Part-12

5K 352 10
                                    

Onyx itu memandang lurus ke halaman rumahnya kosong. Hawa dingin yang menusuk tak mengentarkanya untuk tetapberdiri dibalkon kamarnya.

Pikirannya masih terbayang dengan kejadian tadi siang, tatapan dingin dan suara yang tak kalah dingin sakura masih terngiyang samapai sekarang.

Dadanya kembali nyeri, entah sudah berapa kali ia merasakan nyeri didadanya hari ini. Apa sasuke butuh dokter untuk mengobati nyeri ini?.

" apa begitu bencinya kau dengan ku sakura?" Iner sasuke bertanya, helaan nafas keluar dari bibir tipisnya.

Itachi yang sedari tadi memerhatikan sasuke dari ambang pintu kamar sasuke, tak tahan untuk tidak mendekat.

Sasuke melirik malas kearah itachi yang sudah berada disampingnya.

" pergilah. Aku sedang tak ingin berdebat denganmu" ucap sasuke tanpa mengalihkan pandangannya.

Itachi terkikik mendengar sasuke.
" tak perlu sensi begitu sasuke". Ujar itachi.

Sasuke menghela nafas bosan.

" ada apa?" Tanya itachi, onyx yang sama dengan adiknya mengikuti arah pandang sang adik.
Tangan kekarnya memeluk dirinya sendiri, jujur saja itachi kedinginan walau ia sudah memakai sweter tebal.

Dasar manusia es. Apa dia tidak kedinginan hanya dengan kaos oblongnya? Batin itachi, melihat adiknya tak kedinginan.

" buka urusanmu!" Ketus sasuke.

Itachi menghela nafas bosan, adiknya masih sama. Selalu mengangap dirinya paling kuat. Padahal itachi tau kalau sasuke rapuh lima tahun ini.

" hah ayo lah sasuke. Kau tak perlu sedingin itu pada anikimu ini" onyx itachi bergulir menatap dalam sosok sang adik.

" kau bisa mengatakan apa masalahmu padaku. Siapa tau aku bisa membantu"

Sasuke mulai menunduk. Benar yang dikatakan itachi dia butuh seseorang untuk mendengar semua keluh kesahnya.

" apa ini tentang sakura?" Pertanyaan itachi sontak membuat kepala raven itu menoleh kearahnya.

Itachi tersenyum kemenangan, benar dugaanya.
Onyx sasuke memandang tajam menantang onyx sama dengannya.

" tidak perlu sekaget itu sasu. Aku sudah mengetahuinya lama. Kau ingat aku jenius" ujar itachi membanggakan diri.

Sasuke memutar matanya bosan.

Hening.

Itachi membiarkan sasuke untuk berpikir terlebih dahulu. Ia tau kalau sasuke bukan orang yang pandai dalam bicara panjang lebar.

" apa masih ada kesempatan untuk ku?" Tanya sasuke pelan, namun masih bisa didengar itachi.

" mungkin" itachi sengaja menjawab dengan singkat agar sasuke bisa bercerita lebih dalam lagi.

" setelah semua yang ku perbuat" sasuke menarik nafas sebentar, kemudian tersenyum kecut.
" hha bodoh tentu saja tidak. Bahkan sakura sudah jelas-jelas menolak ku. Apa yang bisa aku harapkan lagi. Bodoh. Bodoh" runtuk sasuke pada dirinya sendiri.

Itachi memandang sasuke sendu. Ia tak pernah melihat sasuke sekacau ini.

" tapi kenapa harus sesakit ini. Kenapa?" Tangan kekarnya mencnegkram dadanya kuat.

Tanpa disadari air bening itu mulai berjatuhan kepipi mulus sasuke. Itachi terkejut, ini pertama kalinya ia melihat sasuke menangis setelah ia tumbuh dewasa.

" aku benar-benar seorang pecundang. Pecundang".

Itachi tak tega melihat sasuke yang terus menyalahkan dirinya sendiri. Rasa persaudaraan menuntun itachi untuk merengkuh badan yang terlihat kokoh, namun sebenarnya rapuh milik adiknya.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang