Kalau aku balas komen dengan emoji-emoji tertentu dan bukannya menjawab pertanyaan kalian, itu artinya aku takut keceplosan spoiler.🙈🙈🙈
Jadi tolong dimaklumi ya.
Enjoy..
---------------------
Kata orang, ciuman pertama akan sulit dilupakan. Yang pertama pasti akan selalu membekas dalam hati. Karenanya, aku menantikan momen itu.
Walaupun otakku sudah terkontaminasi, aku berusaha sebisa mungkin menjaga diriku untuk pria yang akan menjadi suamiku nanti.
Tapi, aku kecewa.
Tidak ada perasaan sejuta kupu-kupu mengepak dalam perutku, tidak ada rasa apa-apa.
Ko Terry hanya menempelkan bibirnya padaku, dan hanya dua detik, tidak lebih. Lalu dia mengangkat wajahnya dan kembali duduk di posisinya.
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak menciummu-"
Aku penasaran. Aku nggak puas. Aku nggak mau punya ciuman pertama seperti ini.
Mungkin Ko Terry akan menganggapku wanita nakal, dan malah membatalkan perjanjian kami, aku nggak peduli. Dia telanjur mengambil ciuman pertamaku.
"Kamu telanjur mengambil ciuman pertamaku, jadi sebaiknya kamu melakukannya dengan benar," ucapku memotong kata-katanya, dan Ko Terry membelalak kaget.
"Kamu belum pernah ciuman sebelumnya?" Aku menggeleng. Cium pipi sih sering. Sama Benji tuh yang paling sering.
"Tidak mungkin.. Kamu kuliah di luar, walaupun kamu nggak pernah punya pacar, tapi tidak mungkin kamu nggak pernah ciuman-"
"Eh, kuliah di luar nggak membuatku hidup liar ya, jangan ngaco deh, Ko. Lagipula, sahabatku selalu menjagaku supaya nggak didekati cowok-cowok di tempat kuliahku. Eh, tunggu dulu. Ko Terry tahu darimana aku nggak punya pacar?" tanyaku sambil menatapnya curiga.
Ko Terry tidak menjawab. Dia malah menangkup wajahku, dan sorot matanya tidak dapat kumengerti.
"Aku benar-benar beruntung."
Lalu kepalanya menunduk, dan aku memejamkan mataku, menunggu.
Ko Terry kembali menempelkan bibirnya yang lembut di bibirku, dan jantungku berdegup kencang saat dia mengulum bibirku. Tubuhku meremang, saat Ko Terry mengusap tengkukku perlahan. Tanpa sadar aku mendesah, dan lidah Ko Terry masuk ke mulutku, lalu menggoda lidahku. Aku benar-benar blank. Ini benar-benar enak.
Saat wajah Ko Terry menjauh, aku mendesah kecewa. Ko Terry tersenyum tipis, dan mengusap ujung bibirku.
"Enak?" Aku mengangguk.
"Lagi."
"Kita harus bicara."
Aku merengut, tapi Ko Terry tidak memedulikanku. Dia malah mengalihkan pandangannya dariku.
"Kita mulai pacaran hari ini, dan sabtu ini aku akan membawamu menemui Nina."
Aku membulatkan mataku.
"Sabtu ini?" Itu artinya lusa. Lusa???
"Ya. Jack dan Jill ulang tahun ke-8, dan Nina mengadakan acara makan-makan di rumahnya. Aku akan membawamu sebagai kekasihku."
Aku membulatkan mataku dengan maksimal sekarang.
"Seriusan?"
"Ya. Pernikahan yang akan kita jalani nanti adalah hal yang serius, Lili."
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Day
ChickLitLilian merasa dunianya runtuh saat sang ayah meninggal, dan meninggalkan perusahaan yang terjerat utang padanya. Di saat tidak ada yang dapat membantunya, hanya satu orang yang bersedia membantunya, dengan syarat dan ketentuan berlaku. "Menikah sama...