. Sudah berkali-kali ia memanggil anaknya tapi tetap saja tak ada jawaban dari sakura.
Membuat amarahnya kembali naik, dengan hentakan kaki yang keras mebuki menyusul anaknya yang masih didalam kamar.
Tok...tok...tok.
" sakura apa kau tidak mendengarkan panggilanku. Cepat lah kita sudah terlambat" ucap mebuki sambil mengetuk-ngetuk kamar sakura kasar.
" sakura buka pintunya jangan seperti anak kecil. Atau kau mau aku mendobrak pintu ini" tak berlangsung lama pintu putih itu terbuka menampilkan sosok berambut pink yang dibiarkan tergurai dengan dress hitam selututnya.
Sungguh cantik penampilan sakura kali ini, ia terlihat sangat anggun tapi sayang wajahnya ia tekuk dan sakura mengembungkan pipinya.
" oh..oh.. lihat anak cantikku ini. Tapi apa-apaan ini" tangan lentik membuki menangkap wajah sakura.
Ia menarik sisi bibir sakura dengan kedua jarinya.
" senyum dong... kan jadi terlihat tambah cantik" sakura memaksa ia tersenyum.
" ayo pergi" ucap mebuki sambil menarik tangan sakura, dan sang embu hanya menurut saja.

Sakura dan kedua orang tuanya sudah berdiri didepan mansion termegah dijepang.
Sakura sebenarnya merindukan tempat ini, tapi kalau mengingat siapa yang tinggal disini sungguh membuatnya merasa sesak.
Pintu besar itu terbuka menampilkan beberapa pelanyan wanita dan laki-laki yang tersenyum ramah.
Salah satu pelayan laki-laki tadi mempersilahkan masuk.
" selamat datang tuan dan nyonya haruno. Anda sudah ditunggu diruang keluarga" ucap pelayan itu sopan.
Kami hanya mengangguk, si pelayan menuntun kami ketempat keluarga itu biasa berkumpul.
Pelayan itu mengetuk pintu pelan.
" tuan dan nyonya haruno sudah tiba" seru pelayan itu.
" masuk" suara tegas terdengar dari sebrang pintu.
Tanpa menunggu lama si pelayaan langsung membukakan pintu.
" selamat datang mebuki lama tidak bertemu" suara lembut itu yang sangat sakura rindukan langsung menyambut mereka.
Mebuki menerima pelukan dari mikoto.
" iya aku merindukanmu".
Mikoto melepaskan pelukannya dari mebuki dan beralih memandang seseorang yang familiar baginya.
" apa kau sakura ?" Tanya mikoto, semua atensi beralih kearahnya.
Sakura hanya mengganguk sebagai jawaban.
" oh ya ampun kau terlihat tambah cantik saja sakura" ucap mikoto sambil menerjang tubuh sakura.
" oba-san juga terlihat makin muda" sakura membalas pelukan mikoto.
Mereka lalu larut dalam obrolan, tapi sakura terlihat gelisah. Matanya sedari tadi menatap was-was sekeliling rumah uchiha itu.
Pintu keluarga tiba-tiba terbuka membuat sakura membulatkan matanya, nafasnya tiba-tiba berhenti"
.
.
.
TBC.
maaf makin ngelantur nih cerita. Terima kasih yang masih setia membaca fanfic sampah saya.🙏🙏

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang