Part-15

5.1K 366 20
                                    

Matahari meyingsing kesetiap jelah jendela para umat manusia yang masih bergulat dengan kasur mereka. Memaksa mereka untuk segera terbangun dari mimpi indahnya, memaksa mereka untuk segera menjalankan kenyataan hidup baik manis atau pahit.

Tidak terkecuali dengan pria berambut revan yang masih tertidur pulas. Wajahnya ia sembunyikan dibalik selimut tebal.

Dengkuran lembut jelas terdengar diruangan yang berdominan warna drakblue. Menandakan bahwa pria itu benar-benar letih.

Namun suara ketukan disebrang pintu, menganggu mimpi indahnya. Ia menlenguh kecil tubuhnya mengeliat meringkukan kembali badanya kedalam selimut.

Tok...tok...tok...
Tok...tok...tok...

Ketukannya semakin keras memaksa telingganya mendegarnya, dengan kasar Ia membuka selimut yang menutupi wajah yang biasanya tampan. Erangan tidak suka ia luncurkan.

" Aku bangun!!" Serunya.

Setelah itu tidak ada ketukan pintu lagi, dengan sangat terpaksa Ia menyeret tubuhnya untuk bangun. Tangan kekarnya memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

" Argh.." Persekian detik nyeri dikepalanya menghilang.

Onyxnya melebar melihat keadaan kamarnya yang bisanya rapi dan selalu bersih, sekarang seperti kapal pecah.
Berbagai barang yang terbuat dari kaca pecah berserakan kemana-mana. Buku-buku yang berada dirak sekarang bertebaran dilantai kamarnya.

Onyxnya kembali membulat ketika Ia melihat penampilannya sendiri, sangat kacau.

Kemerja putih yang sudah sangat kusut, kancingnya terbuka memperlihatkan dada bidangnya juga berbagai noda terlukis dikemejanya.

Kakinya masih dengan rapi terbalut sepatu, Sasuke mendengus.

" Apa yang terjadi..?" Gumamnya pada dirinya sendiri.

Sasuke mencoba mengingat kejadian sebelum semuanya jadi berantakan seperti ini.

Sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyum masam ketika Ia sadar apa yang telah terjadi tadi malam.

Flash back.

Prak!
Duagh!
Prak!

Suara gaduh mengalun diseluruh penjuru mansion Uchiha yang biasanya sepi.

Pelayan juga pemilik mansion segera berbondong-bondong menuju area keributan di tengah malam seperti ini.

Dari dalam sebuah kamar terlihat seorang pria yang tengah asik melemparkan segala barang yang ia temukan.

Vas bunga hingga buku-buku tebal didalam rak dengan brutal ia melemparkan kesembarang arah.

Melampiaskan segala rasa sakit yang menyiksa dirinya selama ini. Ia menghiraukan seruan dari ibu juga ayahnya disebrang pintu kamarnya.

Ia meruntuki dirinya sendiri yang kembali menjadi pria menyedihkan seperti dulu.

" Argh!!!!" Erangnya.

Mencoba mengeluarkan sesuatu yang terua menerus mencengkram jantungnya hingga Ia kesulitan untuk bernafas.

Air mata kembali membasahi pipi sang pria. Wajah yang biasanya tertampang arogan sekarang berubah menjadi wajah yang sangat menyedihkan.

Ia kembali meninju dinding dengan keras, dinding yang tak bersalah itu menjadi pelariannya.

Dinding yang tadinya mulus sekarang terlihat retakan kecil dan noda merah yang tertingal.

HappierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang